Minggu, 25 Mei 2014

INILAH FAKTA SEBENARNYA TENTANG PRABOWO SUBIANTO YANG TIDAK TERUNGKAP MEDIA


Inilah Fakta Sebenarnya Tentang Prabowo Subianto Yang Tidak Terungkap Media - Jika kita bicara tentang sosok Prabowo Subianto, mungkin bagi yang tahu pasti akan di kaitkan dengan tragedi kerusuhan Mei 1998 dimana Prabowo Subianto menjadi salah satu aktornya. Itu yang di gemborkan media yang mungkin Anda tahu. Tapi tahukah Anda bahwa sebenarnya faktanya tidak seperti itu, sebenarnya Prabowo Subianto lah yang di jadikan kambing hitam dalam tragedi Mei 1998. Anda penasaran ?, mari kita simak ulasannya tentang fakta tentang Prabowo Subianto yang  sebenarnya seperti yang ditayangkan oleh Kompas TV. Artikel ini cukup panjang sekali, jadi harap dibaca dengan sabar dan seksama ya.



Jum’at 14 Maret 2014, Kompas TV menayangkan Prabowo Subianto dalam acara Aiman Dan…. Prabowo adalah salah satu nama yang maju dalam pemilihan presiden Republik Indonesia. Karena posisi presiden di RI, sesungguhnya lebih berkuasa daripada presiden Amerika Serikat maupun Rusia, presiden RI haruslah yang terbaik dari yang ikut bertarung. Tulisan ini bukan sebagai kampanye, karena saya bukan kader Partai Gerindra, namun hanya untuk mengulas mengenai sosok Prabowo Subianto yang kontroversial dari sudut pandang yang sedikit berbeda. Tujuannya adalah agar masyarakat mendapatkan informasi yang lengkap dan berimbang tentang calon pemimpin yang akan dipilihnya termasuk Prabowo. Mengingat begitu krontroversial dan banyaknya disinformasi mengenai tokoh yang satu ini.

Prabowo lahir di Jakarta 17 Oktober 1951. Beliau adalah mantan Danjen Kopasus (Komandan Jenderal Komando Pasukan Kuhusus), pengusaha sukses, politisi, dan calon presiden 2014. Prabowo adalah putra dari begawan ekonomi Indonesia, Soemitro Djojohadikusumo. Beliau juga cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo yang merupakan anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan juga merupakan pendiri Bank Nasional Indonesia (BNI). Dari silsilahnya tampak bahwa Prabowo memiliki “darah biru” elit pemimpin Indonesia. Bahkan jauh sebelum republik ini lahir.

Prabowo menikahi Titiek, putri Presiden Soeharto. Saat ini, Titiek sendiri menjadi calon anggota legislatif dari Partai Golongan Karya (Golkar). Keputusan yang tampak prospektif saat itu namun menjadi blunder dalam hidupnya dikemudian hari. Dengan latar belakang keluarga intelektual, Prabowo mewarisi kecerdasan ayahnya. Beliau dikenal sangat cerdas di sekolah maupun di AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Meski beliau adalah alumnus AKABRI (1974), namun tidak banyak yang tahu bahwa setelah lulus SMA, Prabowo juga diterima di American School In London, Britania Raya.

Karirnya dibidang militer terbilang sangat cemerlang dan membanggakan. Karir militer Prabowo termasuk yang tercepat dalam sejarah ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Prabowo bahkan sempat disebut sebagai “The Brightest Star”. Dialah jenderal termuda yang meraih 3 bintang pada usia 46 tahun.

Sebagai sesama orang militer, Prabowo bisa dianggap sebagai “antitesa” dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mungkin karena karir beliau yang banyak diisi dengan penugasan di satuan tempur. Meski sama-sama merupakan “The Rising Star” di tubuh ABRI saat itu, SBY lebih dikenal sebagai perwira intelektualnya ABRI. Berbeda dengan SBY yang cenderung analitis dan berhati-hati dalam mengambil keputusan, sebagai perwira lapangan Prabowo cenderung cepat, take action. Saat keputusan sudah dibuat Prabowo akan menjalankannya dengan penuh “determinasi”. Beliau siap menanggung segala konsekuensinya.

