Selasa, 27 Maret 2012

GOOGLE+ ...apa pula itu..?

deddynoer.blogspot.com Gunakan Google+ untuk berbagi di web seperti Anda berbagi di dunia nyata Google Plus adalah sebuah situs jejaring sosial yang baru yang dirilis oleh Google, dimana google+ memiliki kemampuan dan fungsi yang hampir sama seperti situs jejaring sosial seperti facebook dan friendster. Pada awalnya Google plus adalah sarana menambah teman pada sesama pemilik account di google, tetapi pada Selasa 4 Juli 2011 Google telah membuka google plus untuk publik sehingga orang2 dapat login secara langsung tanpa diundang lebih dulu dari seorang teman yang telah terdaftar di akun google plus Namun, jika dilihat dari segi fungsionalitas dan tampilan Google Plus lebih mirip dengan Facebook. Tentunya dengan berbagai macam fitur yang dimiliki oleh Google Plus. Terdapat berbagai macam perbedaan dan kelebihan antara Facebook dengan Google Plus. Diantaranya adalah pada Google Plus kita dapat dengan bebas mengelompokan teman kita, tidak seperti pada Facebook yang hanya dibatasi menjadi beberapa kelompok saja. Dan masih banyak lagi kelebihan-kelebihan Google Plus jika dibandingkan dengan Facebook. Oleh karena itu, banyak orang mengatakan Google Plus sebagai “Facebook-Killer”. Salah satu yang membedakan Google Plus dengan situs jejaring sosial yang lain adalah pada proses pendaftaran. Proses pendaftaran Google Plus jauh lebih mudah. Namun masih banyak orang yang bingung bagaimana cara untuk bergabung dengan Google Plus. Untuk daftar Google Plus kita tidak bisa serta merta mendaftar layaknya situs jejaring sosial yang lain. Google Plus menggunakan sistem invite atau undangan dari orang yang sudah bergabung dengan Google Plus. Untuk sementara, agar bisa di undang untuk bergabung dengan Google Plus email yang digunakan haruslah Google Google Plus dapat diakses dengan mengunjungi alamat website http://plus.google.com dan berikut adalah langkah-langkah untuk login google plus: * Buat akun gmail sebagai e-mail Anda * Atau Login menggunakan account Gmail Anda yang sudah dimiliki. * Untuk calon pengguna yang belum memiliki account Gmail dapat mendaftar (sign up) sebelum memulai mendaftar atau login di account google plus. Google plus diyakini menjadi pembunuh facebook dengan fitur tambahan dan fungsi dari jaringan sosial lainnya. Berikut adalah beberapa fitur tambahan yang akan menjadi andalan google plus untuk mengalahkan beberapa situs jejaring sosial lainnya: 1. Hangouts (Nongkrong) Ini adalah layanan konferensi lebih dari dua orang dengan panggilan video. 2. Sparks. Fitur ini menghubungkan individu dalam jaringan ini untuk orang-orang yang memiliki minat yang sama terhadap sesuatu. 3. Huddles (Berkerumun) Layanan ini menyediakan kelompok dalam jaringan ini untuk mengirim pesan instan. 4. Circle (Lingkaran) Fungsi layanan untuk memasukkan nama teman-teman dalam kelompok dan pengguna dapat berbagi konten kepada teman-teman yang lain.

Senin, 26 Maret 2012

Harga BBM Naik? Nasionalisasi Saja Kompeni2 Minyak Asing!

by A Nizami


Jihad bukan cuma perang. Tapi juga ekonomi. Jangan biarkan sepeser pun uang, minyak, dsb jatuh ke tangan kafir harbi seperti AS dan Israel:
Harga BBM naik lagi mengikuti harga New York?
Nasionalisasi saja perusahaan2 migas asing seperti Chevron, Exxon, dsb agar rakyat Indonesia makmur!
Arab Saudi sebelumnya diporoti perusahaan minyak AS: Aramco (Arabian American Oil Company) sehingga miskin dan melarat. Namun Raja Faisal menasionalisasinya di tahun 1974. Saudi pun makmur. Namun tahun 1975 Raja Faisal ditembak.
Soal uang, karena kita punya migas ya punyalah. Tinggal jual saja. Contoh produksi kita 1 juta BPH (Sebetulnya bisa 4x lipat jika tak ditipu). Setahun 360 juta BPH. 1 Brl=US$100, maka setahun Indonesia dapat US$ US$ 36 milyar cuma dari minyak. Belum gas. Total bisa US$ 70 milyar PER TAHUN. Jika produksi sendiri dan tak ditipu, bisa lebih antara US$ 140-280 milyar/tahun. Contohnya saat KSA menasionalisasi perusahaan minyaknya, mereka langsung kaya. Padahal sebelumnya miskin.
Exxon cuma menuntut US$ 12 milyar untuk ganti asetnya di Venezuela. Ternyata Arbitrase Internasional menaksir hanya US$ 907 juta. Kurang dari 1/13. Jadi mereka memang biasa menipu. Silahkan baca: http://internasional.kompas.com/read/2012/01/04/07205958/Venezuela.Menang.Lawan.ExxonMobil Kalau migas dan kekayaan alam Indonesia dikuasai Kompeni, Rakyat Indonesia akan melarat terus seperti tikus yang kelaparan di lumbung padi.
Silahkan baca:
http://infoindonesia.wordpress.com/2009/06/30/selama-kekayaan-alam-dirampok-asing-indonesia-akan-terus-miskin/
Referensi:

Venezuela Menang Lawan ExxonMobil

CARACAS, KOMPAS.com - Pemerintah Venezuela, Senin (2/1), mengatakan akan membayar perusahaan ExxonMobil sebesar 255 juta dollar AS sebagai ganti rugi untuk aset-aset yang dinasionalisasi. Jumlah itu kurang dari sepertiga dari yang diputuskan lembaga arbitrase.
Perusahaan minyak negara Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) menyatakan, utang Exxon dan tindakan pengadilan mengurangi apa yang harus dibayar berdasarkan putusan Mahkamah Kamar Dagang Internasional (ICC). ICC sebelumnya memutuskan, Pemerintah Venezuela harus memberi ganti rugi sebesar 907 juta dollar AS kepada ExxonMobil.
PDVSA mengatakan, ExxonMobil sebelumnya telah meminta pengadilan internasional membekukan rekening Pemerintah Venezuela di bank Amerika Serikat sekitar 300 juta dollar AS. ExxonMobil juga mempunyai utang sebesar 191 juta dollar AS yang berhubungan dengan pendanaan sebuah proyek minyak di Venezuela, serta 160,6 juta dollar yang menurut mahkamah arbitrase menjadi piutang PDVSA.
Perusahaan minyak negara Venezuela itu menyebut keputusan ICC sebagai sebuah ”pembelaan yang berhasil”. Apalagi, semula ExxonMobil menuntut ganti rugi sekitar 12 miliar dollar AS sambil mengupayakan dua klaim kepada badan arbitrase internasional.
ExxonMobil sendiri tidak mempermasalahkan angka yang akan dibayar Venezuela. Perusahaan minyak AS itu mengatakan, mahkamah arbitrase itu telah mengurangkan 160,6 juta dollar utang Exxon pada jumlah ganti rugi itu.
”Sisa 746,9 juta dollar bisa dibayar melalui kombinasi dari sekitar 305 juta dollar dana PDVSA yang telah dibekukan untuk keperluan itu oleh pengadilan New York, pembatalan utang proyek tambahan ExxonMobil oleh PDVSA, dan pembayaran tunai tambahan,” kata juru bicara ExxonMobil, Patrick McGinn, lewat surat elektronik.
Kemenangan
Pembayaran 255 juta dollar itu jauh lebih kecil dari ganti rugi 12 miliar dollar yang diminta Exxon, dan merupakan kemenangan besar bagi Presiden Venezuela Hugo Chavez. Hal ini bisa memotivasi negara-negara penghasil minyak dalam pertikaian soal nasionalisasi dengan perusahaan minyak internasional.
Namun, Exxon masih bisa memperoleh pembayaran lebih besar karena perusahaan itu mengajukan kasus terpisah terhadap Venezuela di hadapan mahkamah arbitrase Bank Dunia. Kedua kasus itu berkenaan dengan nasionalisasi proyek Cerro Negro di daerah Orinoco, Venezuela, salah satu cadangan minyak mentah terbesar dunia.
Putusan pekan ini mengenai ganti rugi bagi ExxonMobil itu dibuat oleh mahkamah ICC yang berbasis di Paris. ICC tidak membuka putusan arbitrasenya kepada publik sehingga sedikit sekali petunjuk mengenai kriteria di belakang penilaian itu. Exxon mengatakan masih mengkaji dokumen yang setebal 400 halaman itu.
”Putusan itu memperlihatkan PDVSA benar dalam meyakini, tuntutan ExxonMobil benar-benar berlebihan dan menetapkan pembayaran pada jumlah yang lebih rendah dari yang telah diklaim,” kata PDVSA, Senin, dengan menambahkan klaim awal Exxon ”tidak logis”.
September lalu, Venezuela mengatakan telah menawarkan Exxon ganti rugi sebesar 1 miliar dollar. Bulan lalu, Chavez mengatakan dia mau membicarakan ”sebuah kesepakatan yang bersahabat.” (Reuters/AP/AFP/DI)
Sumber :
Kompas Cetak

Minggu, 25 Maret 2012

DPR akan Panggil Dahlan Iskan Soal Penunjukan Direksi BUMN

Jakarta - Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih mempersoalkan Surat Keputusan (SK) Menteri BUMN No. 236 terkait penunjukkan langsung Direktur Utama di perusahaan negara (BUMN). Dasar hukum SK 236 dianggap tidak berdasar, hingga tuntutan pencabutan aturan ini pun didesak DPR.
Minggu, 25/03/2012 17:26 WIB Whery Enggo Prayogi - detikFinance Dalam waktu dekat komisi VI akan memanggil Menteri BUMN, Dahlan Iskan dan mendorong pencabutan SK 236 tersebut. Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR, Aria Bima di Jakarta, Minggu (25/6/2012). "SK Menterinya masih kita minta dibatalkan. Dimana berbunyi pergantian Direktur Utama BUMN dilakukan oleh Menteri. Ini sudah dilaksanakan oleh beberapa Direksi seperti Garuda dan PELNI. Ini nggak jelas, dasar hukumnya," kata Aria Bima kepada detikFinance, Minggu (26/3/2012). Keinginan komisi VI selain pencabutan SK 236 adalah setiap pergantian atau pengangakatan Direksi BUMN (termasuk Direktur Utama) dilakukan secara fair melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Komisi VI pun segera memanggil Dahlan dalam waktu dekat, sebelum masa reses wakil rakyat ini di 4 April 2012. "Langsung kita undang yang terkait. Itu kan kita tolak, karena menyalahi UU BUMN dan UU Keuangan negara. Ada banyak hal, termasuk juga pengaturan penjualan aset," tuturnya. Seperti dituangkan pasal 16 ayat 4 UU No. 19/2003 tentang BUMN yang mengatur masa jabatan direksi BUMN 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk sekali masa jabatan. Ketentuan ini menurut Aria telah dilanggar oleh Dahlan karena posisi Emirsyah Satar (Dirut Garuda Indonesia) dan Jussabella Sahea (Dirut Pelni) telah memasuki dua kali masa jabatan, dan sekarang diangkat untuk ketiga kalinya. Penunjukan Dirut PTPN III pun kabarnya menuai protes DPR. Dahlan kembali menunjuk mantan Deputi Industri Primer Kementerian BUMN, Megananda Daryono sebagai Dirut PTPN III. Hal sama juga terjadi di PT Timah (Persero). Dahlan mengakui telah mengangkat mantan Dirut PT Bukit Asam (Persero) Sukrisno, sebagai Dirut PT Timah, tanpa melalui RUPS yang baru berlangsung April 2012. Dirut Timah sebelumnya Wachid Usman kabarnya juga ditendang karena memasuki masa pensiun. Internal PT Timah pun kabarnya menolak kehadiran Sukrisno. Serikat pekerja (SP) perseroan juga telah menyatakan keberatan atas pergantian Wachid sebagai orang nomor satu BUMN tersebut.

Jumat, 23 Maret 2012

Priyo: Presiden SBY Bukan Kabur


Metrotvnews.com, Jakarta: Kepergian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke China dan Korea Selatan selama dua pekan menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dikeluhkan banyak pihak. Banyak yang menilai SBY ingin mencari aman.

Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso tidak setuju dengan pendapat itu. Menurut politikus Partai Golkar ini, kegiatan SBY itu murni karena tugas negara.

"Sudah tentu kunjungan kenegaraan ke China penting. Saya kok tak enak kalau ada yang mengatakan Presiden lepas tanggungjawab. Itu sudah dijadwalkan, konon mengajak tokoh pemuda dan kampus. Saya kira itu hal yang baik-baik," kata Priyo di DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (22/3).

Tudingan Presiden buang badan dengan pergi ke luar negeri disampaikan Sekretaris Fraksi Partai Hanura Saleh Husein. Saleh mengatakan, mungkin saja SBY tengah bertugas sesuai jadwal. Tapi itu bisa ditunda sampai pengumuman kenaikan harga BBM dilaksanakan.

"Beliau ada di luar negeri, ini merupakan buang badan untuk diserahkan pada menteri agar berhadapan dengan masyarakat. Ini sangat kami sayangkan," kata Saleh. Hanura, kata Saleh, tetap menolak rencana kenaikan itu. Menurut Saleh, ada cara lain untuk membiayai subsidi, seperti renegoisasi penjualan gas ke China, efisiensi impor minyak yang kebocorannya membebani anggaran dan membenahi manajemen cost recovery. (Andhini)






  Maaf ya kita bukan hanya melansir lagu saja , kita juga mau keliling2 China minggu ini . dag .....dag .....Tenang saja dirumah ya jangan ribut 2.BBM naik ya cuma Rp 1.500,- per liter.




Selisih Harga Pembelian Sukhoi Melebihi US$ 470 Juta


Mataharinews.com, Jakarta - Pembelian enam pesawat Sukhoi SU-30MK2 dari Rusia oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) diduga terdapat mark up dalam proses pembeliannya. Hal ini disampaikan oleh Indonesian Corruption Watch (ICW) dan Imparsial kepada anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin, Kamis (15/03/2012).

