Tampilkan postingan dengan label politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label politik. Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 Mei 2014

AS "Sakit Kepala" dengan Munculnya Prabowo dalam Pilpres Indonesia



Rabu, 21 Mei 2014 | 10:24 WIB


WASHINGTON, KOMPAS.COM — Munculnya Prabowo Subianto sebagai salah satu calon dalam pemilu presiden Indonesia tahun ini bakal membuat Amerika Serikat (AS) menghadapi situasi yang canggung karena mungkin harus menyambut satu lagi pemimpin Asia yang sebelumnya ditolak masuk AS karena diduga terlibat pembunuhan massal. Demikian laporan kantor berita Reuters, Rabu (21/5/2014).

Situasi canggung itu telah muncul beberapa hari terakhir saat Washington mendapati bahwa mereka harus mengubah haluan dan menjanjikan visa bagi Perdana Menteri India terpilih, Narendra Modi, setelah kemenangan telak Modi dalam pemilu di India. Permohonan Modi untuk mendapatkan visa AS ditolak pada tahun 2005.

Reuters melaporkan, Washington mungkin akan berubah haluan lagi setelah Partai Golkar, partai pemenang kedua dalam pemilu legislatif, Senin lalu secara tiba-tiba memberikan dukungan kepada Prabowo menjelang pemilu presiden pada 9 Juli mendatang.

Kantor berita itu mengatakan, Prabowo pernah menjadi salah satu orang Indonesia yang paling dicerca, dituduh menculik, melanggar hak asasi manusia, dan mengupayakan kudeta setelah penggulingan mantan ayah mertuanya, mendiang Presiden Soeharto, tahun 1998.

Sebuah laporan harian New York Times pada Maret lalu mengatakan, tahun 2000, Departemen Luar Negeri AS menolak visa mantan perwira tinggi itu, yang pangkat terakhirnya di militer adalah letnan jenderal, untuk menghadiri wisuda anaknya di Boston. Namun, AS tidak pernah menjelaskan mengapa permohonan visa Prabowo ditolak.

Prabowo mengatakan kepada Reuters pada 2012 bahwa ia masih ditolak untuk mendapatkan visa AS karena tuduhan bahwa dirinya menghasut kerusuhan yang menewaskan ratusan orang setelah penggulingan Soeharto. Dia membantah telah melakukan kesalahan.

Menurut Amnesty International, Prabowo dipecat dari militer Indonesia tahun 1998 karena perannya, saat menjabat sebagai Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dalam hilangnya sejumlah aktivis politik.

Adapun penolakan visa untuk Modi dari India pada 2005 berdasarkan ketentuan dalam sebuah undang-undang AS tahun 1998 yang melarang masuk orang asing yang telah melakukan "pelanggaran berat bagi kebebasan beragama." Ia dituduh terkait dengan kerusuhan berbau agama di negara bagian asalnya di Gujarat pada 2002, tempat lebih dari 1.000 orang, sebagian besar umat Islam, tewas.

Namun, setelah partai Modi meraih kemenangan dalam pemilihan umum pekan lalu, Presiden AS Barack Obama dengan cepat menelepon Modi untuk memberikan ucapan selamat dan mengundang pemimpin baru dari sebuah negara yang Obama nyatakan sebagai mitra strategis penting bagi Gedung Putih itu.

Modi juga membantah telah melakukan kesalahan dan ia tidak pernah dituntut di India.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Modi akan diberikan visa A-1. Visa jenis ini punya kekebalan diplomatik dan dikeluarkan secara otomatis, kecuali ditentang oleh Obama, yang punya kewenangan untuk menolak masuk siapa saja yang telah melakukan "kejahatan terhadap kemanusiaan atau pelanggaran-pelanggaran serius hak asasi manusia, atau yang berusaha atau bersekongkol untuk melakukan hal itu."

Ketika ditanya apakah Prabowo akan diperlakukan sama seperti Modi jika ia memenangkan pemilu di Indonesia, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS menanggapi dengan pernyataan serupa, seperti yang disampaikan sebelum ada hasil pemilu India. Ia mengatakan bahwa departemen tersebut tidak akan membahas kasus visa individual.

Pejabat itu menambahkan, Amerika Serikat tetap "berkomitmen untuk menjalin hubungan dekat dengan Indonesia dan berharap hubungan itu akan terus berlanjut."

Namun, sejumlah analis yakin bahwa Prabowo, seperti Modi, akan diberikan visa jika dia menang dalam pemilu.

Ernie Bower, seorang pakar Asia Tenggara di Center for Strategic and International Studies, mengatakan bahwa seperti deklarasi darurat militer minggu ini di Thailand, kasus Prabowo merupakan sebuah "sakit kepala" yang tidak diinginkan saat Washington sedang mencoba untuk menjalin hubungan lebih kuat di Asia Tenggara dalam menghadapi China yang semakin tegas.