Salah satu contohnya adalah perihal peristiwa penculikan aktivis yang telah mencoreng nama baik dan menjadi penyebab kehancuran karir militernya. DKP (Dewan Kehormatan Perwira) yang menyelidiki kasus ini tidak pernah mngungkapkan hasil pemeriksaannya kepada publik. Tidak juga kepada Prabowo yang notabene menjadi tertuduhnya. Tampaknya Wiranto sengaja mengambil manfaat agar prasangka publik menghukum Prabowo lebih berat daripada “dosanya”. Meski Prabowo berikeras mengatakan tak pernah perintahkan. Namun beliau mengambil alih tanggung jawab anak buahnya. “Saya ambil alih tanggung jawabnya.” Begitu kata beliau saat itu. Sikap yang harus dibayar mahal dengan hancurnya karir militer yang gilang gemilang, namun juga menunjukkan kualitas kepemimpinan Prabowo. Jika Prabowo benar bersalah, mengapa justru korban-korban penculikan seperti Pius L Lanang dan Desmond J Mahesa justru menjadi pengurus Partai Gerindra?

Meski begitu, kualitas kepemimpinan Prabowo justru sudah teruji di saat-saat paling kritis yang pernah dialami negeri ini. Bagi mereka yang lelah dengan kepemimpinan yang lemah, lama mengambil keputusan, selalu terkesan ragu-ragu tampaknya Prabowo adalah jawabannya. Bagi mereka yang muak dengan pemimpin yang sibuk selamatkan diri sendiri saat ada masalah maka Prabowo adalah pilihan yang patut dipertimbangkan. Dibanding memilih mengorbankan anak buahnya, Prabowo memilih untuk ambil alih tanggung jawab dan menanggung sendiri resikonya. Seorang kapten kapal yang baik bukanlah yang pertama selamatkan diri saat kapal tenggelam, tetapi justru yang terakhir. Seperti terlihat dalam film Titanic, ketika kapal sudah mulai tenggelam, kapten kapal memastikan semua penumpang selamat, dan akhirnya dirinya sendiri gagal selamat. Sayang, karir militer Prabowo yang gilang gemilang itu berakhir dengan cara yang kurang mengenakkan. Bahkan bisa dikatakan memilukan.

Prabowo bisa dikatakan pihak yang dikalahkan dalam proses perebutan kekuasaan dan pengaruh di tubuh militer pada masa-masa kritis tahun 1998. Berbicara tentang Prabowo kita tidak bisa lepas dari peristiwa kelam Mei 1998 yang mencoreng nama bangsa Indonesia selamanya. Sebagai pihak yang kalah Prabowo menjadi “kambing hitam” dari semua kejadian tersebut. Seperti kata pepatah, tinta sejarah adalah milik pemenang. Ini tentu saja berpotensi menjadi pengganjal pencapresannya. Stigma sebagai “penjahat kemanusiaan” pasti akan dimanfaatkan sebagai senjata lawan-lawan politiknya untuk menjatuhkan Prabowo. Jika memang benar Prabowo adalah tokoh yang bertanggung jawab terhadap peristiwa itu maka dia sudah menerima segala hukumannya. Bayangkanlah perasaan Prabowo yang karir gemilangnya di dunia militer yang begitu dicintainya itu harus berhenti dengan sejuta rasa malu dan aib. Lalu bagaimana jika semua itu tidak benar? Layakkah Prabowo tersandera oleh prasangka tanpa bukti? Lantas layak pulakah bangsa Indonesia kehilangan kesempatan untuk dipimpin oleh putra terbaiknya?

Jauh sebelum peristiwa Mei 98 proses penghancuran nama baik Prabowo sudah terjadi. Semua berawal dari rivalitas antara Prabowo dan Wiranto. Ketidak harmonisan Prabowo dan Wiranto memang sudah berlangsung sejak lama. Mungkin karena latar belakang keduanya yang jauh berbeda. Prabowo yang kosmopolitan cenderung memiliki pola pikir yang terbuka. Sementara Wiranto dengan latar belakang Jawa yang sangat kental lebih tertutup. Namun Prabowo yang terbiasa dengan persaingan terbuka sejak kanak-kanak menganggap rivalitas semacam itu sebagai hal biasa dan tidak dijadikan personal. Berbeda dengan Wiranto yang berlatar belakang sangat “Jawa Tradisional” itu, dia lebih mirip dengan Soeharto dalam menyikapi suatu rivalitas. Lihat saja nasib yang menimpa pesaing-pesaing Soeharto yang mengganggu karir militer atau politiknya di masa lalu. Jika tidak mati, membusuk di penjara. Salah satu contohnya adalah kawan saja, Fadjroel Rachman, yang sempat mendekam di Nusa Kambangan dan kehilangan teman-temannya. Fadjroel sendiri akhirnya bebas ketika Habibie menjadi presiden.