Menurut Wakil Koordinator ICW, Adnan Topan Husodo, pembelian pesawat tersebut tidak dilakukan secara langsung ke Produsen Sukhoi, Rosoboronexport, melainkan melaui calo sehingga selisih harga dari keenam pesawat tersebut sebesar 56,7 juta dolar atau Rp 538,6 miliar.

Direktur Program Imparsial Al Araf, juga mempertanyakan selisih harga pembelian Sukhoi yang mencapai 470 juta dolar AS hingga 500 juta dolar AS untuk enam buah pesawat. Sedangkan pada pengadaan tahun 2010, nilai pembelian Sukhoi dari produsen yang sama hanya berkisar 55 juta dolar AS,"Jika harga kesepakatan adalah 500 juta dolar AS untuk enam Sukhoi, ini artinya harga per satu Sukhoi adalah 83 juta dolar AS,"ucap Al Araf.

Sebelumnya, Indonesia telah memiliki 10 unit Sukhoi yang terdiri dari 2 unit jenis SU-27SK, 3 unit jenis SU-27SKM dan 2 unit jenis SU-30MK, 3 unit jenis SU-30MK2 seharga 470 juta dolar AS. Pengadaan Sukhoi di atas adalah bagian dari upaya modernisasi alutsista untuk periode 2010-2014 yang diperkirakan menelan anggaran hingga Rp 149,78 triliun.

Masyarakat Bojonegoro Minta PT SER Milik Surya Paloh Dibubarkan


Mataharinews.com, Jakarta - Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM) Bojonegoro Institute menyatakan agar PT Surya Energi Raya (SER) segera di bubarkan.

Sebab, perusahaan yang mengelola Participating Interest ( PI) atau penyertaan modal Bojonegoro yang bekerja sama dengan BUMD milik Pemkab, Bojonegoro PT ADS untuk bisnis minyak di Blok Cepu itu perhitungan hasil dari prushaan milik ‘Bos’ Metro TV Surya Paloh itu dianggap tidak adil.

Sampai saat ini, Pemkab Bojonegoro hanya memperoleh hasil 25 persen, sedangkan PT SER mendapatkan jatah 75 persen dari hasil minyak.

“Kita sudah berkoordinasi dengan komisi B DPRD Bojonegoro dan nantinya akan ada gerakan dari masyarakat untuk menggugat keberadaan PT SER dalam mengelola Participating Interest untuk Bojonegoro. Karena hasil yang di dapat Pemkab.Bojonegoro sangat minim dan itu sangat merugikan Bojonegoro ,”Direktur Bojonegoro Institute, Joko Purwanto kepada LICOM, Senin (19/3/2012).

Menurutnya, dari hasil pengelolaan PI itu, PT SER selayaknya dibagi rata dengan Pemkab Bojonegoro yakni 50 ; 50 persen.

Memang penyertaan, modal nantinya untuk bisnis minyak dalam penyertaan modal di Blok Cepu akan menghabiskan dana kurang lebih Rp 1,3 Trilliun dan itu di tanggung oleh PT SER hasil pinjaman dari Bank di Cina .

Namun, sesuai kesepakatan, pendapatan Bojonegoro dari hasil PI tersebut itu nantinya harus di bayarkan dahulu kepada Bank dari Negara Cina dan baru lunas pada 2019 yang akan datang.

“Jika hal itu dilakukan maka Bojonegoro kena tipu daya PT SER ,” katanya.

Untuk itu Bojonegoro Institute meminta Pemkab bertindak tegas dan mendorong renegoisasi untuk pembagian hasil 50;50, serta merubah skema finansial.

“Jika tidak ada perubahan dalam pembagian PI , rakyat Bojonegoro harus menggugat,”tegasnya.

“Jika protes ini tidak didengar oleh PT SER dan Pemkab.Bojonegoro, maka tidak menutup kemungkinan demo besar-besaran akan terjadi seperti pada tahun 2005 yang lalu yang menggugat PT SER terkait permasalahan yang sama,”tambahnya. (ep/LI.Com)

Hidayat Nur Wahid: Jakarta bukan Hanya Betawi


 Selasa, 20 Maret 2012 15:25 WIB

Metrotvnews.com, Jakarta: Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid mengatakan punya konsep untuk mengajak warga Jakarta menjadi bagian mencari solusi masalah Ibu Kota. Ia siap bersaing dengan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli yang diklaim Demokrat berlatarbelakang Betawi.

Menurut Hidayat, masyarakat DKI Jakarta perlu diyakinkan bahwa pemerintah provinsi tak bisa bekerja sendirian. Mereka mempunyai andil untuk ambil bagian. "Sesungguhnya mereka bagian dari solusi. Menghadirkan kesadaran," kata Hidayat di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (20/3).

Hidayat menuturkan, menjadi tugas pemerintah provinsi dan jajarannya melalui kewenangan dan anggaran yang ada untuk menghadirkan solusi bagi Jakarta. Kehadiran dan keteladanan pemimpin pun sangat diperlukan di Jakarta. "Kita harus menjadi bagian dari solusi," kata mantan Ketua MPR itu.

Terkait calon wakil gubernurnya, Didik J Rachbini, Hidayat menjelaskan sore ini akan melakukan pertemuan. Ia dan Didik akan segera menjalin komunikasi dengan seluruh kelompk di Jakarta.

Terkait kepercayaan diri pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli alias Foke-Nara yang mengandalkan unsur Betawi, Hidayat mengingatkan, Jakarta tak hanya dihuni masyarakat Betawi. Apalagi penduduk terbesarnya dari suku Sunda dan Jawa, baru Betawi.

"Jakarta juga Ibu Kota negara, kota metropolitan seluruh Indonesia ada di Jakarta justru kontraproduktif mempertentangkan Betawi dan non-Betawi. Jakarta rumah Betawi oke, non-Betawi juga tidak masalah," tegas Hidayat.

Ditanya soal pernyataan Foke yang tak akan mengizinkan masyarakat diluar Jakarta mengobok-obok Ibu Kota, Hidayat mengatakan, siapapun yang mendaftar menjadi calon gubernur pasti tak bermaksud demikian. Termasuk Joko Widodo-Ahok dan Alex Noerdin-Nono Sampono. "Cerita sukses yang mereka miliki di Solo dan Sumatra Selatan ada di Jakarta, saya wellcome," katanya.

Hidayat pun membeberkan kelebihannya. Bahwa dirinya memiliki kartu tanda penduduk DKI Jakarta dan anak-anaknya lahir di ibu kota Indonesia. "Tahun 2009 lalu PKS menang di Jakarta, saya sendiri mendapat suara terbanyak. Jadi tidak tepat mendikotomikan Jakarta versus luar Jakarta. Ada di Indonesia untuk sebesar-besar kemaslahatan Indonesia," kata Hidayat optimistis. (Andhini)


Minggu, 18 Maret 2012

FREEPORT PAPUA SANGAT LAYAK UNTUK DI TUTUP

Sabtu, 26 November 2011

 RADAR JAMBI 

 Pengeringan dan Pengapalan Konsentrat

Portsite merupakan bagian yang sangat penting dari kegiatan kami, untuk menerima bahan-bahan dan perlengkapan yang diperlukan serta mengirimkan konsentrat kami dengan kapal.
Pengeringan dan Penyimpanan Konsentrat

Slurry (bubur) konsentrat dikeringkan dengan 3 unit rotary vacuum disc filter dan satu unit filter pressure yang baru. Konsentrat yang mengeras (cake) dari rotary vacuum disc filter selanjutnya dikeringkan dengan 3 buah pembakar rotary kiln. Konsentrat kering dengan kandungan air sekitar 9% disimpan di dalam gudang konsentrat yang berkapasitas total sekitar 135.000 ton metrik. Ruang penyimpanan tambahan tersedia pada pads di samping pabrik pengering.
Pengapalan Konsentrat

Konsentrat dari gudang dimuat ke kapal dengan menggunakan ban berjalan (conveyor). Kapal konsentrat dimuat sebagian pada dermaga 'concentrate jetty' dan selanjutnya kapal berlabuh di Sea Buoy A (lepas pantai) untuk menyelesaikan sisa pemuatan dengan menggunakan barge konsentrat kami. Pemuatan dengan barge tersebut diperlukan karena kedalaman air yang tidak memungkinkan untuk pemuatan penuh secara langsung. Setiap tahun kami mengapalkan konsentrat lebih dari 100 kapal.



Kegiatan Operasi
PT Freeport Indonesia


Daya Listrik. Kami memiliki kapasitas pembangkitan sekitar 385MW listrik (250MW kapasitas tetap) terdiri dari PLTU berbahan bakar batubara berkapasitas 195MW di Portsite dan pembangkit diesel (terutama di Mill). Jaringan distribusi memasok listrik dari PLTU menuju Mill. Salah satu mitra kami menyediakan jasa pemeliharaan dan pengoperasian sarana pembangkit listrik kami.
Perkotaan & Camp. Lokasi kota kami yang utama adalah Tembagapura (berikut daerah huniannya ("suburb") Hidden Valley) di daerah dataran tinggi, dan Kuala Kencana di daerah dataran rendah. Ada juga camp-camp di Milepost 38/39, Base Camp (dekat Bandara) dan Ridge Camp. Lokasi kota menyediakan berbagai jasa untuk memenuhi kebutuhan karyawan kami, mulai dari toko retail, restoran, sarana hunian, sekolah, sarana kesehatan, perpustakaan, bank, jasa pos, sarana pelatihan, hingga sarana rekreasi. Kedua lokasi kota tersebut dilengkapi dengan kolam renang, selain itu Kuala Kencana dilengkapi dengan lapangan golf 18-hole.
Klinik Kesehatan & Rumah Sakit. Kami memiliki rumah sakit untuk karyawan berkapasitas 100 tempat tidur di Tembagapura dan banyak klinik di daerah sekitar. Selain itu, kami mendanai rumah sakit berkapasitas 74 tempat tidur di desa Waa-Banti yang berdekatan, dan sebuah rumah sakit berkapasitas 101 tempat tidur di Timika. Infrastruktur tersebut merupakan kunci dalam penyediaan berbagai jasa bagi karyawan kami berikut keluarganya dan warga setempat, selain dalam rangka pelaksanaan program-program kesehatan masyarakat yang kami canangkan di wilayah terpencil ini.
Penerbangan. Bandara kami di Timika merupakan sentra bagi penerbangan ke/dari wilayah proyek kami. Melalui salah satu mitra, kami menjalankan penerbangan charter untuk mengangkut karyawan antara Papua dan kota asal mereka di bagian lain Indonesia. Bandara tersebut juga telah menarik beberapa penerbangan komersial. Mitra kami pun menyediakan pesawat helikopter dan dukungan sarana penerbangan lainnya dalam rangka upaya operasional dan eksplorasi kami.
Pabrik Pengolahan Batu Gamping. Sebagai bagian dari perluasan Konsentrator #4, kami telah membangun tambang (quarry) dan pabrik pengolahan batu gamping. Pabrik tersebut menghasilkan batu gamping yang dikonsumsi di tambang maupun Mill.
Sarana Perbengkelan & Perawatan. Kami memiliki sejumlah bengkel berlokasi di wilayah proyek, mulai dari bengkel perawatan peralatan hingga bengkel fabrikasi baja di daerah dataran rendah. Beberapa mitra kami juga telah mendirikan sarana-sarana di daerah dataran rendah dalam rangka mendukung usaha mereka untuk menyediakan jasa bagi kegiatan operasional kami.
Logistik. Sebagaimana yang berlaku pada setiap kegiatan operasional berkapasitas besar, rantai pasokan dan logistik merupakan hal yang sangat penting bagi usaha kami. Kami mempunyai jaringan terbukti untuk memasok bahan-bahan ke Portsite - berikut armada kendaraan yang diperlukan untuk mengangkut bahan-bahan dari Portsite menuju lokasi operasional kami di seluruh wilayah proyek. Salah satu mitra kami lainnya menjalankan operasi logistik dilokasi dari pelabuhan kepada pengguna, selain kegiatan perawatan tertentu untuk peralatan non tambang, perawatan jalan, dan angkutan bus karyawan.
Jasa boga. Mengingat jumlah orang yang berada di lokasi, maka salah satu mitra kami menyediakan jasa boga untuk menyediakan makanan bagi pekerja kami, selain jasa pengelolaan barak dan pembersihan.



 





Pabrik Pengolahan Bijih



Pabrik pengolahan bijih (Mill) mengolah bijih dari tambang melalui daerah konsentrator utama sebagai berikut: Konsentrator Utara/Selatan, Konsentrator #3, dan Konsentrator #4. Kapasitas rancang Mill (nameplate) diringkas sebagai berikut (dalam 000 ton metrik per hari):
Konsentrator Utara/Selatan 60
Konsentrator #3 (SAG #1) 60
Konsentrator #4 (SAG#2) 115
Total 235

Catatan: Tingkat kapasitas Mill dapat bervariasi berdasarkan kekerasan dan ukuran umpan bijih, selain pertimbangan ekonomis lainnya yang mungkin mengharuskan pengoperasian pada tingkat yang lebih rendah dalam rangka memaksimalkan nilai sumber daya kami secara keseluruhan.

Konsentrator Utara mulai difungsikan pada tahun 1972 dan selanjutnya diperluas melalui proyek-proyek kecil sepanjang masa. Konsentrator Selatan difungsikan pada tahun 1991. Konsentrator #3 merupakan bagian dari proyek peningkatan 118K yang selesai pada tahun 1995. Konsentrator #4 selesai dibangun pada tahun 1998 sebagai bagian dari proyek peningkatan besar terakhir.
Angka-angka Kunci Operasional
100% Operasional
2005 2006e
Mill (000 ton/hari) 216 228
Perolehan Cu (%) 89% 85%
Perolehan Au (%) 83% 80%
Konsentrat (MMt) 2.6 1.9
%Cu 30% 27%
g/t Au 41 24
Tinjauan Umum terhadap Proses

Mill menghasilkan konsentrat tembaga dan emas dari bijih yang ditambang dengan memisahkan mineral berharga dari pengotor yang menutupinya. Langkah-langkah utamanya adalah penghancuran, penggilingan, pengapungan, dan pengeringan. Penghancuran dan penggilingan mengubah besaran bijih menjadi ukuran pasir halus guna membebaskan butiran yang mengandung tembaga dan emas untuk proses pemisahan dan untuk menyiapkan ukuran yang sesuai ke proses selanjutnya. Pengapungan (Flotasi) adalah proses pemisahan yang digunakan untuk menghasilkan konsentrat tembaga-emas. Bubur konsentrat (slurry) yang terdiri dari bijih yang sudah halus (hasil gilingan) dan air dicampur dengan reagen dimasukkan ke dalam serangkaian tangki pengaduk yang disebut dengan sel flotasi, di mana penambahan udara dipompa ke dalam slurry tersebut.