"Bagi Amerika Serikat, sangat penting untuk fokus pada amanat rakyat Indonesia. Washington harus merangkul dan bekerja dengan calon mana pun yang terpilih."

Selasa, 14 Januari 2014

“ANAS untuk SBY PEMILU GAGAL”

Twitter @MATANEWS

PENTING….HARAP DI BACA…!!

1. Setiap kali ditanya apakah anas korupsi di Hambalang, jawab kami selalu tegas : TIDAK. Apakah anas bersih? Jawab: tdk tahu

2. Jwban tergantung pertanyaan, tergantung pada kasus apa dan sejauh mana kami tahu ttg kasus itu. Kalau tdk tahu kasusnya, ya ga bs jawab

3. Kalau terkait Hambalang, sangat jelas anas clear. Koruptor Hambalang sdh jelas : 40 nama di LHP BPK Tahap I dan II plus yg diluat LHP BPK

4. Anehnya (rakyat harus marah nih), dari 40 nama di LHP BPK yg cantum nama koruptor Hambalang, tdk sampai 10 yg diperiksa KPK. Knpa AYOO ?

5. Siapa 40 KORUPTOR HAMBALANG ? Siapa yg dilindungi KPK BUSUK itu ? Ini daftarnya >> : Andi Malarangeng, Wafid Muharam, Dedy Kusnidar

6. Khusus Dedy Kusnidar, saat ini meski sudah divonis, dedy bebas kemana2. Lebih sering berada di polres jaksel. Kenapa ? Dia KOLUSI dgn KPK

7. Masih pejabat kemenpora > Wisler Manalu (Ketua Panitia Pengadaan), Jaelani ( Anggota Panitia Pengadaan), Bambang Siswanto (Ses Panitia)

8. Rio Wilarso (staf biro perencanaan kemenpora). Di Kemenkeu >> Agus Martowardoyo (Menkeu) & Anny Ratnawati (Dirjen Anggaran)

9. Agus marto skrg gub BI dan any ratnawati skrg wamenkeu. Any ratnawati adalah dosen SBY di IPB dan dia pejabat yg berhub dgn bunda putri

9. Kalau teman2 anas mau anas selamat, gampang !! Demo KPK tiap hari agar TERSANGKA kan BUNDA PUTRI Sylvia Soleha dan Widodo Wahyu Sasangko

10. Kalau teman2 anas mau anas selamat, gampang !! Demo KPK tiap hari agar TERSANGKA kan BUNDA PUTRI Sylvia Soleha dan Widodo Wahyu Sasangko

11. SBY SANGAT TAKUT jika RING 1nya jadi TSK. Karena pasti akan seret klrg Cikeas. Siapa saja ? >> CHOEL, WIDODO WS dan BunPut Silvia Soleha

12. Anehnya, tidak ada satu pun diantara elit politik dan musuh2 SBY yang jeli melihat kelemahan SBY ini : Choel, BP Sylvia Soleha & Widodo

13. Itu sebabnya : 1. SBY buru2 buat pernyataan tdk kenal bunda putri. 2. SBY bayar TEMPO bikin pengelabuan ttg bunda putri 3. KPK ga berani

14. 4. Rizal dan Andi malarangeng akhir2 ini “pura2 jujur” dgn bilang choel terima suap Hambalang. Tujuannya? Agar SBY perhatikan/bantu Andi

15. Kenapa Andi & Rizal berani tangung KPK utk tahan Choel ? Karena mereka tahu KPK tdk berani tahan choel. 4 pimpinan KPK akan lgsg jd TSK

15. CHOEL adalah pemegang rahasia kotor cikeas. Choel lebih dekat dgn keluarga Cikeas ketimbang andi. Choel tahu semua korupsi Cikeas !!

16. CHOEL adalah pemegang rahasia kotor cikeas. Choel lebih dekat dgn keluarga Cikeas ketimbang andi. Choel tahu semua korupsi Cikeas !!

17. CHOEL adalah KASIR keluarga Cikeas disamping Karen A, Ani Pane, MRC, BGT, CT, HR, dll. Kasir yg lain sdh gol ke penjara : ayin & hartati

18. CHOEL adalah pemilik FOX INDONESIA yang menerima aliran dana Century 1.1 triliun ! FOX Tim media dan pencitraan PD & SBY thn 2009

19. Selain itu, Ibas juga banyak difasilitasi oleh CHOEL. Dan yang terpenting : CHOEL utusan cikeas jumpai Nazar yg buron di singapura.