Indikasi ketidaksukaan Wiranto terlihat dengan absennya beliau sebagai Pangab (Panglima ABRI) dalam acara serah terima Pangkostrad Letjen Soegiono kepada Prabowo. Begitu juga saat pemberhentian secara hormat Prabowo sebagai perwira militer. Beliau mencopot tanda-tanda pangkat Prabowo dengan satu tangan saja. Proses berakhir secara paksanya karir militer Prabowo memang tidak bisa dilepaskan dari rivalitas perwira muda dan perwira tua. Prabowo sebagai gambaran perwira muda tentu saja menjadi sasaran tembak utama saat itu. Posisi Prabowo saat itu benar-benar terjepit. Di satu sisi dia adalah menantu penguasa yang sedang menjadi sasaran sentimen negatif rakyat. Di sisi lain akibat manuver Wiranto dkk, Soeharto yang masih punya pengaruh justru membencinya sampai ke ubun-ubun. Sampai-sampai kepada penggantinya Habibie, beliau menyampaikan pesan khusus untuk “mengamankan” Prabowo. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Semua tidak terlepas dari peristiwa Mei yang mengerikan itu. Peristiwa yang hingga kini masih menghantui republik ini.

Ada 3 tuduhan utama yang diarahkan kepada Prabowo, yaitu: Penculikan akitivis, penembakan mahasiswa Trisakti, dan dalang kerusuhan Mei 1998. Tidak satupun tuduhan tersebut yang terbukti. Seandainya Prabowo bersalah bukankah Pangab saat itu Wiranto? Bukankah sebagai panglima beliau yang seharusnya paling bertanggung jawab? Mengapa hingga saat ini Prabowo tidak pernah diberitahu tentang hasil penyelidikan DKP sehingga tidak bisa membela diri? Mengenai penembakan mahasiswa Trisakti, Wiranto juga terkesan sengaja ‘buying time’ dengan tidak mengusut kasus ini secara cepat. Akibatnya tuduhan kembali ke Prabowo, yang jadi bulan-bulanan opini publik, dicurigai sebagai orang dibalik penembakan itu. Meski banyak sekali keanehan terhadap tuduhan ini namun fitnah sudah mencapai sasaran. Dan sekali lagi Prabowo terlanjur menjadi pesakitannya. Tuduhan mengarahkan Prabowo di balik penembakan, dengan konspirasi anggota kopasus memakai seragam Polri sebagai pelaku penembakan snipper. Teori konspirasi ini tidak pernah terbukti, karena peluru snipper diatas 7 mm dan proyektil peluru tertanam di korban kaliber 5,56 mm. Sementara korban dipilih secara acak. Kalau snipper akan memilih misalnya pemimpin demo atau target pilihan. Lima hari setelah insiden Trisakti, Prabowo datang ke rumah Herry Hartanto. Di bawah Alquran dia bersumpah. Di depan Syaharir Mulyo Utomo orang tua korban, “Demi Allah saya tidak pernah memerintahkan pembantaian mahasiswa.”

Perihal keterlibatan Prabowo atas penembakan mahasiswa Trisakti, tanggal 14 Mei terjadi pertemuan di Makostrad (Markas Komanda Staf Angkatan Darat) atas inisiatif Setiawan Djodi. Pertemuan antara Prabowo dan tokoh masyarakat, antara lain: Adnan Buyung Nasution, Setiawan Djodi, Fahmi Idris, Bambang Widjoyanto. Dalam pertemuan itu Prabowo ditanya tentang keterlibatannya. Prabowo menjawab, “Demi Allah saya tidak terlibat, saya di set-up.” Menurut Buyung terlihat jujur. Peristiwa selanjutnya semakin memperkuat ketidak terlibatan Prabowo atas peristiwa penembakan mahasiswa tersebut. Puspom ABRI Sjamsu Djalal menghadapi kesulitan memaksa Kapolri Dibyo Widodo untuk menyerahkan anggotanya yang dicurigai terlibat. Disinilah peran Wiranto terlihat.

17 hari setelah insiden itu berlalu baru Wiranto memanggil Dibyo untuk memerintahkan untuk menyerahkan anggota. Itupun anggota diserahkan ke Polda bukan ke POM ABRI. Padahal Polri saat itu masih menjadi bagian ABRI dan Pangabnya adalah Wiranto. Sementara senjata sebagai barang bukti baru diserahkan tanggal 19 Juni 98. Hampir satu bulan sejak peristiwa terjadi. Kelak tahun 2000, uji balistik di Belfast, Irlandia membuktikan bahwa peluru berasal dari anggota Polri unit gegana. Siapa sesungguhnya dibalik pristiwa itu? Siapa yang beri perintah? Jelas bukan Prabowo yang sebagai Pangkostrad tidak punya jalur komando ke Polri. Dalam militer, garis komando benar-benar diterapkan. Bagaimana dengan tuduhan Prabowo sebagai otak dibalik kerusuhan Mei 98? Benarkah dia yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut? Atau kembali lagi beliau dikorbankan akibat proses perebutan kekuasaan terselubung diantara para elit militer saat itu? Apakah benar kerusuhan tersebut terjadi karena spontanitas atau ‘crime by omission’ (kejahatan karena pembiaran) atau bahkan ‘terror by design’ (teror yang didesain)?