Reagen yang digunakan adalah kapur, pembuih (frother) dan kolektor. Pembuih membentuk gelembung yang stabil, yang mengapung ke permukaan sel flotasi sebagai buih. Reagen kolektor bereaksi dengan permukaan partikel mineral sulfida logam berharga sehingga menjadikan permukaan tersebut bersifat menolak air (hydrophobic). Butir mineral sulfida yang hidrofobik tersebut menempel pada gelembung udara yang terangkat dari zona slurry ke dalam buih yang mengapung di permukaan sel. Buih yang bermuatan mineral berharga tersebut, yang menyerupai buih deterjen metalik, meluap dari bibir atas mesin flotasi kedalam palung (launders) sebagai tempat pengumpulan mineral berharga. Mineral berharga yang terkumpul didalam palung tersebut adalah 'konsentrat'. Konsentrat (dalam bentuk slurry, 65% padat menurut berat) dipompa ke Portsite melalui empat jaringan pipa slurry sepanjang 115 km. Sesampainya di Portsite, konsentrat ini dikeringkan sampai kandungannya hanya 9% air dan kemudian dikapalkan untuk di jual.

Pasir yang tak bernilai dikumpulkan di dasar sel flotasi yang terakhir sebagai limbah yang disebut 'tailing'. Tailing akhir ini disalurkan menuju suatu sistem pembuangan alami yang mengalir dari Mill menuju Daerah Pengendapan Ajkwa yang diModifikasi (ModADA).




Tambang Bawah Tanah Block caving merupakan cara dengan biaya rendah untuk melakukan penambangan bawah tanah, di mana blok-blok besar bijih bawah tanah dipotong dari bawah sehingga bijih runtuh akibat gaya beratnya sendiri. Setelah runtuh, bijih yang dihasilkan "ditarik" dari drawpoint (titik tarik) dan diangkut menuju alat penghancur.
Pada block cave DOZ, alat LHD (loader) meletakkan lumpur ke dalam ore pass yang menuju saluran pelongsor. Selanjutnya saluran tersebut memuat truk-truk angkut AD-55 pada tingkat angkutan untuk mengangkut bijih ke alat penghancur. Dari sana, bijih yang telah dihancurkan dikirim ke pabrik pemroses (mill) melalui ban berjalan (conveyor).

Tambang Bawah Tanah DOZ
Pengembangan tambang bawah tanah DOZ (25.000 ton/hari) telah diselesaikan 18 bulan di muka jadwal dan di bawah anggaran. Tidak lama setelah keberhasilan tersebut, selanjutnya perluasan menjadi 35.000 ton/hari pun segera selesai, di muka jadwal dan tepat anggaran.
Kami tengah memperluas tambang DOZ hingga 50.000 ton/hari dengan memasang alat penghancur yang kedua serta ventilasi tambahan maupun percepatan berbagai kegiatan pengembangan tertentu yang biayanya mencapai kurang lebih $60 juta AS. Kami berharap dapat menghasilkan produksi yang berlanjut pada tingkat 50.000 ton/hari hingga 2007. Seiring dengan ramp down DOZ, maka kegiatan bawah tanah mulai ramp up pada ESZ dan/atau MLZ.
Kami mengantisipasi peningkatan perluasan hingga 80.000 ton/hari. Perluasan tersebut dapat mempercepat perolehan kandungan metal dari tambang bawah tanah. Tampaknya angka-angka awal menunjukkan keuntungan ekonomis yang sangat menarik.

Common Infrastructure
Sebagai bagian dari rencana pengembangan jangka panjang, kami telah memprakarsai pekerjaan sehubungan dengan jalan masuk yang diperlukan untuk menuju ke badan bijih bawah tanah Grasberg dan Kucing Liar. Tambang bawah tanah tersebut seharusnya mempunyai profil operasional yang menarik dibanding tambang lain di dunia.
Pengembangan dari badan bijih tersebut akan membuka peluang untuk merealisasikan nilai yang signifikan setelah usia tambang terbuka Grasberg berakhir, sehingga memungkinkan secara operasional untuk mensinergikan sarana dan infrastruktur mill yang ada serta menyediakan penambahan arus kas dalam jangka panjang.

Big Gossan
Kami tengah mengupayakan pengembangan cadangan Big Gossan, yang letaknya relatif dekat dengan sarana mill yang ada. Dikarenakan bentuk geometri dari cadangan tersebut, Big Gossan paling sesuai untuk ditambang secara selektif dengan menggunakan metode open stope with paste backfill. Bijih yang ditambang diangkut ke pengolahan dengan memakai sarana mill yang sudah ada sebelumnya sama seperti bijih dari DOZ.
Pengembangan pada tahun 2005-2009 diperkirakan akan menghabiskan biaya $225 juta AS. Tambang akan mulai berproduksi pada tahun 2009 dan akan mencapai produksi tertinggi 7.000 ton/hari pada tahun 2011. Big Gossan diharapkan menghasilkan logam tambahan sebesar kurang lebih 135 juta pon Cu dan 65.000 ons Au setiap tahun.

Tambang Terbuka Grasberg
Tubuh bijih Grasberg ditambang dengan menggunakan cara penambangan terbuka, yang cocok untuk Grasberg karena keberadaannya yang dekat dengan permukaan. Dengan penambangan terbuka, maka dimungkinkan pengerahan peralatan berat untuk pekerjaan tanah yang sangat besar, yang mampu mencapai tingkat penambangan yang tinggi pada biaya satuan yang paling rendah.
Pada tambang terbuka Grasberg digunakan peralatan shovel dan truk besar untuk menambang bahan. Bahan tersebut termasuk klasifikasi bijih atau limbah, tergantung dari nilai ekonomis bahan tersebut. Alat shovel menggali bahan pada daerah-daerah berbeda di dalam tambang terbuka, dan memuat bahan ke atas truk angkut untuk dibawa keluar tambang terbuka.
Bijih ditempatkan ke dalam alat penghancur bijih dan diangkut ke pabrik pengolahan (mill) untuk diproses. Batuan limbah (overburden) dibuang dengan truk ke daerah-daerah penempatan yang telah ditentukan, atau ke dalam alat penghancur OHS pada jalan HEAT untuk ditempatkan di Wanagon Bawah di samping alat penimbun (stacker).
Sarana-sarana utama yang ada pada lokasi tambang terbuka termasuk bengkel-bengkel perawatan, tambang batu gamping dan pabrik pemrosesan, serta fungsi pendukung lainnya dan perkantoran.
Lazimnya, bahan-bahan dan perlengkapan dibawa ke lokasi tambang terbuka dengan menggunakan tram. Alat berat diangkut dengan menggunakan wheeled lowboy melalui Jalan HEAT, yang merupakan infrastruktur yang terbukti sangat vital untuk pengangkutan jenis peralatan yang diperlukan di tambang terbuka Grasberg yang sangat besar.

Pengembangan

Pengembangan tambang terbuka Grasberg dilakukan dengan menambang sejumlah daerah (pushback) secara bersamaan. Setiap pushback merupakan bagian dari sebuah rencana pengembangan berjangka lebih panjang untuk menambang cadangan. Beberapa pushback perlu waktu bertahun-tahun untuk memindahkan overburden sebelum bijih terpapar.
Di Grasberg, pushback kami yang utama yang menghasilkan bijih adalah 6N. Jadwal pelepasan bijih berkadar tinggi didasarkan atas pemindahan overburden tepat sebelum bijih ditambang. Ketika satu pushback selesai dikerjakan, maka pushback berikutnya, overburdennya telah dikupas sehingga bisa mulai menghasilkan bijih. Jadwal keseluruhan tambang terbuka dirancang guna memaksimalkan nilai bersih terkini (net present value) dari sumber daya tersebut.

Penempatan adalah batuan tanpa nilai ekonomis atau yang nilai ekonomisnya kecil, yang membungkus atau mengelilingi sebuah cadangan. Sepanjang masa Grasberg, sekitar 3,4 miliar ton metrik overburden akan ditambang guna menyingkap 1,4 miliar ton metrik bijih yang bernilai ekonomis. Overburden terdiri dari sejumlah jenis batu alam yang berbeda, termasuk batu gamping. Overburden ditempatkan di daerah-daerah yang memungkinkan tambang terbuka dikembangkan sedekat mungkin untuk mengurangi biaya.
Daerah-daerah utama tersebut berada di padang rumput Carstensz dan daerah Wanagon di sebelah barat dan utara. Overburden tersebut diangkut menuju daerah-daerah tersebut terutama di atas truk. Di Wanagon Bawah, truk tersebut menuang batuan tersebut ke dalam alat penghancur yang ada pada jalan HEAT, dan bahan tersebut di kirim ke alat penimbun (stacker) yang akan menempatkan bahan di Wanagon Bawah. Sepanjang masa tambang terbuka, rasio pengupasan (perbandingan overburden yang dipindahkan terhadap bijih) adalah 2,5 di mana dari 1990 - 2005 rasionya adalah 2,8 dan diperkirakan dari saat ini hingga akhir masa tambang terbuka, rasionya 2,2. Saat tambang terbuka selesai dikerjakan, daerah-daerah overburden kelak sudah dihijaukan kembali.

Angka-angka Kunci Operasional
100% Operasional Tingkat penambangan



Saat ini kami memanfaatkan 17 shovel besar dan 148 truk pengangkut untuk menambang permukaan Grasberg.
Keunggulan Operasional
Program-program peningkatan yang tengah berjalan terpusat pada penggerak nilai didalam operasional kami, yakni Grasberg. Upaya-upaya awal berhasil menetapkan sasaran produktivitas dari armada truk dan shovel kami. Fokus dari prakarsa-prakarsa adalah peningkatan produktivitas truk dan shovel, pengeboran dan peledakan (drilling dan blasting), scorecard operator, pemeliharaan lokasi, pengurangan inventaris, shift/jadwal, pelatihan penyeliaan garis depan, dan penggunaan kendaraan ringan. Seiring dengan pencapaian sasaran produktivitas, kami melakukan identifikasi terhadap peluang pengurangan biaya. Salah satunya adalah tenaga kerja, yang terpusat pada penyelarasan lokasi kerja, tingkatan penugasan, dan peningkatan pelatihan dari pekerja baru yang direkrut dari lembaga pelatihan kami.

Golden Horseshoe
Pengaturan urutan dalam penambangan "golden horseshoe" di dalam lubang Grasberg dapat menghasilkan beberapa variasi produksi logam dari waktu ke waktu.

Kami tetap melakukan analisa rencana jangka yang lebih panjang untuk menilai rancangan optimal terhadap tambang terbuka Grasberg, yang dapat berpengaruh terhadap pengaturan waktu pengembangan block cave Grasberg bawah tanah. Rencana kami yang terdahulu mencakup transisi dari tambang terbuka Grasberg ke block cave Grasberg pada tahun 2015. PTFI berharap dapat menyelesaikan kajian yang dilakukannya saat ini terhadap rencana berjangka lebih panjang, sebelum akhir tahun 2006.

Kami mempunyai dua sarana tram dari mill ke tambang. Yang pertama dibuat pada tahun 1971 dan saat ini digunakan untuk membawa peralatan, bahan, dan orang, selain untuk mengangkut bijih dari tambang ke mill. Ketika dibangun, tram tersebut merupakan tram udara dengan jarak bebas terpanjang didunia. Tram kedua dibangun pada tahun 1989. Setelah pembangunan system ore pass pada tahun 1989, kami tak lagi menggunakan tram untuk mengirim bijih ke mill.

Kami juga menggunakan CAT 777 untuk bongkar muat dan kegiatan pendukung lainnya.
Kami menggunakan beberapa alat bergerak untuk kegiatan pendukung;

Mitra Utama di Grasberg
dan pemeliharaan bor.

Pemeliharaan truk.

Tinggi kemiringan 15 meter dengan sudut muka 65°. Kemiringan berkisar dari 34° hingga 48°, tergantung berbagai pertimbangan geoteknis.

Pengeboran dan Peledakan

Pola yang lazim digunakan 10 x 10 x 17 meter.
Bahan peledak ANFO.

Curah Hujan
Rata-rata 10mm/hari (145 inci/tahun).


Saat ini PTFI menerapkan dua teknik penambangan, yakni open-pit atau tambang terbuka yang menggunakan truk pengangkut dan sekop listrik besar di tambang Grasberg. serta teknik ambrukan atau block-caving pada tambang bawah tanah Deep Ore Zone (DOZ).

Bijih yang telah dihancurkan diangkut ke pabrik pengolahan melalui rangkaian ban berjalan dan ore pass. Gabungan teknik penghancuran digunakan, termasuk penggunaan mesin Semi Autogenous Grinding (SAG) dan Ball Mill untuk menghancurkan bijih tambang menjadi pasir yang sangat halus.

Selanjutnya diikuti dengan proses pengapungan menggunakan reagent, bahan yang berbasis alkohol dan kapur, untuk memisahkan konsentrat yang mengandung mineral tembaga, emas dan perak, di mana mineral-mineral tersebut mengapung ke permukaan dan diciduk permukaannya (skimmed-off) sebagai produk akhir. Sisa dari batuan yang tidak memiliki nilai ekonomi mengendap di bagian dasar sebagai tailing, dan dilepaskan melalui arus sungai menuju daerah pengendapan di dataran rendah.