20. Choel utusan Cikeas sekaligus negosiator Cikeas ketika menyusun konspirasi pelemahan KPK dan penghancuran karakter Anas via opini media

21. Choel juga angota tim inti ELANG HITAM yang diketuai Rizal M yg mengkoordinasi semua pembentukan opini fitnah anas dan selamatkan Cikeas

22. CHOEL TSK = CIKEAS KIAMAT !

23. BUNDA PUTRI SYLVIA SOLEHA TSK = CIKEAS TAMAT !

24. WIDODO WAHYU SASANGKO TSK = CIKEAS LUMAT !

25. AGUS GUNDUL DITEMUKAN = CIKEAS PINGSAN

26. Kembali ke Anas. Anak manusia bernama anas ini memang susah ditebak. Dia mudah lolos dari jeratan hukum, tapi kok malah pengen dihukum

27. Anas juga banyak Pegang rahasia SBY tapi dia ga pernah mau membela diri dgn cara begitu. Ya sulit. Hukum di RI ini dikendalikan istana

28. Jika anas prapid kan penetapan TSK nya dulu, dijamin dia menang. Ga akan berani hakim kalahkan dia karena KUHAP tegas mengatur pasalnya

29. Mungkin Anas mau napak tilas jejak Bung Karno Bung Hatta, kalau mau jadi pemimpin bangsa sejati, harus dipenjarakan oleh pemimpin zalim

30. Anas tahu banyak rekayasa hasil suara pemilu dan pilpres 2009 karena dia ketua bidang politik DPP PD. Tahu bgmn IT KPU dikotak katik

31. Anas tahu banyak tentang aliran uang century, BLBI dan mafia pajak yang dihimpun PD / SBY saat pemilu/pilpres 2009. Tapi anas peliiiit !

32. Beda dgn antasari yg dokumen2 penyimpangan IT KPU 2009 sdh disita dari ruang kantornya, anas masih simpan di tempat aman. Sama org lain

32. Bahkan anas punya 1 rahasia besar yg menjadi AIB keluarga SBY dan besan. Kalau dibuka, rubuhlah istana.. itu sebab ada usaha2 bunuh anas

33. Bahkan anas punya 1 rahasia besar yg menjadi AIB keluarga SBY dan besan. Kalau dibuka, rubuhlah istana.. itu sebab ada usaha2 bunuh anas

34. Itu sebab anas di rutan KPK ga mau santap makanan dan minuman pemberian staf KPK. Takut diracun. Mati deh..kayak wamen kita dulu heuheu

35. Tp anas lupa ilmu/prinsip dasar intelijen, info maha penting ga boleh disimpan sendiri..ntar kalau dia mati, info itu ikut masuk kuburan

36. Teman2 anas sendiri bingung mau ngapain..kalau diperintahkan demo, kemarin dari Jogya dan surabaya sdh siap 10.000 massa masuk jakarta

37. Anas malah bilang, biarin aja..saya mau rasain pengalaman masuk penjara. Toh penjaranya enak, ga kayak boven digul atau P Buru hehe

38. Anas jg menolak ketika 9 bulan lalu massa mau demo besar2an di KPK utk desak anas ditahan agar lgsg disidangkan. Pasti anas bebas murni

39. Karena kalu kasus Harier, anak SMA pun tahu itu kasus ecek2. Mobil diserahkan sblum anas jd agta DPR, dibayar lunas, bukan dari hamblang

40. Ga mungkin penyidik KPK atau samad ketua KPK abal2 itu ga tahu, 520 juta beli Harier dari komisi Nazar via Adhi Karya utk proyek UNAIR

41. Kok tahu ? Ya tahu donk. 1. Penyidik KPK kasih tahu 2. Kami jg punya dokumennya 3. Pengakuan samad sendiri. Dia pusing ditekan SBY haha

42. Sebenarnya KPK itu sdh kasih sinyal sama anas agar segera praperadilankan penetapan TSK nya, eh anas ga mau..dia menunggu, pasif hehe

43. Mungkin anas sengaja menyiksa SBY ya ? Bikin SBY, ANI, TB Silalahi and the gank mumet hehe

44. Anas itu sebenarnya sayang banget sama SBY. Sdh anggap seperti bapak sendiri. Tahu kenapa ? Karena SBY yg bantu anas jadi ketum PB HMI !

45. Mau tahu ceritanya, bgmn SBY membantu anas jadi ketum HMI pada tahun 1997 ? Rahasia ini hanya segelintir orang yang tahu hehe

45. SBY pada tahun 1997 adalah assospol ABRI. Kasospolnya letjen Syarwan Hamid. Pada saat kongres HMI, tiba2 GOLKAR mau kuasai HMI

46. SBY pada tahun 1997 adalah assospol ABRI. Kasospolnya letjen Syarwan Hamid. Pada saat kongres HMI, tiba2 GOLKAR mau kuasai HMI”

46. Golkar dukung Umar Husin jadi ketum PB HMI pengganti taufik hidayat (skrg kom II DPR RI), anas tdk punya peluang menang

47. Golkar dukung Umar Husin jadi ketum PB HMI pengganti taufik hidayat (skrg kom II DPR RI), anas tdk punya peluang menang