Mari kita kembali ke zaman yang tidak mengenakkan itu. Kadang untuk mencari kebenaran sejarah kita butuh “mesin waktu”. Tampaknya kita harus memanggil Doraemon ke sini sekarang. Kita juga membutuhkan testimoni para pelakunya yang saat ini masih hidup bahkan sedang berkuasa. Sedikit dari kita yang mengetahui apa peran SBY dalam proses pergantian kekuasaan saat itu. Padahal beliau juga cukup berperan. Sudah menjadi kepercayaan umum bahwa penembakan mahasiswa Trisakti mengakibatkan terjadinya kerusuhan besar-besaran. Benarkahkah demikian? Bukti-bukti menunjukkan bahwa kerusuhan Mei 98 itu bukanlah spontanitas kemarahan warga akibat peristiwa Trisakti. Adakah rekayasa pihak tertentu atau setidaknya pembiaran sehingga peristiwa itu bisa terjadi? Mari kita lihat secara jernih bukti-bukti yang ada.

Satu peristiwa yang bisa dijadikan kunci keterlibatan Wiranto pada peristiwa tersebut adalah kepergiannya ke Malang saat ibukota sedang genting-gentingnya. Sebab Wiranto sudah tahu akan ada kerusuhan di ibukota, tetapi tetap bersikukuh untuk pergi ke Malang. Acara di Malang adalah serah terima PPRC dari Divisi I ke Divisi II. Wiranto menjadi Inspektur upacara (irup) nya. Sebenarnya itu adalah acara rutin yang bisa diwakilkan. Bayangkan, untuk serah terima Pangkostrad saja dia bisa berhalangan hadir. Bagaimana mungkin dalam kondisi ibukota yang genting dia sebagai pemegang kunci komando lebih memilih jadi irup acara seremonial seperti itu? Sangat tidak bisa diterima akal sehat. Apalagi mengingat tanggal 13 Mei malam Wiranto memimpin rapat Garnisun Jakarta untuk menanyakan situasi terakhir. Lebih mencurigakan lagi bahwa Kasum TNI Fahariur Razi saat itu sudah ditunjuk Pangkostrad Prabowo menjadi irup di Malang. Tetapi sekonyong-konyong diambil alih oleh Wiranto. Suatu kebetulan atau kesengajaan? Mungkinkah Wiranto sebagai Pangab tidak tahu menahu kondisi Jakarta? Dalam kondisi ibukota terjadi kerusuhan Wiranto malah pergi ke Malang dengan mengajak komandan-komandan seperti Danjen kopasus, komandan Marinir, dll. Lebih mencurigakan lagi sebenarnya Prabowo sudah brulang kali menghubungi Wiranto untuk membatalkan kepergiannya. Wiranto menjawab “Show must goon”. Ini mirip dengan Soeharto tahu akan gerakan 30 September namun sengaja tidak melakukan tindakan apapun untuk mencegahnya.

Sebelumnya, saat situasi makin mengarah rusuh 12 Mei 1998 Panglima TNI Wiranto tidak memerintahkan pasukan untuk berada di Jakarta. Atas permintaan Pangdam Jaya yang mendapat perintah dari Mabes ABRI, Pangkostrad Prabowo kemudian membantu pengamanan ibukota. Pangkostrad Prabowo kemudian membantu Pangdam Jaya dengan mendatangkan pasukan dari Karawang, Cilodong, Makasar, dan Malang untuk membantu Kodam. Tetapi sekali lagi Wiranto tidak mau memberi bantuan pesawat Hercules sehingga Prabowo mencarter sendiri pesawat Garuda dan Mandala. Seharusnya jika negara dalam keadaan genting seperti itu panglima wajib mengambil alih komando dan secara fisik wajib berada di lokasi. Tetapi yang terjadi justru tidak terlihat sedikitpun i’tikad baik Wiranto untuk mencegah terjadinya kekacauan yang menelan korban hingga ribuan orang tersebut. Anehnya justru belakangan kubu Wiranto yang melemparkan kesalahan kepada Prabowo yang dianggap mengakibatkan kerusuhan itu. Bukankah Wiranto sudah menggelar rapat Garnisun tanggal 13 Mei untuk menanyakan situasi terakhir? Apakah Zaki Anwar Makarim sebagai ketua Badan Intelijen ABRI tidak pernah mengingatkan Wiranto akan ada kerusuhan? Bukankah Prabowo sendiri sudah mengingatkan Wiranto akan terjadi kerusuhan dan mencegahnya pergi ke Malang? Mengapa Wiranto tidak bergeming? Lantas apa sebenarnya tujuan Wiranto membentuk Pam Swakarsa?