Konsentrat dalam bentuk bubur disalurkan dari pabrik pengolahan menuju pabrik pengeringan di pelabuhan Amamapare, melalui pipa sepanjang 110 km. Konsentrat yang telah dikeringkan disimpan di pelabuhan Amamapare sebelum dijual dan dikapalkan ke pabrik-pabrik peleburan di seluruh dunia.

PTFI berkarya dalam kemitraan dengan Pemerintah Indonesia untuk memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia di samping ikut menyediakan kebutuhan logam dunia.

PTFI terus berupaya menjadi model pembangunan ekonomi di Indonesia yang mengolah sumber alam dan memaksimalkan manfaat sosial bagi bangsa termasuk masyarakat Papua. Perusahaan juga berupaya meminimalkan dampak lingkungan dan bertekad untuk terus memperbaiki setiap aspek operasi.


Kebijakan Pendakian Carstensz
PT Freeport Indonesia (PTFI) sebagai kontraktor Pemerintah Indonesia yang bekerja di bawah Kontrak Karya adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan. Sebagai sebuah perusahaan tambang, PTFI tidak memiliki otoritas untuk memberikan akses jalan (izin masuk) melalui wilayah operasi perusahaan ke gletser Carstensz/Meren atau ke Puncak Jaya (Gunung Carstensz).

Rute pendakian ke kawasan Carstensz yang telah disetujui pemerintah adalah melalui jalan setapak Illaga. Sejumlah pemberi jasa menyediakan wisata melalui rute Illaga. PTFI sama sekali tidak mempunyai hubungan apapun dengan organisasi-organisasi tersebut. PTFI sangat menghargai keinginan besar para pendaki untuk dapat sampai ke puncak Carstensz, namun adalah kebijakan perusahaan untuk senantiasa mengedepankan aspek hukum dan keselamatan kerja, maka PTFI tidak dapat membantu para pendaki gunung melakukan pendakian melalui wilayah kerja PTFI maupun memberikan bantuan logistik untuk keperluan tersebut.

Puncak Carstensz.

Kesehatan di Tempat Kerja

Sepanjang keberadaannya, pertambangan dipandang sebagai usaha yang berbahaya dan penuh resiko. Mengenal dan menanggulangi resiko fisik yang dapat terjadi dalam proses pertambangan menjadi komponen penting dari program K3 kami. Dengan mengidentifikasi resiko-resiko tersebut memungkinkan setiap operasi untuk mengurangi resiko tersebut, melalui pengendalian teknis atau administrasi, maupun melalui penggunaan alat pelindung diri. Pendekatan yang kami terapkan, dan akan tetap kami terapkan adalah evaluasi berkesinambungan terhadap proses dan operasi yang berpotensi bahaya. Apabila terdapat resiko yang teridentifikasi, kami mengambil langkah untuk mengukur serta kemudian mengendalikannya dengan tindakan proaktif guna menjaga kesehatan tenaga kerja kami.

Pernyataan kebijakan PTFI tentang HIV/AIDS mengakui keseriusan ancaman HIV dan AIDS bagi tenaga kerja dan masyarakat setempat, serta mengupayakan pengendalian penyebaran penyakit tersebut sesuai ketentuan Pemerintah Indonesia dan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization / WHO), Organisasi Perburuhan Internasional (International Labor Organization / ILO), U.S. Center for Disease Control and Prevention (CDC), dan badan kesehatan internasional lainnya yang terkait. Sesuai kebijakan perusahaan tentang non-diskriminasi, ketentuan pemerintah tentang HIV dan AIDS, dan doktrin ILO, PTFI menganut pendekatan nondiskriminatif dan adil terhadap orang-orang dengan HIV atau AIDS.

Siaga dan Tanggap Darurat

Kesiagaan dan ketanggapan darurat merupakan komponen mendasar dari program K3 area kerja kami. Kami mempunyai 253 orang penanggap darurat terlatih untuk menangani potensi keadaan darurat secara efektif. Kami bekerja sama dengan badan-badan pemerintahan setempat untuk melakukan identifikasi dan perencanaan berbagai skenario tanggapan untuk menjamin koordinasi peralatan dan personil yang baik dalam rangka penanganan potensi keadaan darurat.
Tim Tanggap Darurat Menangkan Kejuaraan Nasional
Tim Tanggap Darurat PTFI dinobatkan sebagai juara umum pada Kejuaraan Nasional Tanggap Darurat ke-11 November 2008. Tim PTFI meraih tiga medali emas dan dua medali perak selama acara satu pekan tersebut, yang diikuti oleh 16 tim dari perusahaan nasional dan internasional pertambangan, migas, dan industri lain. Anggota tim diseleksi dari puluhan penanggap pertama penuh waktu yang sangat terlatih yang bekerja di wilayah proyek PTFI dengan medan yang sulit, mulai dari tambang Grasberg pada ketinggian 4.200 meters hingga sarana pelabuhan dekat pantai Laut Arafura.





Kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PTFI

Program Produksi Secara Aman kami menetapkan sasaran peningkatan berkesinambungan dalam kinerja K3 kami. Dengan menetapkan target K3 secara khusus pada setiap kegaitan operasi selama 2009, kami akan terus memusatkan perhatian pada kinerja K3. Komponen yang dapat diukur dari target K3 setiap lokasi menjadi bagian dari tinjauan kinerja tahunan terhadap operasi tersebut pada akhir tahun.

Selama 2008, tingkat kerugian waktu kerja akibat insiden untuk setiap 200.000 jam kerja diantara karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) mencapai 0,10, atau meningkat 29% dibanding 2007. Total tingkat cidera yang dilaporkan adalah 0,37. Namun sangat disayangkan pada tahun tersebut juga terjadi tiga kematian ditempat kerja. PTFI tengah memusatkan perhatian untuk menerapkan pendekatan penilaian resiko guna mencegah kecelakaan, menghindari kejadian kematian kedepan, dan menekankan keterlibatan karyawan non-staf di dalam proses pengelolaan K3.

Kematian di tempat kerja merupakan hal yang mutlak tidak dapat diterima, dan kami sangat menyesalkan terjadinya kehilangan nyawa. Perusahaan telah mengidentifikasi akar permasalahan kematian-kematian tersebut dan tengah melaksanakan rencana tindakan guna mencegah kejadian ulang. Selain itu, kami telah menerapkan program pengurangan kematian dari ICMM.



Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu hal yang mendasar dalam perusahaan kami dan salah satu hal penting dalam pembangunan berkelanjutan. Kami yakin bahwa setiap cidera dan penyakit di tempat kerja dapat dicegah. “Produksi Secara Aman” mengungkapkan hakikat filosofi kami bahwa pertimbangan keselamatan dan kesehatan merupakan satu kesatuan dan selaras dengan semua fungsi manajemen lainnya di dalam organisasi. Kami beranggapan bahwa prakarsa keselamatan dan kesehatan, di tempat kerja maupun di luar tempat kerja, merupakan investasi berharga bagi karyawan kami.

Mendorong karyawan untuk bertanggung jawab atas keselamatan dirinya dan rekan kerjanya merupakan praktek usaha yang baik. Karena itu kami mengedepankan keselamatan sebagai nilai yang mendasar dalam operasi kami. Keselamatan menjadi ukuran utama yang diterapkan dalam pengelolaan kinerja perusahaan dan program pengembangan karyawan untuk mendorong praktek kerja yang aman di antara seluruh tenaga kerja kami.

Penerapan program K3 yang efektif dalam kegiatan operasi yang sedemikian besar dan beragam – yang melibatkan lebih dari 20.000 karyawan dan kontraktor di bidang pertambangan dan pengolahan bijih, arus bijih dan pemrosesan, instalasi pembangkit listrik, angkutan darat, penerbangan, kegiatan pelabuhan dan kapal laut, kota hunian, asrama dan sebuah hotel – merupakan suatu usaha yang kompleks. Hal itu mencakup fokus pengelolaan dan pengawasan; sistem pengelolaan K3 yang komprehensif bagi setiap aspek operasional; pelatihan pengenalan, mendasar, keterampilan khusus dan pengawasan – termasuk pengulangan materi pelatihan tahunan; serta sistem untuk menjajaki hasil dan kemajuan yang telah dicapai dalam mencapai sasaran K3.




Kami mempunyai komitmen untuk memberi dampak positif bagi masyarakat di tempat di mana kami tengah melakukan kegiatan, karena hal ini bukan saja merupakan strategi bisnis yang tepat, tetapi juga menjadi tanggung jawab warga korporasi yang baik. Berkarya menuju pembangunan berkelanjutan ikut memastikan lingkungan yang sehat bagi tenaga kerja kami maupun masyarakat di dalam wilayah kegiatan kami yang hidup dan berkembang, yang sangat penting bagi berlanjutnya keberhasilan kami. Sebagai tamu dan salah satu pemangku kepentingan utama di dalam masyarakat, PT Freeport Indonesia (PTFI) mempunyai komitmen untuk menciptakan dan mendukung program pengalihan keterampilan kepada masyarakat setempat serta menciptakan dampak positif yang permanen setelah kegiatan pertambangan tidak ada lagi di wilayah itu.
Keterlibatan dan Pengembangan Masyarakat

Keterlibatan masyarakat merupakan suatu komitmen pembangunan berkelanjutan yang mendasar. Tujuan kami adalah untuk menyatukan asas-asas pembangunan berkelanjutan, termasuk kebutuhan dan perhatian pemangku kepentingan kami ke dalam keputusan bisnis kami serta memastikan pencegahan, peringanan dan memperbaiki dampak sosial yang timbul dari kegiatan operasi kami. PT Freeport Indonesia (PTFI) telah memberi kontribusi senilai lebih dari 55 juta dolar AS melalui donasi sukarela, program pengembangan dan investasi dalam masyarakat lainnya selama 2008.

Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. dan PTFI telah meluncurkan Kebijakan Masyarakat baru yang disetujui Dewan Direksi perusahaan pada awal 2009, yang menegaskan komitmen kami untuk melakukan peningkatan berkesinambungan dipihak kami atas evaluasi sosial, interaksi dengan pemangku kepentingan, kemitraan dengan masyarakat serta program pengembangan setempat.

Program keterlibatan pemangku kepentingan mencakup upaya memahami kebutuhan masyarakat; menyediakan berbagai sumber daya, termasuk dukungan teknis dan dana; menawarkan pengetahuan dan keterampilan dari perusahaan maupun sumber daya eksternal; serta memberi semangat kepada karyawan sukarelawan untuk membantu masyarakat kami meningkatkan diri. Membantu untuk membangun dan menjaga masyarakat sehat merupakan tanggung jawab bersama PTFI dengan pemerintah daerah setempat, kelompok masyarakat, tokoh pengusaha dan tokoh masyarakat lainnya. Adapun menjadi kepentingan semua pihak untuk menciptakan masyarakat yang kuat serta ekonomi yang sehat dan bertahan yang mampu bertahan dalam setiap kondisi baik dan buruk yang lazim terjadi padaindustri pertambangan.

Kami percaya bahwa kami dapat sebaik-baiknya menjamin kelangsungan dan keberhasilan jangka panjang dari masyarakat di sekitar kegiatan kami melalui kerjasama yang erat dengan masyarakat tersebut. Dengan cara-cara formal maupun tidak formal seperti pertemuan masyarakat, dewan dan forum bersama, serta petugas pendamping masyarakat PTFI yang sehari-hari bekerja bersama anggota masyarakat – kami berupaya mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan kami tentang permasalahan dan kebutuhan yang menjadi prioritas masyarakat. Kami menggunakan masukan ini untuk keperluan kemitraan dan keputusan investasi sosial serta pemberian amal kami. Hal ini tidak saja mendukung pengembangan hubungan yang kuat dan handal dengan anggota masyarakat, melainkan juga melancarkan pemanfaatan terbaik investasi kami dalam masyarakat.



PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.. PTFI menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia. Kami memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia.

Kompleks tambang milik kami di Grasberg merupakan salah satu penghasil tunggal tembaga dan emas terbesar di dunia, dan mengandung cadangan tembaga yang dapat diambil yang terbesar di dunia, selain cadangan tunggal emas terbesar di dunia. Grasberg berada di jantung suatu wilayah mineral yang sangat melimpah, di mana kegiatan eksplorasi yang berlanjut membuka peluang untuk terus menambah cadangan kami yang berusia panjang.
Tentang Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.

Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. (FCX) merupakan perusahaan tambang internasional utama dengan kantor pusat di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. FCX mengelola beragam aset besar berusia panjang yang tersebar secara geografis di atas empat benua, dengan cadangan signifikan terbukti dan terkira dari tembaga, emas dan molybdenum. Mulai dari pegunungan khatulistiwa di Papua, Indonesia, hingga gurun-gurun di Barat Daya Amerika Serikat, gunung api megah di Peru, daerah tradisional penghasil tembaga di Chile dan peluang baru menggairahkan di Republik Demokrasi Kongo, kami berada di garis depan pemasokan logam yang sangat dibutuhkan di dunia.

Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. merupakan perusahaan publik di bidang tembaga yang terbesar di dunia, penghasil utama di dunia dari molybdenum – logam yang digunakan pada campuran logam baja berkekuatan tinggi, produk kimia, dan produksi pelumas – serta produsen besar emas. Selaku pemimpin industri, FCX telah menunjukkan keahlian terbukti untuk teknologi maupun metode produksi menghasilkan tembaga, emas dan molybdenum.

FCX menyelenggarakan kegiatan melalui beberapa anak perusahaan utama; PTFI, Freeport-McMoRan Corporation dan Atlantic Copper.




Saat ini PTFI menerapkan dua teknik penambangan, yakni open-pit atau tambang terbuka yang menggunakan truk pengangkut dan sekop listrik besar di tambang Grasberg. serta teknik ambrukan atau block-caving pada tambang bawah tanah Deep Ore Zone (DOZ).

Bijih yang telah dihancurkan diangkut ke pabrik pengolahan melalui rangkaian ban berjalan dan ore pass. Gabungan teknik penghancuran digunakan, termasuk penggunaan mesin Semi Autogenous Grinding (SAG) dan Ball Mill untuk menghancurkan bijih tambang menjadi pasir yang sangat halus.