48. Melihat gelagat seperti itu, Taufik Hidayat Ketum PB HMI yang sangat dekat sama Suharto dan ABRI, lgsg telp Panglima TNI Faisal Tanjung

49. Panglima ABRI Faisal Tanjung segera perintahkan Kassospol ABRI Letjen Syarwan Hamid utk amankan agenda ABRI di Kongres HMI tsb

50. Syarwan Hamid kalu tugaskan Assospol ABRI SBY utk amankan agenda tsb. SBY pun turun dgn pasukannya, dibantu Pangdam Brawijaya Imam Utomo

51. Berkat kecerdikan SBY dan timnya melobi peserta kongres, serta operasi intelijen yg dilakukannya, Umar (Golkar) KO, Anas (ABRI) menang

52. Sejak itu hubungan SBY - Anas sdh seperti Bapak dan Anak. Anas sangat menghormati SBY dan menajdikan SBY sbg mentor dan teladannya

53. Perasaan anas thdp SBY TIDAK pernah berubah sampai detik ini. Dia tahu, jika SBY benci pada dirinya, itu bukan datang dari hati SBY

54. Itulah sebabnya, meski anas punya banyak senjata rahasia utk menjatuhkan SBY, dia tdk pernah mau gunakan. Meski didesak semua pihak

55. “Sebagai anak, tidak mungkin saya mencelakakan bapak saya sendiri”, itu kalimat yg selalu dikatakan anas, ketika ‘kompor2’ mulai menyala

56. Akibatnya semua teman anas gemes. Pengen nyubit pipinya yang chubie itu hahaha… tapi anas adalah anas, kalau sdh bilang tidak, ya tidak

57. Jadi, gimana anas meloloskan diri dari jeratan hukum ini ? Atau jeratan ini hanya main2 belaka ? Sebenarnya SBY punya rencana khusus ?

58. Mantan staf SBY saat bertugas di misi PBB yang juga teman kami sewaktu dinas di Asia Timur, mengatakan : anas itu putra mahkota SBY !

59. Mantan staf SBY yang skrg sdh pensiun berpangkat terakhir letnan jenderal itu, tdk percaya jika SBY akan celakakan anas. Nah lho ?? !

60. SBY lulusan terbaik Akmil, peraih Adhi Makayasa, Nomor satu alias paling jago strategi dan perencanaan, tapi ga pernah perang hehe

61. Sepanjang hidupnya, SBY tdk pernah gagal mewujudkan rencana dan cita2nya. Bahkan pada thn 1977 SBY sdh tahu dia bakal jadi Presiden !

62. Saat itu SBY sedang reuni sama teman karimnya “si tuyul” lettu Syamsul Maarif (skrg mayjend purn. Ka BNPB). Mereka duduk berdua di MONAS

63. Tahun 1977 itu MONAS belum seperti saat ini, kita bisa duduk di tangganya dgn memandang langsung ke istana. Ada air mancur di depannya

64. SBY berkata pada temanya “Si Tuyul” alias jenderal encung (maaf ya senior hahaha), “Yul, nanti aku akan duduk di seberang sana”

65. Lalu SBY si Petruk menjawab “Benar. Aku serius lho. Lihat saja nanti, istana itu akan dadi omahku”. SBY menjawab dgn sangat yakinnya !

66. Begitulah SBY. Dia sdh rencanakan akan jadi presiden sejak tahun 1977. Siapa yang menduga, 27 thn kemudian, SBY benar2 jadi presiden !

67. Mantan staf SBY yang kini komisaris utama di sebuah perusahaan telekomunikasi besar itu sangat yakin, SBY punya rencana rahasia utk anas

68. Semua yang dialami anas ini menurut beliau adlaah “ujian” terhadap anas. Anas lulus atau tidak. Bgmn dgn kami ? Sulit mempercayainya

69. Semua yang dialami anas ini menurut beliau adlaah “ujian” terhadap anas. Anas lulus atau tidak. Bgmn dgn kami ? Sulit mempercayainya !

70. Letjen purn itu tertawa lihat keraguan kami. Lalu dia kasih clue “SBY itu sensitif, hatinya lembut. Mungkinkah dia tega menzalami ?”

71. Bagaimana dgn sifat SBY yg dinilai suka bohong& ingkar janji ? “Sebenarnya sby bukan bohong, tapi dia sulit berkata tidak”, ujar beliau

72. Karena itu semua permintaan/permohonan pasti dijawab “ya” oleh SBY, meski pun sebenarnya dia tdk setuju atau menolak. Mumet ya? Sama !