Pam Swakarsa ini rencananya akan dipakai sebagai perlawanan kalangan sipil terhadap demo yang semakin menjadi-jadi saat itu. Untuk Pam Swakarsa sendiri, memiliki produk “unggulan” yaitu Front Pembela Islam (FPI) yang kemudian direspon oleh hadirnya Jaringan Islam Liberal (JIL). Namun belakangan dicurigai bahwa justru Pam Swakarsa inilah salah satu penyulut kerusuhan Mei tersebut. Jauh sebelum peristiwa Mei terjadi, mantan Kakostrad Kivlan Zein bersaksi bahwa dialah yang diperintahkan Wiranto untuk membentuk Pam Swaraksa. Mengapa Wiranto menolak permohonan bantuan Hercules Prabowo sehingga dia harus mencarter sendiri pesawat Garuda dan Mandala? Mengapa saat Prabowo mengerahkan pasukan untuk berusaha menghentikan penjarahan “sistematis” toko-toko, justru Panglima TNI melalui Kasum Fahariur Razi malah melarang pengerahan pasukan untuk membantu Kodam Jaya? Mengapa panser-panser dan pasukan yang sudah siap saat itu tidak bisa bergerak karena menunggu perintah yang tidak kunjung datang? Keragu-raguankah atau kesengajaan? Yang jelas akibatnya ribuan nyawa melayang sia-sia, ratusan wanita diperkosa, aset-aset pribadi dibumi hanguskan.

Bukti lain semakin mengarah kepada Wiranto sebagai dalang sesungguhnya dari kerusuhan Mei 98 dari pengakuan mantan Ka Puspom ABRI Sjamsu Djalal. Melihat kondisi ibukota yang semakin tidak terkendali, beliau menyarankan untuk memberlakukan jam malam. Namun Wiranto tidak bergeming. Artinya ada lebih dari satu orang yang memberi peringatan kepada Wiranto saat itu. Jadi keputusannya berangkat ke Malang adalah bagian dari “rencana”. Makin terkuak disini bahwa Prabowo yang justru berupaya mengamankan situasi malah dijadikan kambing hitam sebagai pelaku kudeta.

Pertanyaan selanjutnya adalah, benarkah kerusuhan Mei itu murni spontanitas warga atau karena rekayasa dalam kaitan perebutan kekuasaan saat itu? Mengenai pembentukan Pam Swakarsa, Kivlan Zein sudah memberi testimoni bahwa itu adalah bentukan Wiranto. Dia yang ditugasi perintah pembentukan Pam Swakarsa diberikan oleh Wiranto. Dia panggil Kivlan Zein untuk meminta dana dari Setiawan Djodi. Pertemuan ini diatur oleh Jimmly Asshidiqie. Dalam pertemuan tersebut Wiranto mengatakan ini perintah Habibie. Jimmly akrab dengan Habibie dalam ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia). Kerusuhan yang terjadi karena spontanitas biasanya meluas dengan menjalar. Tidak serempak dimulai di seluruh penjuru kota dalam waktu yang bersamaan. Satu-satunya jawaban yang bisa diterima akal sehat adalah bahwa kerusuhan itu terjadi “by design”, dimulai berdasarkan komando pihak-pihak tertentu. Mengapa pada pagi hari tanggal 14 Mei ada pasukan dari Solo diterbangkan ke Jakarta dan mendarat di Halim? Disaat yang sama kerusuhan terjadi bersamaan antara Jakarta dan Solo. Semua terjadi pada pagi hari di waktu yang persis bersamaan. Tidak ada jeda. Seolah-olah mengisyaratkan bahwa kerusuhan di kedua kota ini sudah direncanakan matang sebelumnya dan dibawah komando yang sama. Disaat massa mulai menjarah di Jakarta disaat yang sama kejadian serupa terjadi di Solo. Modusnya sama persis. Jika kerusuhan itu spontanitas, mengapa dimulai secara serempak di berbagai penjuru Jakarta sekaligus Solo?