Selanjutnya diikuti dengan proses pengapungan menggunakan reagent, bahan yang berbasis alkohol dan kapur, untuk memisahkan konsentrat yang mengandung mineral tembaga, emas dan perak, di mana mineral-mineral tersebut mengapung ke permukaan dan diciduk permukaannya (skimmed-off) sebagai produk akhir. Sisa dari batuan yang tidak memiliki nilai ekonomi mengendap di bagian dasar sebagai tailing, dan dilepaskan melalui arus sungai menuju daerah pengendapan di dataran rendah.

Konsentrat dalam bentuk bubur disalurkan dari pabrik pengolahan menuju pabrik pengeringan di pelabuhan Amamapare, melalui pipa sepanjang 110 km. Konsentrat yang telah dikeringkan disimpan di pelabuhan Amamapare sebelum dijual dan dikapalkan ke pabrik-pabrik peleburan di seluruh dunia.

PTFI berkarya dalam kemitraan dengan Pemerintah Indonesia untuk memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia di samping ikut menyediakan kebutuhan logam dunia.

PTFI terus berupaya menjadi model pembangunan ekonomi di Indonesia yang mengolah sumber alam dan memaksimalkan manfaat sosial bagi bangsa termasuk masyarakat Papua. Perusahaan juga berupaya meminimalkan dampak lingkungan dan bertekad untuk terus memperbaiki setiap aspek operasi.


Perubahan Iklim dan Gas Rumah Kaca

Pada tahun 2008, jumlah total emisi ekuivalen karbon dioksida PTFI mencapai 3,1 juta ton metrik, yang terutama berasal dari pembakaran BBM pada truk angkut selain dari pembangkit tenaga listrik. Oleh karena kami menghasilkan sendiri seluruh tenaga listrik kami, hal tersebut dapat digolongkan sebagai emisi langsung. Emisi pada tahun 2008 lebih besar 15% dibanding tahun 2007, karena kami menambang bahan dengan kadar lebih rendah dari tempat yang lebih dalam sehingga memerlukan lebih banyak truk angkut dan daya listrik lebih besar untuk mendukung peningkatan produksi bijih bawah tanah.

Penyebab utama dari emisi langsung kami berkaitan dengan peralatan pertambangan. Pemasok utama kami telah menetapkan tujuan perusahaan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari produkproduknya sebesar 20% hingga tahun 2020. Dalam jangka pendek, kami akan fokus untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan armada pengangkutan/truk kami sebagai salah satu cara untuk mengurangi emisi langsung.
Mendukung Penelitian Perubahan Iklim di dalam Gletser Indonesia

Gletser Northwall Firn di Papua, Indonesia.
Sejumlah besar gletser dunia tengah mengalami penyusutan secara cepat. Adapun gunung-gunung es tersebut menyimpan suatu sejarah perubahan iklim dunia serta kejadian lingkungan lainnya, dan para ilmuwan iklim tengah bekerja untuk mendapatkan sebanyak mungkin data dari gletser-gletser tersebut. PTFI mensponsori dan mendukung sejumlah ekspedisi ilmiah ke gletser dan kini berkomitmen mendukung suatu ekspedisi penelitian penting terhadap gletser-gletser dekat Puncak Jaya di Provinsi Papua, Indonesia, yang akan diselenggarakan pada tahun 2010. Melalui kerja sama dengan Badan Meteorologi dan Geofisika Nasional, ekpedisi tersebut akan menyertakan pakar-pakar internasional tersohor di bidang gletser dan klimatologi dari Ohio State University dan Columbia University. Tujuan penelitian tersebut adalah menggali inti es yang dapat mengungkap data ilmiah berharga sebelum bukti tersebut sirna.





Program Pendidikan Lingkungan

PTFI mendukung program aktif pengabdian kepada masyarakat untuk membantu karyawan dan penduduk setempat lebih menyadari lingkungan dan hubungannya dengan mereka. Program tersebut memanfaatkan Daerah Percontohan Reklamasi Tanggul Ganda, ekosistem alam sekitar, dan kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan seperti laboratorium lingkungan dan sarana pengelolaan limbah. Fokus dari program tersebut adalah siswa dan guru, tetapi mencakup juga pemangku kepentingan setempat, karyawan, pegawai pemerintahan, LSM setempat, media dan anggota pasukan keamanan pemerintah. Kegiatan-kegiatan Hari Bumi, Hari Lingkungan Hidup Dunia, dan Hari Kota Bersih disambut dengan semangat oleh masyarakat setempat.

Gubernur Papua Barnabas Suebu menanam pohon bintangur di daerah pengelolaan sirsat PTFI dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Selama beberapa tahun kami membantu pelaksanaan Program Pendidikan Lingkungan di sekolah-sekolah di sekitar wilayah PTFI. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Papua tengah menganut program tersebut untuk diterapkan pada sekolah-sekolah di seluruh Papua. PTFI telah membantu pengembangan kurikulumnya.



Keanekaragaman Hayati

Wilayah proyek PTFI mencakup lahan seluas 292.000 hektar di Provinsi Papua, Indonesia. Sekitar 26.000 hektar (9% dari seluruh wilayah kontrak) digunakan untuk kegiatan produksi dan ekstraksi mineral. Seluruh kawasan selatan Papua menunjukkan tingkat endemis tinggi dan memiliki tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di Asia Tenggara.

Kami telah memfasilitasi dan mendukung berbagai kajian ekologi dan keanekaragaman hayati untuk pengelolaan keanekaragaman hayati yang efektif. Kajian keanekaragaman hayati tersebut dilakukan bersama para pakar Indonesia maupun internasional, termasuk survei terhadap tumbuh-tumbuhan, etnobotani, tanaman obat, satwa mamalia, burung, kupu-kupu, amfibia, reptil, ikan, fauna tanah, dan serangga perairan maupun darat. Informasi yang tersedia menunjukkan kemungkinan terdapatnya 50 spesies wilayah yang masuk Daftar Merah Spesies Terancam dari International Union for Conservation of Nature (Badan Konservasi Alam Dunia), yang sebagian besar disebabkan langkanya data karena masih banyak yang harus dikerjakan di kawasan ini.

Program keanekaragaman hayati PTFI telah memberi sumbangan yang signifikan bagi khazanah ilmu pengetahuan alam di Papua melalui berbagai penemuan spesies baru, koleksi karya acuan, dan penerbitan makalah, buku dan poster.

Sebagian besar karya kami di bidang keanekaragaman hayati dapat langsung diterapkan dan tersedia bagi para peneliti yang ditugaskan untuk mengembangkan rencana pengelolaan Taman Nasional Lorentz, yakni lahan seluas 2,5 juta hektar yang pada tahun 1999 ditetapkan sebagai lokasi Warisan Dunia (World Heritage Site) oleh Badan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya PBB (UNESCO). Menyerupai wilayah proyek PTFI (yang lokasinya berdekatan), taman tersebut mencakup suatu transek utuh berkesinambungan mulai dari pegunungan yang tinggi hingga kawasan laut tropis, termasuk lahan basah yang sangat luas di sekitar dan sepanjang garis pantai. PTFI tidak melakukan kegiatan operasi di dalam Taman Nasional Lorentz.



Pengelolaan Limbah dan Pemanfaatan Energi

Program pengelolaan lingkungan PTFI menyangkut setiap aspek dari seluruh kegiatannya, bukan hanya yang terkait dengan penambangan. Kami memiliki sistem pengelolaan limbah yang komprehensif, yang menggunakan prinsip-prinsip pemanfaatan ulang, pendauran ulang dan pengurangan. Program minimalisasi limbah tersebut meliputi pengurangan limbah dan penggantian bahan dengan produk-produk yang ramah lingkungan. Wadah barang curah, minyak bekas, kertas bekas dan ban bekas semuanya dimanfaatkan ulang secara lokal dengan cara yang ramah lingkungan. Bahan lain yang dapat didaur ulang seperti besi tua dan baterai bekas dikumpulkan dan disimpan di tempat penyimpanan sementara untuk selanjutnya didaur ulang sesuai ketentuan Pemerintah Indonesia.



Limbah termasuk limbah B3 dalam jumlah kecil dipisahkan pada titik asal. Pengumpulan, pengemasan dan penyimpanan limbah B3 yang ditimbulkan dari pekerjaan uji kadar logam (assay) terhadap sampel bijih, laboratorium analitika, sarana medik, dan proses lain dikelola dengan cara yang sesuai dengan peraturan Pemerintah Indonesia. Limbah B3 dikirim ke pengolah dalam negeri yang memiliki izin, dan tidak pernah melintasi perbatasan internasional.

Limbah B3 PTFI ditangani pada tiga lokasi yang diperuntukkan secara khusus, termasuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk limbah tak bergerak, dan TPA untuk limbah terurai dan limbah lainnya, yang diberi lapisan pada bagian dalamnya dan dilengkapi sistem pengumpulan dan pengolahan lindi. Kesepuluh Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik kami dikelola sesuai dengan peraturan Pemerintah Indonesia. Mutu limbah cair dari seluruh IPAL tersebut dipantau secara berkala terhadap parameter pH, kebutuhan oksigen biologi, kebutuhan oksigen kimia, total padatan tersuspensi dan lemak serta minyak sesuai baku mutu.

Kami mengembangkan rencana dan memperoleh persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk memanfaatkan abu dari unit boiler pada sarana pembangkit listrik milik kami yang menggunakan bahan bakar batubara, yang dicampur dengan 5 hingga 10% semen untuk keperluan proyek infill pada wilayah operasi. Hal ini berguna memanfaatkan timbunan abu kami untuk keperluan produktif. Pada tahun 2008 lebih dari 350.000 meter kubik abu telah dimanfaatkan.
Pemanfaatan Energi

Energi merupakan input yang signifikan bagi kegiatan pertambangan dan pengolahan kami. Sumber utama energi kami adalah produk minyak bumi dan batubara.

Di tahun 2008, kegiatan PTFI mengkonsumsi sekitar 15.500 terajoule bahan bakar fosil cair dan 20.000 terajoule energi batubara. Energi tersebut utamanya digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik dan persediaan bahan bakar untuk kendaraan truk yang digunakan dalam pertambangan disamping kendaraan lain.

Kami secara aktif melakukan pengembangan, implementasi dan peralihan menuju teknologi yang lebih bersih, lebih efisien dan lebih efektif biaya, dan bermaksud mengembangkan peran sumber energi alternatif melalui berbagai prakarsa pada operasi pertambangan kami dan masyarakat setempat.



Pengelolaan Batuan Penutup dan Air Asam Tambang

Batuan Penutup (overburden) merupakan batuan yang harus disingkirkan agar bijih yang ditambang dapat dijangkau dan diproses untuk memperoleh logam bagi keperluan komersial. PTFI menangani materi tersebut sesuai Rencana Pengelolaan Batuan Penutup yang telah disetujui oleh Pemerintah Indonesia. Banyak logam terjadi di alam dalam bentuk mineral sulfida. Ketika bijih ditambang dan batuan penutup yang mengandung sulfida terpapar terhadap alam terbuka, maka air, oksigen dan bakteri yang berada di alam bereaksi hingga berpotensi menimbulkan larutan asam belerang. Air asam tersebut dapat melarutkan logam yang terkandung di dalam batuan penutup dan menimbulkan dampak lingkungan yang buruk terhadap sistem saluran air apabila tidak dikelola dengan baik. Proses tersebut dikenal dengan nama air asam tambang.

Perusahaan menerapkan suatu penilaian resiko formal yang terfokus pada pengelolaan batuan penutup dan sirsat. Prosedur Operasional Baku (SOP) telah dikembangkan dan diimplementasikan berdasarkan penilaian resiko tersebut.

Sesuai Rencana Pengelolaan batuan penutup yang telah disetujui pemerintah, PTFI menempatkan batuan penutup pada areal-areal terkelola di sekitar tambang terbuka Grasberg. Air asam tambang ditangkap dan diolah atau dinetralisasi bersamaan dengan upaya pencampuran batu gamping dan capping timbunan batuan penutup.

Tanaman alpin berbunga Anaphalis hellwigii (Eidelweiss Papua), yang bernama Kawini dalam bahasa Amungme setempat, merupakan satu dari puluhan spesies asli yang dilestarikan dan ditanam kembali di daerah pengelolaan batuan penutup yang sudah dapat menjalani reklamasi.



Reklamasi dan Penghijauan Kembali

PTFI mempunyai komitmen untuk melakukan reklamasi maupun penghijauan kembali (revegetasi) lahan terganggu ketika tidak lagi digunakan untuk kegiatan pertambangan. Kami telah melakukan penelitian ilmiah dan program reklamasi bertahun-tahun di kawasan dataran tinggi maupun dataran rendah di dalam wilayah proyek untuk menghasilkan data handal terkait beberapa opsi reklamasi lahan.
Dataran Tinggi
Ekosistem dataran tinggi dibentuk oleh kondisi-kondisi ekstrim lingkungan termasuk suhu malam hari yang sangat rendah dengan intensitas sinar matahari yang tinggi pada siang hari disertai masa fotosintesa pendek, kabut tebal, curah hujan tinggi, dan tanah yang miskin nutrisi. Tanaman yang tumbuh di daerah tersebut sifatnya sangat khusus karena harus bertahan untuk hidup pada kondisi sulit tersebut. Sejumlah besar spesies tersebut termasuk rumput-rumputan asli dan beberapa spesies rhododendron dan lumut ditemukan cocok untuk reklamasi lahan timbunan overburden.

Kami memantau kinerja dari berbagai tehnik penanaman dan memodifikasi program untuk meningkatkan keberhasilan jangka panjang. Selama 2008, lebih dari 50 hektar lahan terganggu pada kawasan tambang di dataran tinggi telah dihijaukan kembali sebagai bagian dari program reklamasi jangka panjang.

Dataran Rendah
Kajian kami terhadap reklamasi sirsat dan pembuatan lahan percontohan di atas endapan sirsat membuktikan bahwa sirsat tidak beracun bagi tanaman hutan asli dan tanaman pertanian. Kajian-kajian tersebut juga menghasilkan data penting tentang rentang jumlah spesies tanaman yang dapat tumbuh subur di atas media sirsat.