73. Memahami SBY adalah membaca yang tersirat, bukan yang tersurat. Kami banyak tahu manuver dan strategi sby krn berpedoman pada cara itu

74. Perhatikanlah SBY, dia tdk pernah mau konflik langsung. Selalu muter, pinjam tangan, pontius pilatus, termasuk saat undurkan pemilu hehe

75. Itu sebabnya kami tahu persis capres jagoan sby saat ini adalah GWirjawan bukan si koruptor besar raja ngaspo iskan_dahlan atau PEW

76. Hanya saja, seperti sifat yang sdh mendarah daging, SBY tdk mau kecewakan istrinya yang pengen adiknya, jendral PEW jadi capres/cawapres

77. Nah, Utk gagalkan rencana istrinya, plus gagalkan rencana konglomerat2 hitam, china & arkansas connection : presiden boneka Jokowi, …

78. SBY kembali gunakan strategi melingkar, pinjam tangan, pontius pilatus : MK diobok2 KPK, diganti dgn hakim2 yg sdh tersandera SBY, ..

79. Yusril diberi konsesi besar (proses hukum berhenti, PBB diloloskan, Yusron jd dubes, hamdan jadi ketua MK, barullah akbar tetap jd BPK)

80. Apa kewajiban Yusril setelah nikmati konsesi luar biasa hasil deal dgn SBY : ajukan gugatan UU Pilpres, siapkan sistem pemerintah baru

81. Maka, YIM tgl 13 Des 2013 ajukan gugatan uji materi UU Pilpres ke MK yg sdh dibawah kendali SBY itu. YIM pasti menang lagi di MK hehe

82. Ketika gugatan YIM utk pemilu pilpres serantak dimenangkan MK, maka SBY berada di atas angin. Semua rivalnya kacau balau ..rasain hehe

83. Semua rencana rivalnya, termasuk usaha yg luar biasa besar mnghabiskan uang utk popularitas semu Jokowi, menjadi sia2. Pemilu batal hehe

84. Ketika MK pada maret 14 nanti putuskan pemilu/pilpres serentak, silahkan bayangkan bgmn konsekwensinya…nyahook ! Semuanya hehe

85. DPR tdk mungkin mau ambil alih segera revisi UU Pilpres, pasti serahkan pada Presiden utk terbitkan Perppu. SBY pasti pura2 menolak dulu

86. Setelah tarik ulur sebentar dgn DPR, akhirnya nanti SBY setuju terbitkan Perppu, SETELAH mendengar pertimbangan KPU/Bawaslu dll hehe

87. Jadi, ttg jadwal, SBY seolah2 menyerahkannya kepada KPU, padahal sejak 6 bulan lalu, kami sdh dengar KPU diperintah utk susun skenario

88. KPU sdh diperintahkan istana utk susun skenario agar alasannya nanti cocok dgn jadwal pemilu/pilpres serantak yg sdh ditetapkan SBY hehe

89. Nah, dengan jadwal dan sistem pemilu baru, SBY akan kembali menang pemilu. Kok bisa ? Ya bisa. Bgmn caranya? Ada deh..nanti kmi bahas

90. Bgmn dgn konglomerat cina, china - arkansas connection yang pasti mencak2, sewot kebakaran jengglot krn jokowi kehilangan momentum?

91. Pasti mereka berusaha memancing kerusuhan karena dari awal, keinginan china berkuasa di RI melalui Jokowi adlah harga mati. Now or never

92. SBY tentu sdh siapkan semuanya : The Red Plan. Itu sebabnya moeldoko yang jadi panglima TNI. Profile -nya sempurna utk The Red Plan SBY

93. Namun, SBY juga pasang kunci, di TNI dibikin tripolarisasi : Moeldoko - Budiman - Gatot (ketiganya tdk akur satu sama lain).

94. Di Polri juga tripolarisasi : Sutarman - Ogroseno - Suhadi (tdk akur satu sama lain). SBY pegang kendali penuh di TNI - Polri. Kereeen !

95. Bagaiman pasukan tempur pemukul ? Aman. 9 Divisi (6 di kodam dan 3 di Konstrad) sdh dlm genggaman SBY. Semua Dan Div sdh dipanggil SBY

96. Satu per satu dgn waktu yang berbeda 9 komandan divisi tsb sdh dipanggil menghadap SBY dan nyatakan kebulutan tekad dukung SBY ! Asyikk

97. Jika massa bayaran konglomerat pendukung Jokowi macam2, brimob dan TNI sdh siap ! Sikat ! SBY senang2 saja. Pemilu bs mundur lagi heuheu

98. Rusuh atau tdk paska keputusan MK mengenai pemilu serantak, sama saja bagi SBY. Semua sdh planingnya. Mantap !! Luar biasa jenius SBY !

99. Lalu, kemana arah atau apa tujuan akhir dari The Red Plan SBY ini ? Nanti kita bahas…kuat Iman utk menghadapi The Red Plan SBY…..!!