Di salah satu pertokoan, ada kesaksian seorang ibu yang mencari anaknya yang ikut masuk ke Jogja Plaza karena disuruh seseorang. Tetapi dilantai 2 ditampar dan disuruh keluar dan akhirnya keluar sebelum pintu ditutup dari luar. Kita tahu akhirnya Jogja Plaza dibakar. Mungkinkah mahasiswa atau penduduk urban sengaja memasukkan massa ke dalam gedung lalu membakarnya dari luar? Atau ada pihak tertentu yang sengaja memobilisasi massa supaya terjadi kondisi kekacauan yang memungkinkan pihak-pihak tertentu ambil peranan? Sebagaimana yang kita ketahui selanjutnya, kondisi kacau itu sendiri akhirnya mempercepat proses jatuhnya Soeharto dari tampuk kekuasaan. Lalu siapakah yang diuntungkan dari jatuhnya Soeharto? Adakah Wiranto dkk atau Prabowo? Yang jelas sesaat setelah lengsernya Soeharto, Wiranto sebagai Pangab dengan mudahnya menghancurkan karir militer Prabowo.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada aktivis mahasiswa 98, disini disampaikan bahwa sesungguhanya kejatuhan Soeharto bukan karena demo. Tetapi lebih karena pengkhianatan para elit, baik sipil maupun militer yang mana mereka sesungguhnya bagian dari kroni Soeharto sendiri. Peristiwa jatuhanya Soeharto dari kekuasaanya itu sendiri lebih tepat dikatakan hasil dari sebuah kudeta halus (soft coup) yang memanfaatkan demonstrasi mahasiswa yang merebak dimana-mana sebagai “pemicu”nya.

Rupanya dalam suasana genting jatuhanya kekuasaan Soeharto itu diwarnai pula oleh rivalitas yang muncul ke permukaan diantara para perwira ABRI. Akibat lemahanya kepemimpinan Wiranto sebagai Pangab ditambah suasana yang tidak menentu. Masing-masing perwira berusaha mencari manfaat atas situasi tersebut. Para perwira berusaha “berinvestasi” pada masa depan masing-masing, setidaknya mengamankan posisi mereka masing-masing. Pada saat itu terlihat jelas di tubuh ABRI sendiri tidak solid dibawah satu komando. Masing-masing punya agenda sendiri-sendiri dan saling curiga satu sama lain.

Salah satu contohnya adalah adanya siaran pers dari puspen (pusat penerangan) ABRI menjelang berakhirnya kekuasaan Soeharto. Siaran pers yang walau dibantah langsung oleh Wiranto namun turut mempercepat proses lengsernya Soeharto. Salah satu isi dari rilis tersebut adalah dukungan terhadap sikap PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) yang mendukung Presiden Soeharto lengser. Sebenarnya itu bukan merupakan rilis resmi ABRI karena tidak memakai kop surat dan tidak ditanda tangani. Menurut Makodongan, siaran pers dukungan terhadap sikap PBNU itu dibuat oleh Mardianto dan Kasospol saat itu, SBY. Meski tengah malam itu juga Wiranto membangunkan seluruh perwira untuk menarik rilis itu dari seluruh media massa agar tidak diterbitkan. Namun sudah terlanjur beredar dan Soeharto yang tahu tentang ini semakin kehilangan perspektif terhadap kondisi lapangan, terutama mengenai dukungan ABRI. Kejadian ini semakin memperburuk hubungan Prabowo dan Wiranto karena dia menganggap Prabowo-lah yang mengadukan ini ke Presiden.

Tanggal 18 Mei Harmoko yang selalu menjilat Soeharto akhirnya menjadi “Brutus” dengan meminta beliau secara arif dan bijaksana untuk mundur. Sikap Harmoko ini cukup mengejutkan mengingat keberadaannya sebagai Ketua DPR/MPR adalah semata-mata untuk mengamankan kekuasaan Soeharto. Sebelumnya dia selalu langganan dipilih sebagai menteri oleh Soeharto. Bisa dikatakan dia memperoleh segala-galanya karena Soeharto. Namun karena desakan mahasiswa dan tokoh masyarakat akhirnya dia memilih untuk menyelamatkan diri sendiri. Namun begitu pernyataan pemimpin DPR/MPR itu, disambut gegap gempita oleh mahasiswa yang menduduki gedung DPR dan masyarakat seluruh Indonesia. Tetapi kegembiraan itu tidak berlangsung lama karena sekitar pukul 23:00 WIB Wiranto menyampaikan bahwa ABRI menolak pernyataan Harmoko itu.