Daerah sirsat cocok untuk ditanami berbagai tanaman pertanian apabila sirsat ditingkatkan dengan karbon organik. Tujuan program reklamasi dan penghijauan kembali PTFI di daerah dataran rendah adalah untuk memperagakan cara-cara berkelanjutan guna mengalihfungsikan endapan sirsat menjadi lahan bermanfaat yang produktif, atau mengembalikannya manjadi lahan yang ditumbuhi tanaman asli, ketika kegiatan pertambangan telah usai.

Hingga akhir 2008 lebih dari 160 spesies tanaman berhasil tumbuh di atas tanah yang mengandung sirsat. Hal ini termasuk tanaman penutup jenis kacang-kacangan (legume) untuk pakan ternak; jenis pohon asli seperti casuarina, matoa, kayu putih (eucalyptus) dan kelapa; tanaman pertanian seperti nanas, melon, tebu, sagu dan pisang; serta sayur-mayur dan tanaman biji-bijian seperti cabai, ketimun, tomat, padi, jagung, kacang dan labu. Strategi reklamasi sirsat lain adalah membiarkan terjadinya suksesi ekologi alami (pertumbuhan spesies asli secara alami) pada kawasan yang telah ditentukan. Sebuah proyek penelitian independen tentang suksesi alami tanaman di atas daerah pengendapan menemukan bahwa dalam kurun waktu hanya beberapa tahun, lebih dari 500 spesies tanaman berhasil melakukan kolonisasi dan tumbuh dengan baik.

Pada Juli 2008 Menteri Lingkungan Hidup menerbitkan Surat Keputusan (SK) khusus tentang pengelolaan pengendapan sirsat didalam wilayah proyek PTFI. SK tersebut memberi batasan jumlah sirsat dan sedimen alami yang boleh lolos melalui daerah sirsat kedalam estuaria atau lautan. PTFI tengah menanggulangi permasalahan tersebut sejak sepuluh tahun terakhir melalui berbagai program teknik dan biologi.

Lahan baru yang terbentuk di dalam estuaria dari sirsat dan sedimen alami yang lolos telah mengalami kolonisasi bakau tanpa bantuan. Selama beberapa tahun terakhir, puluhan spesies bakau, kepiting, udang, siput, kerang, ikan dan cacing laut telah diidentifikasi pada lahan-lahan yang baru terbentuk tersebut. Guna mempercepat proses suksesi primer pada lahan yang baru terbentuk tersebut, PTFI menanam ratusan pohon bakau di kawasan tersebut seraya mempekerjakan warga Kamoro yang merupakan masyarakat tradisional daerah dataran rendah. Pemantauan terhadap proyek tersebut menunjukkan bahwa laju pertumbuhan dan kehidupan bibit yang ditanam tersebut menyerupai laju yang dilaporkan untuk program kolonisasi di seluruh dunia sebagaimana dijelaskan dalam berbagai karya ilmiah.



Pengelolaan Pasir Sisa Tambang

Salah satu limbah dengan jumlah terbesar yang dihasilkan kegiatan operasi kami adalah pasir sisa tambang (sirsat / tailings) – yaitu sisa dari proses pengolahan bijih berupa batuan halus dan air. Proses pengolahan bijih PTFI adalah proses fisik di mana bijih digerus halus dan mineral mengandung tembaga dan emas dipisahkan dari partikel batuan yang tidak memiliki nilai ekonomis. Dikarenakan keadaan topografi, kegiatan seismik, serta curah hujan tahunan yang melebihi 10 meter pada beberapa lokasi, kami menerapkan sistem pengelolaan sirsat yang memanfaatkan sungai untuk mengalirkan sirsat menuju suatu daerah yang telah ditentukan di dataran rendah dan kawasan pesisir yang disebut Daerah Pengendapan Dimodifikasi (Modified Deposition Area/ModADA). Daerah pengendapan menjadi bagian dari bantaran banjir sungai tersebut, dan merupakan suatu sistem yang direkayasa dan dikelola untuk pengendapan dan pengendalian sirsat.
Tanaman pertanian, pohon-pohon buah dan tanaman lain berhasil tumbuh di pusat penelitian ilmiah sehingga memberi masukan penting bagi pertimbangan reklamasi ke depan.

Sistem pengelolaan tersebut dijalankan sesuai rencana pengelolaan sirsat PTFI yang komprehensif, yang telah disetujui oleh Pemerintah Indonesia setelah melalui sejumlah besar kajian tehnik dan proses peninjauan selama beberapa tahun. Sistem tersebut melibatkan konstruksi struktur penampungan menyamping (lateral) atau tanggul pada daerah pengendapan. Dikemudian hari tanggul tersebut diperpanjang dan pekerjaan berlangsung secara berkesinambungan untuk berbagai penyempurnaan sistem, termasuk pemeriksaan, pemantauan dan pekerjaan fisik. Kami melakukan evaluasi dan pembaharuan rencana pengelolaan sirsat secara berkesinambungan untuk meminimalisasikan resiko. Apabila kegiatan pertambangan telah usai, menurut penelitian kami daerah pengendapan tersebut dapat direklamasi dengan tumbuh-tumbuhan asli atau dimanfaatkan untuk keperluan pertanian, kehutanan maupun budidaya air. Biaya rata-rata pelaksanaan program pengelolaan sirsat tersebut selama tiga tahun terakhir mencapai sekitar 15,5 juta dolar AS per tahun.

Kami telah mengimplementasikan suatu program pemanfaatan ulang sirsat sebagai bahan campuran beton untuk pembangunan infrastruktur setempat. Pada 2007 dan 2008 kami membangun jalan dengan panjang total 39 kilometer di Provinsi Papua dengan memanfaatkan sirsat sebagai komponen utamanya. Kami juga membuat bata, membangun jembatan, areal parkir, dan sejumlah bangunan. Tanggapan dari pemerintah dan masyarakat setempat cukup positif dan kami bermaksud melanjutkan upaya tersebut pada tahun-tahun mendatang.
Dari Pasir Menjadi Tanah: Suatu Alih-fungsi Alami Dalam Pengelolaan Sirsat
PTFI mendukung dan memfasilitasi penelitian yang dilakukan Sartji Taberima, seorang peneliti dan dosen Universitas Negeri Papua bersama mahasiswa pasca sarjana dari Institut Pertanian Bogor (IPB), terhadap evolusi sirsat menjadi tanah di dalam Daerah Pengendapan Dimodifikasi Ajkwa (Modified Ajkwa Deposition Area / ModADA). Pada tahun 2005 telah dilakukan penelitian lapangan selama sembilan bulan. Hal ini dilanjutkan dengan analisa laboratorium yang berlanjut hingga Juli 2006. Disertasi doktor Sartji selesai pada tahun 2008. Penelitian tersebut bertujuan mengkaji sifat tanah yang beralihragam dari sirsat. 2008, Sartji melanjutkan pendidikannya di Perth, Australia.

Penelitian tersebut mencakup lahan percontohan “Tanggul Ganda” seluas 1.500-hektar di dalam daerah pengendapan sirsat. Penelitian diawali dengan identifikasi terhadap spesies tumbuhan dominan. Kemudian sifat tanah yang terbentuk dari sirsat diamati melalui penyusunan profil yang mewakili dan sampel sirsat dari setiap lapisan untuk dianalisa di laboratorium. Dua orang guru besar dari IPB bersama para ahli tanah yang bertindak sebagai pengawas penelitian dan sponsor juga mengamati dan mengawasi secara langsung penelitian tersebut, yang menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 8-20 tahun, sirsat di dalam lapisan permukaan (kurang dari 50 sentimeter) daerah pengendapan telah berkembang menjadi tanah dan dapat digolongkan sebagai entisol (tanah yang sangat muda).

Di dalam areal penelitian, tanaman berhasil tumbuh secara alami tanpa intervensi manusia. Phragmites karka merupakan spesies rumput-rumputan perintis yang tumbuh di kawasan dataran rendah dengan toleransi terhadap kondisi basah, dan dapat mencapai ketinggian hingga 4 meter, selain memiliki akar berlimpah. Spesies ini mendorong peningkatan bahan organik, memperbaiki struktur tanah, mencegah terbuangnya unsur hara, dan membantu retensi partikel sirsat yang halus. Akar-akarnya juga menghasilkan materi organik yang ikut mendorong pertumbuhan tanaman lain pada tahap suksesi berikutnya.

Penanaman tanaman penutup memberi sumbangan positif bagi evolusi sirsat menjadi tanah. Hal ini karena tanaman penutup seperti jenis leguminosae mengambil nitrogen dari udara bekerjasama dengan bakteri Rhizobium yang ditemukan di dalam nodul akar. Penambahan materi organik pada reklamasi juga mendorong pertumbuhan tanaman berkayu seperti Matoa dan spesies lain.



Audit Lingkungan

Audit lingkungan PTFI menyediakan informasi kepada para manajer kami tentang kinerja yang tengah berlaku selain membantu dalam mengidentifikasi peluang perbaikan. Kami menanggapi audit tersebut dengan membuat rencana kerja untuk melaksanakan saran yang disampaikan para auditor.

PTFI menjadi peserta Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Penilaian peringkat kinerja tersebut sebagian besar dibuat berdasarkan kinerja perusahaan dalam mengelola buangan limbah cair, emisi udara dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Audit PROPER yang terakhir diselenggarakan pada awal 2009, namun hasilnya belum diumumkan. Selain itu, kegiatan PTFI telah menjalani audit eksternal independen tiga-tahunan yang kelima pada akhir tahun, dan hasil audit tersebut telah dimuat pada situs web



Kebijakan Lingkungan PTFI

PT Freeport Indonesia (PTFI) - afiliasi dari Freeport-McMoran Copper & Gold Company (FCX) - adalah perusahaan penambangan dan eksplorasi yang menyadari tugas dan tanggung-jawabnya dalam pelestarian sumber daya alam dan pembangunan yang berkelanjutan, khususnya di Provinsi Papua. Untuk mencapai komitmen ini, PTFI akan:

* Mematuhi semua hal yang terkait dengan peraturan dan perundang-undangan lingkungan yang berlaku, komitmen-komitmen lingkungan yang secara sukarela diikuti, dan ketentuan Kebijakan Lingkungan FCX.
* Mengupayakan pencegahan pencemaran lingkungan.
* Mengupayakan perbaikan yang berkesinambungan dengan mengimplementasikan sistem manajemen yang menetapkan tujuan dan sasaran berdasarkan data yang absah dan berlandaskan ilmu pengetahuan yang tepatm dengan mengkaji ulang sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) serta melalui audit internal maupun audit eksternal berkala.
* Memastikan bahwa pertimbangan lingkungan menjadi bagian integral pada setiap tahap perencanaan, perekayasaan, dan pengoperasian.
* Bekerja sama dengan masyarakat di sekitar wilayah kerja dengan prinsip saling menghormati dan mengembangkan kemitraan aktif.
* Memfasilitasi dan mendukung penggunaan kembali daur ulang dan pembuangan yang bertanggung jawab dari produk yang digunakan dalam operasional.
* Berkontribusi dalam konservasi keanekaragaman hayati dan pendekatan terintegrasi dalam rencana penggunaan lahan.
* Memastikan bahwa kebijakan ini didokumentasikan, disampaikan kepada seluruh karyawan dan semua orang yang bekerja mewakili perusahaan, dan terbuka untuk semua pihak.

Semua anggota Komite Eksekutif PTFI menerima tanggung-jawab yang dinyatakan dalam komitmen ini.




PT Freeport Indonesia (PTFI) berkomitmen untuk mengelola dan meminimalisasi dampak kegiatan operasinya terhadap lingkungan, menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan serta meningkatkan kinerja kami secara berkesinambungan. Sebagai bagian dari Kebijakan Lingkungan, kami menggunakan strategi pengelolaan resiko berdasarkan data yang sah dan ilmu pengetahuan yang mumpuni.

Kami melakukan audit internal maupun eksternal terhadap lingkungan secara rutin guna mengevaluasi ketaatan lingkungan kami, serta sistem dan praktek pengelolaannya. Karyawan diseluruh organisasi mengemban tanggung jawab langsung untuk memelihara lingkungan dan mengembangkan rencana kerja berdasarkan hasil audit. Program lingkungan kami berpedoman kepada persyaratan pada Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang kami serahkan setiap tahun kepada pemerintah sesuai persyaratan dalam Analis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), selain sesuai kewajiban menurut peraturan dan perizinan terkait yang dikeluarkan pemerintah.

Pada 2008 kami melaporkan kinerja lingkungan kami terhadap indikator G3 Prakarsa Pelaporan Global (Global Reporting Initiative / GRI). Kami melakukan penyesuaian terhadap beberapa indikator 2007 yang telah dilaporkan sesuai pedoman GRI untuk membandingkan indikator atas dasar yang sama. Sebagai bagian dari transisi kami di tahun 2008/2009 untuk melaksanakan Kerangka Kerja Pembangunan Berkelanjutan ICMM, kami pun mengembangkan suatu proses untuk mengidentifikasi resiko dan peluang yang penting. Pada awal 2009, induk perusahaan kami Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. menetapkan sasaran dan tujuan kinerja yang akan menjadi acuan laporan kami pada tahun berikutnya. Sasaran dan tujuan yang berlaku untuk seluruh perusahaan tersebut akan dicantumkan di dalam laporan G3 GRI 2008 kami, yang akan dimuat pada situs web kami di www.ptfi.co.id.




Halaman Depan > Kerangka Kerja ICMM untuk Pembangunan Berkelanjutan



Manfaat Ekonomi
Komitmen Kami terhadap Pembangunan Berkelanjutan
Kerangka Kerja ICMM untuk Pembangunan Berkelanjutan

Selaku anggota pendiri dari International Council on Mining and Metals (ICMM / Dewan Internasional tentang Pertambangan dan Logam), Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. menganut Kerangka Kerja Pembangunan Berkelanjutan dari ICMM, dan komitmen ini melandasi upaya kami untuk mengenal dan mengelola berbagai tantangan dan peluang di seluruh operasi kami. Kerangka kerja tersebut (www.icmm.com) terdiri dari tiga unsur yang wajib dipenuhi oleh anggota korporasi:

1) melaksanakan 10 Asas Pembangunan Berkelanjutan ICMM di seluruh kegiatan usaha, 2) membuat laporan sesuai Global Reporting Initiative (GRI / Prakarsa Pelaporan Global), pedoman G3 serta Mining and Metals Sector Supplement, dan 3) memberi jaminan secara independen bahwa komitmen kami tengah dipenuhi.