(Mahfud MD: Tidak Ada Intervensi Petinggi Partai Demokrat)
http://matanews.com/2014/01/13/mahfud-md-tidak-ada-intervensi-petinggi-partai-demokrat/
2Suka ·  · 

Kamis, 27 September 2012

Golkar Terancam Eksodus Kader


JAKARTA– Partai Golkar perlu segera melakukan konsolidasi secara intensif dan memunculkan beberapa tokoh pengganti figur-figur kuat yang telah hengkang. Hal ini penting untuk membendung potensi eksodus kader ke partai lain.

Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung Asep Warlan Yusuf mengatakan, saat ini Golkar sedang mengalami ketimpangan dari basis dukungan. Menurut dia, tak bisa dimungkiri, sejumlah tokoh politikus senior yang telah hengkang dari Golkar seperti Surya Paloh, Wiranto, dan Prabowo Subianto pernah memiliki basis dukungan tersendiri di partai berlambang beringin tersebut.

Terlebih, mereka membentuk partai sendiri, yaitu Partai NasDem, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). ”Kalau persoalannya sudah basis dukungan, ini memang ancaman bagi Golkar. Suatu saat akan ada momentumnya meski sekarang seolah tenangtenang saja.Apalagi tiap tokoh sudah menjadi figur sentral di parpol lain,” ujar Asep kepada SINDOkemarin.

Jumat, 22 Juni 2012

Ketika Caleg Dimodali


Muhamad Mustaqim ; Dosen STAIN Kudus,
Aktif pada Kajian Sosial The Conge Institute Kudus
Sumber :  SUARA MERDEKA, 20 Juni 2012

GAGASAN Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menarik perhatian dunia politik. Partai baru kontestan Pemilu 2014 itu siap memodali tiap calon anggota legislatif  (caleg)-nya Rp 5 miliar-Rp 10 miliar. Hal ini berbeda dari realitas politik kepartaian selama ini mengingat umumnya caleglah yang  memodali pembiayaan partai. Artinya, untuk bisa menjadi seorang caleg, kader harus membayar mahar ke partai.

Muncul anggapan Nasdem kurang pede terhadap eksistensinya sebagai partai baru sehingga harus didongkrak oleh mobilitas caleg dalam pemenangan dirinya, yang otomatis memberikan suara terhadap partai. Fenomena ini sekaligus mengindikasikan Nasdem tidak mempunyai figur andalan yang mampu menarik suara masyarakat.
Terlepas dari semua itu, Nasdem punya syahwat politik besar dalam pemenangan Pemilu 2014, minimal untuk mencapai parliamentary threshold yang persentasenya kini lebih besar ketimbang Pemilu 2009. Kecenderungan parpol memodali caleg boleh menjadi sesuatu yang sah dalam berpolitik asal ada transparansi akuntabilitas anggaran kendati ada beberapa kemungkinan yang terjadi.

Pertama; ada semacam utang politik caleg kepada parpol, yang berdampak pada tersanderanya caleg itu. Nantinya caleg harus menuruti semua orientasi parpol, meskipun tidak sesuai dengan nurani dan prinsip idealnya. Jika hal ini terjadi, alih-alih caleg akan memperjuangkan rakyat dan konstituennya namun lebih mengabdi pada parpol yang telah memodalinya.

Kedua; indikasi utang politik berimplikasi harus membayar, dan bukan tidak mungkin ia akan memanfaatkan jabatan supaya bisa mendapatkan sebanyak-banyaknya uang demi melunasi ”utangnya” kepada partai. Bukankah akhir-akhir ini banyak anggota DPR korupsi berjamaah demi kepentingan atau mengatasnamakan partai?