Melihat situasi yang semakin tidak menguntungkan kekuasaannya sebenarnya Soeharto sudah berniat mundur dari jabatannya. Namun dia ingin memastikan pasca mundurnya dia sebagai presiden tidak ada kekacauan yang membuka peluang bagi militer untuk berkuasa. Tanggal 19 Mei dibuatlah pertemuan dengan beberapa tokoh masyarakat, seperti Gus Dur, Nurcholis Madjid, Emha Ainun Nadjib, dll, minus Amien Rais. Dalam pertemuan tersebut Soeharto menyatakan akan membentuk Kabinet Reformasi yang akan menyiapkan pemilu. Sementara itu menjelang rencana Amien Rais yang akan mengumpulkan massa di Monas tanggal 19 Mei, Wiranto mengadakan rapat di Mabes. Dalam rapat yang dihadiri para perwira tinggi militer itu kembali muncul perbedaan antara Prabowo dan Wiranto. Dalam rapat itu Wiranto mengatakan bahwa perintah yang dibuat adalah mencegah masuknya pendemo dengan segala cara (at all cost). Prabowo bertanya berulang-ulang apa maksud perintah itu? Apakah akan digunakan peluru tajam? Pertanyaan tersebut tidak dijawab dengan jelas oleh Wiranto. Kivlan Zein menggelar tank dan panser dengan perintah, “Lindas saja mereka yang memaksa masuk Monas!” Kivlan Zein meminta Prabowo agar Amien Rais membatalkan rencana demo sejuta umat di Monas. “Dari pada saya dimusuhi umat Islam lebih baik saya tangkap Amien Rais” kata Kivlan. Akhirnya Amien Rais membatalkan rencana demo di Monas.

Saat menghadapi Habibie, Prabowo berkata, “Pak, bapak sepuh mungkin akan lengser siapkah anda menggantikannya?” Bapak sepuh adalah sapaan Prabowo kepada Soeharto yang saat itu menjadi mertuanya. Selanjutnya Prabowo meminta Habibie untuk mempersiapkan diri. Disini terlihat bahwa Prabowo merasa tidak punya masalah dengan Habibie. Jika kita membaca ulang berita-berita media jauh sebelumnya, juga tampak jelas hubungan kedua tokoh ini sangat akrab. Berulang kali Prabowo menyampaikan kekagumannya pada Habibie, begitu juga sebaliknya. Prabowo yang berhasil meredakan situasi merasa akan mendapat pujian. Maka datanglah dia ke Cendana. Tapi celaka, disitu sudah ada kelompok Wiranto yang duduk bersama-sama dengan Soeharto dan putra-putrinya. Rupanya disitu Wiranto “mengadukan” tentang manuver Prabowo yang mengindikasikan dia runtang-runtung dengan Habibie dan para aktivis. Saat dia tiba, Mamiek langsung menghardik Prabowo dengan kasar sambil mengacungkan telunjuk hanya satu inci dari hidung Prabowo. Sambil berkata, “Kamu pengkhianat! Jangan injakkan kakimu di rumah saya lagi!” Prabowo keluar menunggu sambil bilang, “Saya butuh penjelasan”. Titiek –istri Prabowo- hanya bisa menangis, lalu dia pulang. Saat itu sesungguhnya Prabowo sudah dikalahkan, kalah oleh lobi dan pendekatan Wiranto yang meyakinkan. Dalam kondisi gamang seperti itu memang Soeharto sangat rentan menerima informasi yang dipelintir. Hal yang sama akan terulang kembali pada Habibie. Kali ini Wiranto sendiri mengakui ada informasi yang salah ditangkap Habibie dari dirinya.

Sementara itu Habibie yang merasa terancam dengan rencana pembentukan Kabinet Reformasi mengeluarkan kartu As-nya. Dia dan 14 menteri ekuin di bawah Ginandjar Kartasasmita menyampaikan keberatannya untuk menjadi bagian dari Kabinet Reformasi. Soeharto merasa benar-benar terpukul atas kejadian terakhir ini karena merasa ditinggalkan. Apalagi diantara mereka ada yang dianggap sebagai orang-orang yang dia “selamatkan”. Malam itu Soeharto terlihat gugup dan bimbang. Suatu kejadian langka. Namun disaat-saat penuh kekecewaan itu hadir sahabat-sahabat sejati yang menunjukkan kesetiaannya. Malam itu hadir di Cendana para mantan wapres menyampaikan dukungannya; Umar Wirahadikusuma, Sudharmono, Try Sutrisno. Sekitar pukul 23:00 WIB Soeharto memanggil Yusril Ihza Mahendra, Saadilah Mursayaid, dan Wiranto. Beliau menyampaikan bahwa besok akan menyerahkan kekuasaan kepada Habibie. Esok paginya, Harmoko, Syarwan Hamid, Abdul Gafur, Fatimah Ahmad, dan Ismail Hasan Metareum menemui Soeharto di ruang Jepara.

