Tampilkan postingan dengan label metro tv. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label metro tv. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Maret 2012

Masyarakat Bojonegoro Minta PT SER Milik Surya Paloh Dibubarkan


Mataharinews.com, Jakarta - Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM) Bojonegoro Institute menyatakan agar PT Surya Energi Raya (SER) segera di bubarkan.

Sebab, perusahaan yang mengelola Participating Interest ( PI) atau penyertaan modal Bojonegoro yang bekerja sama dengan BUMD milik Pemkab, Bojonegoro PT ADS untuk bisnis minyak di Blok Cepu itu perhitungan hasil dari prushaan milik ‘Bos’ Metro TV Surya Paloh itu dianggap tidak adil.

Sampai saat ini, Pemkab Bojonegoro hanya memperoleh hasil 25 persen, sedangkan PT SER mendapatkan jatah 75 persen dari hasil minyak.

“Kita sudah berkoordinasi dengan komisi B DPRD Bojonegoro dan nantinya akan ada gerakan dari masyarakat untuk menggugat keberadaan PT SER dalam mengelola Participating Interest untuk Bojonegoro. Karena hasil yang di dapat Pemkab.Bojonegoro sangat minim dan itu sangat merugikan Bojonegoro ,”Direktur Bojonegoro Institute, Joko Purwanto kepada LICOM, Senin (19/3/2012).

Menurutnya, dari hasil pengelolaan PI itu, PT SER selayaknya dibagi rata dengan Pemkab Bojonegoro yakni 50 ; 50 persen.

Memang penyertaan, modal nantinya untuk bisnis minyak dalam penyertaan modal di Blok Cepu akan menghabiskan dana kurang lebih Rp 1,3 Trilliun dan itu di tanggung oleh PT SER hasil pinjaman dari Bank di Cina .

Namun, sesuai kesepakatan, pendapatan Bojonegoro dari hasil PI tersebut itu nantinya harus di bayarkan dahulu kepada Bank dari Negara Cina dan baru lunas pada 2019 yang akan datang.

“Jika hal itu dilakukan maka Bojonegoro kena tipu daya PT SER ,” katanya.

Untuk itu Bojonegoro Institute meminta Pemkab bertindak tegas dan mendorong renegoisasi untuk pembagian hasil 50;50, serta merubah skema finansial.

“Jika tidak ada perubahan dalam pembagian PI , rakyat Bojonegoro harus menggugat,”tegasnya.

“Jika protes ini tidak didengar oleh PT SER dan Pemkab.Bojonegoro, maka tidak menutup kemungkinan demo besar-besaran akan terjadi seperti pada tahun 2005 yang lalu yang menggugat PT SER terkait permasalahan yang sama,”tambahnya. (ep/LI.Com)

Jumat, 16 Maret 2012

Marsinggo - Biografi Andy F. Noya - Host Kick Andy






Andy Flores Noya lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 November 1960, Andy sebenarnya lulusan sekolah teknik. Begitu lulus SD sang timur Di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini melanjutkan sekolah di Sekolah Teknik lalu ke STM Jayapura. Tidak sampai tamat, ia pindah ke Jakarta dan melanjutkan ke STM 6 Jakarta. Meski demikian, sejak kecil dia sangat jatuh cinta pada dunia tulis-menulis. Kemampuannya menggambar kartun dan karikatur semakin membuatnya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidupnya. Oleh sebab itu begitu lulus STM, walau mendapat beasiswa untuk melanjutkan ke IKIP Padang, Andy memilih mendaftar ke Sekolah Tinggi Publisistik (sekarang Institut Ilmu Sosial dan Politik Jakarta).


Sebenarnya Andy tidak diterima kuliah di perguruan tinggi tersebut sebab kampus tidak menerima lulusan STM. Namun karena tekadnya menjadi wartawan sudah sedemikian membara, akhirnya Andy "Naik banding" dan menemui Rektor Sekolah Tinggi Publisistik Ali Mochtar Hoeta Soehoet. Kepada sang rektor Andy Noya mengungkapkan suara hatinya. Akhirnya sang rektor menyerah dan memberikan kesempatan kepada Andy untuk ikut tes masuk, dengan catatan (syarat) dia harus meminta surat rekomendasi dari Dirjen Pendidikan Tinggi. Selain itu, apabila di kemudian hari nilai mata kuliah Andy jelek, dia harus keluar. Ternyata prestasi Andy bagus dan kuliahnya pun berlanjut.

Pada saat harian ekonomi Bisnis Indonesia hendak terbit (1985), Andy diajak bergabung oleh Lukman Setiawan, pimpinan di Grafitipers, salah satu anak usaha Tempo. Maka Andy tercatat sebagai 19 reporter pertama di harian itu. Baru dua tahun di Bisnis Indonesia, Andy diajak oleh Fikri Jufri wartawan senior Tempo untuk memperkuat majalah Matra yang baru diterbitkan oleh Tempo. Andy tertarik lalu bergabung. Matra agaknya bukan pelabuhan terakhirnya. Pada 1992 datang tawaran dari Surya Paloh, pemilik surat kabar Prioritas yang waktu itu dibreidel, untuk bergabung dengan koran Media Indonesia yang mereka kelola. Maka sejak itulah Andy kembali ke surat kabar.
 Pada 1999, RCTI menghadapi masalah. Terjadi gejolak dikalangan wartawan program berita Seputar Indonesia berkaitan dengan adanya ketentuan yang mengharuskan PT Sindo, anak usaha RCTI yang menaungi Seputar Indonesia, untuk bergabung dengan RCTI sebagai induk. Bersama wartawan senior Djafar Assegaff, Andy diutus untuk membantu. Tugas utama adalah memimpin Seputar Indonesia sekaligus memuluskan proses transisi ke RCTI.

Pada tahun 2000, Metro TV mendapat izin siaran. Surya Paloh memanggil Andy kembali untuk memimpin Metro TV sebagai pemimpin redaksi. Tiga tahun kemudian (2003) Andy ditarik kembali ke Media Indonesia dan menjadi pemimpin redaksi di surat kabar umum terbesar kedua itu. Memasuki tahun 2006, saat pemimpin redaksi Metro TV Don Bosco mengundurkan diri, Andy Noya, yang kini menjadi wakil pemimpin umum di Media Indonesia, diminta merangkap menjadi pemimpin redaksi Metro TV menggantikan Don Bosco.

Andy F.Noya, Kick Andy, Biografi, Profil
Di saat itulah andy kemudian mulai belajar jurnalistik televsisi secara menyeluruh. Ia pun dipercaya menjadi Host salah satu acara yang judulnya diambil sendiri dari namanya, yaitu Kick Andy, sebuah acara talk show yang disiarkan oleh Metro TV dan tayang setiap Jum'at malam. Dalam perjalanan kariernya Andy pernah menjadi host program Jakarta Round Up kemudian Jakarta First Channel di Radio Trijaya selama lima tahun (1994 sampai dengan 1999).


Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Andy_F._Noya