Rabu, 16 Mei 2012

Republik dalam Mimpi Tan Malaka


Hasan Nasbi A.
Program Manager Indonesian Research and Development Institute, penulis buku Filosofi Negara Menurut Tan Malaka (LPPM Tan Malaka, 2004)
Dr Alfian menyebut Tan Malaka sebagai revolusioner kesepian. Mungkin tidak berlebihan. Tan Malaka memang pejuang kesepian dalam arti sesungguhnya. Sekitar 20 tahun (1922-1942) Tan Malaka hidup dalam pembuangan, tanpa didampingi teman seperjuangan. Beberapa kali dia harus meringkuk di penjara negara imperialis saat berada di Filipina dan Hong Kong, serta selama dua setengah tahun dipenjarakan tanpa pengadilan oleh pemerintah republik yang ia cita-citakan.
Sebagai pelarian dan tahanan, Tan tak pernah berhenti memikirkan nasib Negeri Hindia Belanda. Banyak gagasan yang lahir selama masa pelarian itu. Namun Tan Malaka tak punya cukup kesempatan untuk mendialektikakan gagasannya dengan tokoh-tokoh pejuang lain. Ada perbedaan waktu dan pengalaman sejarah yang membuat Tan Malaka berjarak dengan pengikut-pengikutnya yang kemudian berada dalam barisan Partai Murba. Meski tetap dijadikan idola hingga saat ini, perangai dan prinsip perjuangan Tan sungguh tak bisa diikuti oleh siapa pun. Hatinya terlalu teguh untuk diajak berkompromi dan punggungnya terlalu lurus untuk diajak sedikit membungkuk.
Kita bisa melihat beberapa contoh bahwa memang sulit mencari manusia yang bisa mengikuti kekerasan hatinya. Adam Malik, misalnya, adalah kader Partai Republik Indonesia yang sangat memuja Tan Malaka. Namun, di tangan Adam Malik, segala persoalan bisa menjadi superfleksibel. M. Yamin adalah pengikut Tan Malaka yang juga mendirikan Persatuan Perjuangan pada 1946. Persatuan Perjuangan adalah ikon diplomasi bambu runcing. Organisasi ini didirikan sebagai antitesis politik berunding yang dirintis oleh Kabinet Sjahrir I. Tapi, belakangan, Yamin juga menjadi anggota tim dalam Konferensi Meja Bundar pada 1949, sesuatu yang secara prinsip ditentang dalam ”Program Minimum” Persatuan Perjuangan Tan Malaka.
Di tengah kesepian dan kesulitan memperoleh pengikut yang kukuh itulah ia melahirkan gagasan-gagasan yang jernih, asli, bahkan mengagetkan. Mungkin gagasan itu tak sepenuhnya bisa diikuti, tapi jelas penuh inspirasi. Soal pelaksanaannya bisa dicocokkan dengan keadaan yang berkembang.
Gagasan Tan Malaka tentang Republik Indonesia tersebar di banyak buku. Ia tak punya kesempatan untuk menuliskannya secara tuntas. Gejolak revolusi mengharuskan revolusioner seperti Tan berada dalam kancah perjuangan fisik ketimbang di belakang meja. Namun, lewat antara lain buku Menuju Republik Indonesia (1926), Soviet atau Parlemen (1922), serta Madilog (1942), kita bisa menyatukan mozaik gagasan republik yang tercerai-berai itu. Tak sulit untuk menyatukan mozaik ini, karena Tan selalu menunjukkan pola pemikirannya.
Tan memberikan perumpamaan tentang burung gelatik untuk menjelaskan republik yang ia angankan. Burung ini terlihat seperti makhluk yang lemah. Banyak yang mengancamnya. Di dahan yang rendah, dia harus waspada terhadap kucing yang siap menerkam. Tapi dahan yang lebih tinggi juga bukan merupakan tempat yang aman baginya. Ada elang yang siap menyambar sang gelatik sehingga hidupnya tak merdeka. Ia hidup penuh ketakutan dan dengan perasaan terancam. Serba tak bebas. Bagi Tan Malaka, Indonesia harus bebas dari ketakutan seperti ini. Bebas dari belenggu dan teror pemangsa.
Tapi, jika burung gelatik berada dalam satu rombongan besar, ia akan bebas menjarah padi di saat sawah sedang menguning. Burung gelatik, yang sesaat lalu terlihat seperti makhluk yang lemah, bisa berubah drastis menjadi pasukan penjarah yang rakus tiada ampun. Keringat petani selama empat bulan terbuang sia-sia. Padinya habis disantap sekawanan gelatik.
Selain bebas dari penjajahan, merdeka bagi Tan Malaka bukan berarti bebas menjarah dan menghancurkan bangsa lain. Merdeka itu dua arah: bebas dari ketakutan dan tidak menebar teror terhadap bangsa lain. Inilah prinsip Indonesia merdeka.
Setelah merdeka, bangunan Indonesia harus punya bentuk. Ketika para pejuang lain baru berpikir tentang persatuan, atau paling jauh berpikir tentang Indonesia Merdeka, Tan Malaka sudah maju beberapa langkah memikirkan Republik Indonesia. Brosur Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) sudah ditulis di Kanton, Cina, pada 1925, tiga tahun sebelum deklarasi Sumpah Pemuda.
Tan Malaka tegas bahwa eks Hindia Belanda harus menjadi Republik Indonesia. Namun republik dalam gagasan Tan Malaka tak menganut trias politika ala Montesquieu. Republik versi Tan Malaka adalah sebuah negara efisien. Republik yang dikelola oleh sebuah organisasi.