Pada tahun 2009 kami mengembangkan dan melaksanakan pendekatan berbasis resiko terhadap seluruh Portofolio kegiatan kami dalam rangka lebih menegaskan, mengelola dan memantau tantangan dan peluang pembangunan berkelanjutan yang terpenting bagi pemangku kepentingan kami, maupun usaha kami. Kami pun akan memenuhi komitmen jaminan dengan melaporkan hal-hal sebagai berikut:

* Penyelarasan kebijakan keberlanjutan kami dengan 10 Asas Pembangunan Berkelanjutan ICMM maupun persyaratan wajib yang tertuang di dalam pernyataan posisi ICMM;
* Resiko dan peluang penting pembangunan berkelanjutan yang kami hadapi berdasarkan tinjauan yang dilakukan terhadap kegiatan usaha kami maupun informasi dari pemangku kepentingan;
* Keberadaan dan status berbagai sistem dan pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan resiko dan peluang penting pembangunan berkelanjutan tersebut;
* Kinerja kami terkait resiko dan peluang pembangunan berkelanjutan yang telah diidentifikasi; dan
* Pengungkapan wajib dalam pengajuan peringkat A+ pada Pedoman Pelaporan Keberlanjutan dari GRI (G3).

10 Asas Pembangunan Berkelanjutan ICMM
Laksanakan dan pertahankan praktek berbisnis yang etis serta sistem tata kelola korporasi yang sehat
Padukan pertimbangan pembangunan berkelanjutan ke dalam proses pembuatan keputusan korporasi
Tegakkan hak asasi manusia dan hormati budaya, adat dan nilai-nilai dalam setiap hubungan dengan karyawan maupun pihak lain yang terkena dampak dari kegiatan kami
Lakukan strategi pengelolaan resiko berdasarkan data yang sah dan ilmu pengetahuan yang mumpuni
Terus tingkatkan kinerja kesehatan dan keselamatan
Terus tingkatkan kinerja lingkungan
Beri sumbangan terhadap konservasi keanekaragaman hayati dan pendekatan terpadu dalam perencanaan tata guna lahan
Permudah dan dukung rancangan yang bertanggung jawab, pemanfaatan, pemanfaatan ulang, daur ulang, dan pembuangan dari produk-produk kami
Beri sumbangan terhadap pengembangan sosial, ekonomi dan kelembagaan di masyarakat di mana kami tengah melakukan kegiatan
Lakukan secara efektif dan transparan setiap hubungan, komunikasi, dan pelaporan yang diverifikasi secara independen bersama pemangku kepentingan kita
Rangkuman Resiko dan Peluang Penting

Laporan ini meliputi serangkaian luas topik yang beragam yang menjadi perhatian para pemangku kepentingan kami. Dalam pandangan kami, permasalahan terpenting bagi Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. dan PTFI adalah yang dipersoalkan oleh berbagai kelompok pemangku kepentingan, di dalam maupun dari luar perusahaan, dan yang menghadirkan resiko terbesar bagi keberhasilan usaha kami apabila tidak dikelola secara bertanggung jawab.

Pada tahun 2008, seiring dengan peralihan ke arah pendekatan berbasis resiko dalam rangka berkarya menuju pembangunan berkelanjutan, kami mengawali suatu kegiatan komprehensif dan multi-disiplin untuk mengenal resiko dan peluang pembangunan berkelanjutan bagi perusahaan. Salah satu tantangan yang kami hadapi pada masa peralihan ini adalah pengembangan dan pelaksanaan sebuah proses untuk membaurkan sudut pandang internal maupun eksternal terhadap resiko tentang keberlanjutan.

Kami menempuh pendekatan berimbang terhadap pengenalan resiko dan peluang penting yang dipaparkan di dalam laporan ini. Topik-topik keberlanjutan utama yang menjadi perhatian para pemangku utama telah diidentifikasi melalui evaluasi data dan penilaian oleh suatu kelompok wakil perusahaan yang berinteraksi secara teratur dengan masyarakat setempat, instansi pemerintah, karyawan, pelaksana usaha, para investor, organisasi non-pemerintah, dan kelompok-kelompok lain. Hasil dari survei internal tentang materialitas permasalahan dan komunikasi dengan para pemangku kepentingan memungkinkan kami menentukan prioritas atas permasalahan penting yang utama.

Tabel di bawah ini menguraikan secara singkat isu-isu penting berkaitan dengan keberlanjutan dari PTFI (urutan dari daftar ini tidak dimaksudkan untuk menggambarkan urutan kepentingan dari isu-isu tersebut).
LINGKUNGAN
Dampak Lingkungan

Kegiatan pertambangan dapat menimbulkan dampak buruk terhadap tanah, udara dan air. Dampak terbesar yang ditimbulkan oleh kami, yang disebut sebagai tapak jejak, dikaitkan dengan pengelolaan material padat seperti pasir sisa tambang (sirsat / tailings) dan timbunan batuan penutup (overburden). Apabila kami tidak melakukan identifikasi, pengendalian, minimalisasi dan mitigasi secara tepat terhadap dampak lingkungan dari kegiatan kami, maka resiko yang ditimbulkan, termasuk ketidaktaatan terhadap kewajiban kami sesuai peraturan, berpotensi menimbulkan kegiatan penutupan yang mahal, selain kecaman masyarakat luas.
Penggunaan Energi, Perubahan Iklim dan Gas Rumah Kaca

Kegiatan pertambangan kami memerlukan energi dalam jumlah besar, dan pada tahun 2008 biaya energi kami mencapai sekitar25% dari biaya produksi tembaga terkonsolidasi. Sumber energi kami yang utama adalah produk minyak bumi dan batubara.
SOSIAL
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan merupakan salah satu “Nilai Mendasar” perusahaan kami. Kami percaya bahwa semua cidera dan penyakit akibat pekerjaan dapat dicegah. Tumpuan kami pada “Produksi Aman” menangkap hakikat filsafat kami bahwa pertimbangan keselamatan dan kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan, dan sejalan, dengan semua fungsi manajemen lain di dalam organisasi kami. Setiap kejadian cidera ditempat kerja merupakan hal yang tidak dapat diterima, dan kami sesalkan terjadinya tiga kematian selama kegiatan operasional kami di tahun 2008.
Pertambangan Rakyat

Kami menyadari bahwa pertambangan rakyat, kendati tanpa izin, dapat menjadi sumber penghasilan yang penting bagi ekonomi berkembang di lokasi pedalaman yang terpencil. Di dalam wilayah proyek PTFI terdapat sejumlah besar penambang rakyat yang mendulang emas tanpa ijin pada daerah aliran sungai Otomona, sehingga menimbulkan keprihatinan tentang bahaya terhadap lingkungan, kesehatan dan keselamatan yang lazim dihubungkan dengan praktek pertambangan rakyat. Kami berupaya memperhatikan bahaya tersebut melalui koordinasi dan sosialisasi berkesinambungan bersama masyarakat dan Pemerintah Daerah setempat.
Masyarakat Asli

Agar kami dapat tetap beroperasi dengan izin sosial, kami mengakui dan secara aktif menjalin hubungan dengan masyarakat asli disekitar Wilayah Proyek kami. Melalui rundingan kami mencapai kesepakatan dengan dua suku yang paling terkena dampak dari kegiatan pertambangan kami, di mana kami memberi pembayaran kepada kedua kelompok masyarakat tersebut sebagai pengakuan (rekognisi) atas hak ulayat mereka. Kami pun mendukung program yang mengedepankan, melindungi dan melestarikan warisan budaya asli mereka.
Komunitas

Mitra kami dari masyarakat setempat peduli dengan dampak dan peluang yang berhubungan dengan kegiatan pertambangan, termasuk manfaat bagi pengembangan masyarakat yang diperoleh dari pertambangan, seraya menghindari ketergantungan masyarakat pada kegiatan pertambangan. Interaksi dengan anggota masyarakat secara konsisten dan transparan sepanjang siklus usia proyek sangat penting bagi keberhasilan operasi kami, selain membangun kemitraan dengan masyarakat dan pemerintah setempat menuju pembangunan yang positif, berjangka panjang dan berkelanjutan.
EKONOMI
Keamanan dan Hak Asasi Manusia

Tantangan yang kami hadapi adalah penegakan dan perlindungan hak-hak asasi manusia serta penyediaan mekanisme untuk melaporkan, meninjau dan memproses setiap keluhan terkait. Melalui pendekatan tersebut kami bertujuan menjamin hubungan yang profesional dan saling menghormati antara personil pasukan keamanan pemerintah, karyawan perusahaan dan masyarakat setempat di lokasi kerja kami.




PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan anak perusahaan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. yang bergerak di bidang pertambangan di Indonesia. Selaku salah satu penghasil terbesar tembaga dan emas di dunia, PTFI menyadari pentingnya logam bagi ekonomi dunia saat ini. Pemenuhan kebutuhan kita atas barang tersebut harus diimbangi dengan kewajiban sosial dan lingkungan sehingga dalam memenuhi kebutuhan generasi saat ini, hendaknya kita tidak membahayakan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Inilah doktrin pokok dari “pembangunan berkelanjutan” yang mendasari komitmen kami.

Selaku anak perusahaan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc., PTFI menganut dan mentaati kebijakan-kebijakan organisasi induk menyangkut etika, sosial dan lingkungan. Kebijakan kuat memandu PTFI menempuh jalan menuju pembangunan berkelanjutan. Pengalaman kami selama 40 tahun telah membentuk pelaksanaan kebijakan tersebut di antara masyarakat. Komitmen menjalankan transparansi memungkinkan pemangku kepentingan kami untuk memantau kinerja kami.

Kami memikul tanggung jawab yang telah diamanahkan Pemerintah Indonesia kepada kami selaku pengelola mineral yang kami tambang di Provinsi Papua. Kami menambang cadangan tembaga dan emas terbesar di dunia, dan wawasan perencanaan kami membentang berpuluh-puluh tahun kedepan. Kami tidak mungkin membuat perencanaan tersebut secara sepihak. Kegiatan kami, proyek dan program kami dilakukan dengan bermitra bersama Pemerintah Indonesia, Provinsi Papua, Kabupaten Mimika dan masyarakat di sekitar kami – yang semuanya berkepentingan menyaksikan kontribusi kami membuahkan masa depan berkelanjutan yang bermanfaat bagi semua pihak. Kami menjalin hubungan yang aktif serta senantiasa berdialog bersama para pemangku kepentingan guna menjamin keberhasilan bersama.

Kendati industri kami mengalami gejolak menurunnya pasar secara tiba-tiba pada akhir 2008, PTFI berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu penghasil utama tembaga dan emas dan merupakan pemberi sumbangan terbesar bagi pengembangan ekonomi di Indonesia dan Papua. Pembayaran kami dalam bentuk pajak, royalti, dividen dan berbagai iuran kepada Pemerintah Indonesia pada tahun 2008 saja mencapai sekitar 1,2 miliar dolar AS. Sejak dimulainya kontrak kami yang berlaku saat ini dengan pemerintah Indonesia pada tahun 1992, manfaat langsung bagi Indonesia telah mencapai nilai lebih dari 8 miliar dolar AS. Kami merupakan penyedia kerja swasta terbesar di Papua, selain salah satu wajib pajak terbesar di Indonesia. Selain itu kegiatan PTFI telah memberi sumbangan dengan berbagai cara lain kepada Indonesia dan Papua. Dukungan sukarela yang kami berikan bagi pengembangan masyarakat, pengakuan kamatas hak ulayat masyarakat setempat, serta pengeluaran kami untuk program pengelolaan lingkungan mencapai jumlah yang besar. Pada halaman-halaman berikut, akan disajikan informasi yang cukup rinci tentang komitmen kami dan manfaat serta peluang ekonomi yang tercipta dari kegiatan kami.

Kami menghargai tanggapan dan kepedulian para karyawan dan pemangku kepentingan di masa penuh tantangan ini. Kendati kami telah menyesuaikan rencana usaha kami seiring dengan kondisi ekonomi saat ini, komitmen kami di bidang lingkungan, ekonomi dan sosial tidak pernah surut. Semangat dedikasi dan kerjasama dari seluruh pemangku kepentingan sangat penting untuk mendukung upaya pembangunan berkelanjutan kami, pada saat ini hingga jauh di masa depan.



PT Freeport Sehari "Ngembol" 102 Kg Emas
Islam Times- "Bayangkan berapa besar keuntungan yang telah didapat. Tetapi dana yang diberikan bagi masyarakat asli pemilik ulayat hanya satu persen, dan itupun sampai saat ini masih menjadi persoalan karena diperebutkan banyak pihak," terangnya
PT Freeport Sehari "Ngembol" 102 Kg Emas


Direktur Lembaga Analisa Kebijakan Daerah (Lakeda), Lamadi de Lamato mengatakan, kedatangan presiden SBY, di Jayapura, diharapkan bisa meninjau ulang kontrak karya PT Freeport Indonesia di Tembaga Pura, Mimika, Papua.

"Selama ini banyak hasil yang diambil PT Freeport dari perut bumi Papua, tetapi manfaat balik yang diberikan pada masyarakat asli Papua masih relative belum sesuai," katanya di Jayapura, Minggu (21/11/2010).

Menurut Lamadi Lamato, sesuai data yang baru-baru ini dipublikasikan dimedia massa, setiap harinya PT Freeport Indonesia menghasilkan 102 kilogram emas, di luar konsentrat tambang lainnya.

"Bayangkan berapa besar keuntungan yang telah didapat. Tetapi dana yang diberikan bagi masyarakat asli pemilik ulayat hanya satu persen, dan itupun sampai saat ini masih menjadi persoalan karena diperebutkan banyak pihak," terangnya.

Untuk itu Lamadi meminta presiden SBY dalam kunjungannya di Jayapura, menyempatkan diri untuk membahas masalah kontrak karya Freeport ini.