Tan Malaka sejatinya tak percaya terhadap parlemen. Bagi Tan Malaka, pembagian kekuasaan yang terdiri atas eksekutif, legislatif, dan parlemen hanya menghasilkan kerusakan. Pemisahan antara orang yang membuat undang-undang dan yang menjalankan aturan menimbulkan kesenjangan antara aturan dan realitas. Pelaksana di lapangan (eksekutif) adalah pihak yang langsung berhadapan dengan persoalan yang sesungguhnya. Eksekutif selalu dibuat repot menjalankan tugas ketika aturan dibuat oleh orang-orang yang hanya melihat persoalan dari jauh (parlemen).
Demokrasi dengan sistem parlemen melakukan ritual pemilihan sekali dalam 4, 5, atau 6 tahun. Dalam kurun waktu demikian lama, mereka sudah menjelma menjadi kelompok sendiri yang sudah berpisah dari masyarakat. Sedangkan kebutuhan dan pikiran rakyat berubah-ubah. Karena para anggota parlemen itu tak bercampur-baur lagi dengan rakyat, seharusnya mereka tak berhak lagi disebut sebagai wakil rakyat.
Konsekuensinya adalah parlemen memiliki kemungkinan sangat besar menghasilkan kebijakan yang hanya menguntungkan golongan yang memiliki modal, jauh dari kepentingan masyarakat yang mereka wakili. Menurut Tan, parlemen dengan sendirinya akan tergoda untuk berselingkuh dengan eksekutif, perusahaan, dan perbankan.
Kalau kita tarik ke zaman sekarang, mungkin Tan Malaka bisa menepuk dada. Dia akan menyuruh kita menyaksikan sebuah negara yang parlemennya dikuasai oleh wakil buruh, seperti Inggris, kemudian menyetujui penggunaan pajak hasil keringat buruh untuk berperang menginvasi negara lain.
Akhirnya, parlemen di mata Tan Malaka tak lebih dari sekadar warung tempat orang-orang adu kuat ngobrol. Mereka adalah para jago berbicara dan berbual, bahkan kalau perlu sampai urat leher menonjol keluar. Tan Malaka menyebut anggota parlemen sebagai golongan tak berguna yang harus diongkosi negara dengan biaya tinggi.
Singkatnya, keberadaan parlemen dalam republik yang diimpikan Tan Malaka tak boleh ada. Buku Soviet atau Parlemen dengan tegas memperlihatkan pendirian Tan Malaka. Sampai usia kematangan berpikirnya, Tan tak banyak berubah, kecuali dalam soal ketundukan kepada Komintern Moskow. Karena pendirian ini pula Tan Malaka sangat keras menentang Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada 1945 tentang pendirian partai-partai. Sebab, partai-partai pasti bermuara di parlemen.
Lalu seperti apa wujud negara tanpa parlemen itu? Penjelasannya memang bisa memakan halaman yang sangat banyak. Sederhananya, negara dalam mimpi Tan Malaka dikelola oleh sebuah organisasi tunggal. Dalam tubuh organisasi itulah dibagi kewenangan sebagai pelaksana, sebagai pemeriksa atau pengawas, dan sebagai badan peradilan.
Anda bisa membayangkan organisasi yang berskala nasional seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Bangunan organisasinya dari tingkat terendah sampai tingkat nasional bisa diandaikan seperti itu. Tidak ada pemisahan antara si pembuat aturan dan si pelaksana aturan. Di dalam organisasi yang sama pasti ada semacam dewan pelaksana harian, dan ada sejenis badan kehormatan atau komisi pemeriksa. Begitulah kewenangan dibagi, tapi tidak dalam badan yang terpisah.
Bagaimana mengontrol organisasi agar tak menjadi tirani kekuasaan? Di sinilah desain organisasi harus dimainkan. Ritual pemilihan pejabat organisasi tak boleh dalam selang waktu yang terlalu lama, agar kepercayaan tak berubah menjadi kekuasaan, agar amanah tidak berubah menjadi serakah. Kongres organisasi, dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi, harus dilakukan dalam jarak yang tak terlalu lama. Waktu dua tahun mungkin ideal untuk mengevaluasi kerja para pejabat organisasi. Jika kerja mereka tak memuaskan, kongres organisasi akan menjatuhkan mereka.
Barangkali banyak pembaca yang mengatakan bangunan kenegaraan seperti di atas jauh dari demokratis. Hal itu sangat wajar. Sebab, sudah demikian lama otak kita dicekoki oleh trias politika ala Montesquieu. Jika bangunan organisasi tanpa badan legislatif dianggap tak demokratis, boleh juga kita mengatakan bahwa partai politik, organisasi kemasyarakatan, ASEAN, bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa merupakan lembaga yang tak demokratis.
Di luar itu, bisa jadi pula ada yang mengatakan gagasan Tan Malaka naif dan tak bisa diikuti. Pendapat itu pun wajar. Seperti pernyataan penulis di awal tulisan ini, tak ada yang bisa dengan total mengikuti Tan Malaka. Selain terlalu lurus, Tan Malaka pasti tak bisa lepas dari belenggu zamannya. Namun tak ada salahnya kita menulis ulang semangat dalam gagasan kenegaraan Tan Malaka. Dalam Thesis, Tan meminta rakyat Indonesia tak menghafalkan hasil berpikir seorang guru. Yang penting adalah cara dan semangat berpikirnya. Ibarat seorang guru matematika, Tan tak ingin menuntut muridnya menghafal hasil sebuah perhitungan, tapi menguasai cara berpikir untuk bisa memperoleh hasil hitungan yang benar.