Selain pembahasan masalah kontrak karya Freeeport, Lamadi juga menuturkan, hal lain yang tidak kalah pentingnya yang harus diluruskan oleh presiden SBY adalah masalah rencana evaluasi undang-undang otonomi khusus yang belum dilakukan.

Presiden SBY dan rombongan dijadwalkan tiba di Jayapura, Minggu sore nanti, dan akan melakukan serangkaian kegiatan di antaranya membuka kegiatan pertemuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-nusantara di Universitas Cenderawasih Jayapura.

Selain membuka pertemuan BEM se-nusantara itu, Presiden SBY juga akan memberi pengarahan dalam pertemuan Penguatan Kapasitas Keuangan Daerah yang rencananya digelar di Sasana Krida Kantor Gubernur Papua pada Minggu malam.

Dalam acara tersebut, akan dilakukan penandatanganan pakta Integritas bersama pihak DPRD, bupati/walikota maupun pimpinan daerah antara Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat.

Diketahui, kedatangan Presiden Republik Indonesia ke Papua, akan didampingi pejabat Eselon I, antara lain dari KPK, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan






PT Freeport Indonesia (PTFI) memberi manfaat ekonomi langsung maupun tidak langsung yang cukup besar bagi pemerintah pusat, Provinsi Papua dan Kabupaten Mimika dan bagi ekonomi Papua dan negara Indonesia secara keseluruhan. Manfaat langsung kepada Republik Indonesia mencakup pajak, royalti, dividen, retribusi dan dukungan langsung lainnya. Kami merupakan penyedia lapangan kerja swasta yang terbesar di Papua dan termasuk diantara wajib pajak nasional terbesar. Selama 2008 manfaat langsung dari PTFI mencapai sekitar 1,2 miliar dolar AS. Sejak dimulainya kontrak kami yang berlaku saat ini dengan pemerintah Indonesia pada 1992, manfaat langsung bagi Indonesia seluruhnya mencapai lebih dari 8 miliar dolar AS.
Kontribusi tidak langsung bagi Indonesia termasuk investasi infrastruktur di Papua seperti kota, instalasi pembangkit listrik, bandara udara dan pelabuhan, jalan, jembatan, sarana pembuangan limbah, dan sistem komunikasi modern. Infrastruktur sosial yang disediakan oleh perusahaan termasuk sekolah, asrama, rumah sakit dan klinik, tempat ibadah, sarana rekreasi dan pengembangan usaha kecil dan menengah. PTFI telah melakukan investasi senilai kurang lebih 6 miliar dolar AS pada berbagai proyek tersebut selama proyek tersebut dilaksanakan.
Total nilai pembelian barang dan jasa dalam negeri secara lokal mencapai 271 juta dolar AS pada 2008 yang meningkat 43,8% dibandingkan 2007. Barang dalam negeri tersebut merupakan 21,3% dari semua barang pembelian PTFI.
Sekitar 80% dari seluruh pembelian jasa oleh PTFI terdiri dari produk dalam negeri, dengan nilai total mencapai 469 juta dolar AS. Dari semua pembelian jasa dalam negeri, 7% berasal dari perusahaan yang berada di Papua; dan dari seluruh jasa yang dibeli di Papua, 28% dibeli dari usaha yang dimiliki warga Papua, dengan total nilai lebih dari 9 juta dolar AS.

Perbandingan royalti dan pajak pendapatan per negara selama tahun 1992-2008 (dalam juta dolar AS).
Berdasarkan studi yang dilakukan Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, kontribusi PTFI terhadap produk domestik bruto (PDB) negara Indonesia, Provinsi Papua, dan Kabupaten Mimika masing-masing sebesar 1,3%, 40% dan 96% pada tahun 2008.
Pada akhir 2008, PTFI secara langsung mempekerjakan 11.659 pekerja; dari jumlah tersebut, 3.353 (29%) terdiri dari warga Papua. Termasuk karyawan kontraktor, total jumlah pekerja pada kegiatan PTFI per akhir 2008 mencapai 21.053 orang.
Berdasarkan sebuah kesepahaman bersama yang ditandatangani bersama Gubernur Papua, PTFI berkomitmen menyumbang pasir sisa tambang/SIRSAT sebagai bahan konstruksi untuk pembangunan infrastruktur di Papua, termasuk jalan dan sarana umum. PTFI juga menyanggupi komitmen sebesar 400.000 dolar AS per tahun selama lima tahun (mulai 2006) untuk berbagai proyek pembangunan di kabupaten Mimika.
Pada tahun 2008 PTFI menyanggupi komitmen sebesar 34,6 juta dolar AS bagi Dana Kemitraan Freeport untuk Pengembangan Masyarakat yang dikelola Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK). Dari jumlah tersebut, 25 juta dolar AS disalurkan kepada LPMAK dan sisa 9,6 juta dolar AS akan diserahkan pada saat perpanjangan nota kesepahaman bersama organisasi tersebut. LPMAK bermitra dengan pemerintah daerah setempat, LSM dan mitra masyarakat lainnya guna mendukung pendidikan, kesehatan dan pembangunan ekonomi masyarakat setempat.
Selain Dana Kemitraan, PTFI telah menyumbang 30,5 juta dolar AS untuk berbagai prakarsa investasi masyarakat, termasuk sumbangan tunai sebesar 2,4 juta dolar AS, 25,6 juta dolar AS untuk program masyarakat dan layanan yang dikelola langsung oleh PTFI dan 2,5 juta dolar AS untuk investasi infrastruktur.


Papua Memanas
Astaga, 70 Tentara Amerika Serikat Jaga PT Freeport


Aktivis Relawan Pejuang Demokrasi (Repdem) melakukan aksi teatrikal yang menggambarkan penderitaan rakyat Papua saat unjukrasa di depan kantor PT Freeport Indonesia, di gedung Plaza 89, Jakarta Selatan, Rabu (2/11/2011). Repdem menginginkan pemerintah memutus kontrak dengan Freeport dan menasionalisasi perusahaan asing tersebut.

Dalam rapat Tim Pengawas Papua yang dipimpin Wakil Ketua DPR, Priyo Budisantoso terungkap, ada 70 pasukan Amerika Serikat yang masih aktif, kini berada di perusahaan PT Freeport. Hal ini diungkap oleh politisi Partai Hanura Ali Kastela. Wakil Ketua DPRD Papua, Jimmy J, saat dikonfirmasi tribun usai rapat, membenarkan hal tersebut.

Jimmy menjelaskan, tak tahu persis sejak kapan keberadaan 70 pasukan Amerika Serikat di PT Freeport. Ia menduga wajar bila ada pasukan Amerika Serikat yang mengamankan PT Freeport.

"Jangankan pasukan asing, pasukan TNI aktif, kabarnya juga ikut menjaga PT Freeport," kata Jimmy.

Dalam rapat dengar pendapat itu, pihak pemerintah diwakili oleh Menkopolhukam Djoko Suyanto, Menkumham, Amir Syamsuddin, Mendagri Gamawan Fauzi, Panglima TNI Agus Surhartono. Selain itu, hadir juga Ketua KPU Hafiz Ansyari.

Jimmy menjelaskan, terlepas sejak kapan keberadaan pasukan Amerika Serikat di PT Freeport, Papua, kini memang sedang dalam intaian pihak asing, Amerika Serikat dan Australia.

"Dan sebenarnya, yang patut diwaspadai bukanlah OPM bersenjata. Tapi, OPM berdasi. Mereka masuk ke dalam birokrasi di Papua, mendapat jabatan enak, tapi sengaja tak menjalankan kebijakan. Dengan harapan, rakyat Papua marah," kata Jimmy.

Permasalahan di Papua, sebenarnya dapat diselesaikan bila pemerintah bersikap konsisten dalam melaksanakan Otsus Papua. Namun kenyataannya, pelaksanaannya tak dilakukan dengan baik, sehingga rakyat Papua marah.

"Kompleksitas masalah di Papua kini masih terjadi, angka buta huruf masih tinggi, dan masih banyak yang susah. Selama perut orang Papua, belum bisa kenyang, maka selama itu Pula orang Papua akan terus minta merdeka," imbuhnya seraya mengatakan, pasukan AS di Freeport diduga memata-matai kisruh Papua.

"Dan bukan tidak mungkin, 70 orang pasukan Amerika Serikat di PT Freeport, bertugas untuk memata-matai. Bagi orang Papua, Amerika punya sejarah. Kita mau curiga atau tidak, mereka (70 pasukan Amerika di PT Freeport) tugasnya adalah menjaga persoalan perusahaan negaranya," sergahnya.


70 Tentara AS Disebut Bekerja di PT Freeport
Hery Winarno


Demo karyawan Freeport Jakarta - Anggota Komisi VII DPR Ali Kastela memaparkan hasil kunjungan kerjanya saat meninjau PT Freeport, Timika, Papua. Dari kunker tersebut, Ali mendapati bahwa ada sekitar 70 tentara Amerika Serikat (AS) yang bekerja di PT Freeport.

"Saat kunker, ada 70 militer Amerika yang masih aktif, yang kerja di Freeport," ujar Ali saat rapat tim monitoring Papua dan Papua Barat dengan pemerintah di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (25/11/2011).

Tidak hanya itu, dalam kunjungan tersebut Ali juga menemukan bahwa TNI dan Polri berbeda kelas dalam mengamankan Freeport.

"Juga dilihat, sekarang polisi di ring satu, tentara di ring 2. Bisa-bisa polisi ditembak tentara," terang anggota Komisi VII DPR ini.

Anggota fraksi Hanura ini juga menyayangkan adanya pemberian uang dari PT Freeport kepada anggota Polri. Menurutnya hal itu bisa mengakibatkan kecemburuan bagi rakyat Papua.

"Juga ada kecemburuan bahwa polisi dapat uang negara, masih dapat uang dana keamanan dari Freeport, kok orang Papua malah nggak dapat. 10 Tahun lalu Papua di atas Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Maluku, tapi sekarang sudah paling bawah," imbuhnya.


Freeport Belum Sejahterakan Papua

JAYAPURA — Keberadaan PT.Freeport Indonesia yang beroperasi di sebagian besar daerah potensial logam di Pegunungan Tengah, Provinsi Papua hingga kini belum dapat ikut mendongkrak tingkat kesejahteraan masyarakat Papua secara signifikan.

“Re-negoisasi kontrak karya Freeport yang telah berlangsung dua periode sejak 1967 harus dapat memberikan perubahan untuk masyarakat Papua tetapi ternyata hal itu belum terwujud,” kata Ketua Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ), Aria Aditya Setiawan di Jayapura, Selasa.

Pendapatan dari Freeport lanjutnya, ditambah dana Otonomi khusus (Otsus) setidaknya bisa dikelola dengan baik guna menjawab tantangan pemerintah tentang keadilan yang selama ini ditanyakan atas Papua dan kondisi masyarakat lokal.

Pertanyaan kritis adalah, apakah Freeport sendiri belum memberikan perhatian secara penuh untuk ikut meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua ataukah masyarakat dan pemerintah setempat belum mampu mengelola dan memanfaatkan dana yang sudah diberikan Freeport kepada rakyat Papua selama ini.

Penduduk asli Papua yang hanya mengenal jenis modal terdepan dan ekonomi kas dalam waktu kurang dari satu generasi, menderita karena kurangnya pelatihan dan akses terhadap modal. Mayoritas penduduk Papua masih mengandalkan pertanian yang sederhana dan berburu yang hasilnya tidak bisa berkompetisi dengan ekonomi lokal dan nasional.

Sementara itu, PT.Freeport merupakan salah satu perusahaan asing yang beroperasi melalui Kontrak Karya (KK) di wilayah Papua dan merupakan Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar yang memberikan devisa bagi negara melalui penambangan emas dan tembaga di Timika.

Selama periode KK I tahun 1973-1991, perusahaan pertambangan yang berinduk pada Freeport-McMoran Copper & Gold Inc. ini telah mendapat laba 1,1 milyar dolar AS. Sementara untuk kas Indonesia, Freeport hanya menyetor 138 juta dolar AS dalam bentuk deviden, royalti dan pajak atau sekitar 12,54 persen.

Dengan bekal KK II, selama 30 tahun ke depan, areal penambangan Freeport terus melebar hingga ke Deep Area, DOM dan Big Gossan yang sudah siap dieksploitasi. Sedangkan daerah Kucing Liar serta Intermediate Ore Zone (IOZ) masih dieksplorasi.

Lebih lanjut Aria menyatakan, walaupun Freeport telah melakukan investasi senilai 4,5 milyar dolar AS, hanya sebagian kecil dari investasi tersebut berpengaruh langsung pada ekonomi lokal.

Diantara penyebabnya adalah gaji dan berbagai kompensasi yang dibayarkan kepada masyarakat non-Papua tidak berpengaruh pada ekonomi lokal karena para pekerja mengirimkan sebagian besar gajinya ke negara asal atau ke luar Papua.

Selain itu, mayoritas dari perusahaan sub-kontraktor beroperasi di Jakarta dan mengimpor peralatannya dari luar Papua.

Sebagai contoh, tembaga dari Garsberg dikirim dan diproses di perusahaan pengolahan hasil kerja sama Mitsubishi dan Freeport di Gresik, Jawa Timur dengan nilai kontrak 700 juta dolar AS.

“Pemberian tersebut mungkin merupakan keputusan bisnis yang benar, tapi dari sudut pandang orang Papua, mereka kehilangan sebuah kesemmpatan,” kata Aria.

Namun demikian, sejauh ini Freeport terus melakukan usaha untuk memberikan pelayanan sosial dan memperbaiki kualitas hidup penduduk yang tinggal di daerah operasi penambangan dengan melakukan skema reinvestasi dan beragam program pengembangan.

Hal tersebut ditujukan untuk pendidikan, kesehatan, usaha kecil dan pembangunan infrastruktur untuk tujuh suku Papua yang berdiam di daerah operasi, termasuk Suku Amungme dan Komoro.

Freeport tampaknya masih akan lama bercokol di Tanah Papua dengan adanya kontrak untuk kegiatan tambang Garsberg yang berlaku sampai 2021 dengan opsi memperpanjang perjanjian hingga 20 tahun kemudian.