“Ada dokumen lain lagi?” Tanya Soharto.

“Tidak Pak.” jawab Harmoko.

“Baik kalian tunggu saja disini, saya akan melaksanakan pasal 8 UUD 45.” Tutur Soeharto.

Di Credential Room Soeharto bertemu Habibie tetapi Soeharto melengos. Soeharto sangat sakit hati dengan murid kesayangannya ini. Selesai menyampaikan pidato pengunduran dirinya, dia menyalami Habibie dan kembali ke ruang Jepara. Kepada para pimpinan DPR/MPR itu dia berkata, “Saya sudah bukan presiden lagi”. Mbak Tutut sembab matanya karena menangis. Harmoko melongo. Pagi itu adalah pertemuan terakhir Soeharto dan Habibie. Bahkan saat kritis menjelang ajalnyapun Habibie dilarang menemui Soeharto.

Hubungan Soeharto dan Habibie adalah hubungan panjang dua manusia yang berhasil menjadi pemimpin negeri ini. Soeharto sudah mengenal Habibie sejak Habibie masih anak-anak. Bahkan saat ayah Habibie meninggal Soeharto-lah yang menyolatkannya. Soeharto-lah yang menutupkan mata ayah Habibie saat meninggal dunia. Bahkan dalam buku biografinya Soeharto tidak segan-segan menunjukkan kepercayaan dan rasa sayangnya terhadap Habibie. Soeharto pula yang mengirim utusan untuk menjemput Habibie di Jerman untuk kembali ke Indonesia. Kita belajar dari sini. Bagaimana demi kedudukan hubungan umat manusia yang begitu dalam mampu dikorbankan.

Sekitar pukul 23:00 WIB Prabowo dan Muhdi bertemu dengan Habibie di kediamannya untuk memberi dukungan pada presiden baru. Namun keesokannya pada tanggal 22 Mei, selesai Sholat Jumat Prabowo mendapat kabar mengejutkan. Bagai petir di siang bolong, Prabowo di Makostrad ditelepon Mabes AD, diminta menanggalkan benderanya. Perintah itu tak lain artinya bahwa jabatannya dicopot. Prabowo mengingat perkataan Habibie jauh sebelumnya, “Prabowo, kapan pun kamu ragu temui saya, jugan pikirkan protokoler!” Maka Prabowo menemui Habibie yang sudah menjadi presiden dan berkata, “Ini penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya.” Habibie menjelaskan kalau dia mendapatkan laporan dari Pangab bahwa ada gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan, dan istana. Prabowo minta setidaknya 3 bulan di Kostrad. Habibie menolak. “Tidak, sampai matahari terbenam anda harus menyerahkan semua pasukan!” Dari sini kembali terlihat, untuk kedua kalinya Prabowo dikalahkan oleh lobi dan pendekatan Wiranto. Kelak, Wiranto sendiri mengakui bahwa ada kemungkinan informasi yang diberikan diterima secara salah oleh Habibie. Namun kesalahpahaman apapun itu, Prabowo sudah terlanjur menjadi pihak yang dirugikan. Hancurlah karir militer yang begitu gilang gemilang.

Kita tidak pernah tahu apakah baik Soeharto maupun Habibie sama-sama salah mengartikan informasi yang disampaikan Wiranto, atau memang ada kesengajaan melakukan miss-informasi terhadap Prabowo mengingat persaingan internal ABRI saat itu. Demikian akhir tulisan singkat mengenai Sang Jenderal Terbuang. Semoga menambah wawasan dan menjadi pelajaran bagi kita semua.

Semoga artikel diatas bisa menambah wawasan Anda semua.
http://adainfounik.blogspot.com/

Sabtu, 24 Mei 2014

Demo Mahasiswa Dan Menolak Jokowi ke Kampus ITB

"GAWAT UDAR SEBUT JOKOWI TERIMA KOMISI"


twitter @MATANEWS

Terlepas kuasa hukum Joko Widodo membantah keterlibatan korupsi kliennya dalam pengadaan bus TransJakarta senilai Rp 1,2
triliun, namun perlu diingatkan segenap pihak agar melihat persoalan secara objektif.
Menurut pengamat politik dari The Indonesian Reform, Martimus Amin, kasus TransJakarta tidak dapat ditimpakan kepada mantan
Kepada Kadishub DKI Udar Pristono semata. Sebab, Jokowi sebagai Gubernur DKI adalah atasan langsung Udar, Jokowi selain
mempunyai kewenangan menyetujui kebijakan atas proyek, juga mempunyai tanggung tawab penuh dalam melakukan pengawasan
melekat terhadap bawahannya yang menjalankan pelaksanaan proyek.
Jika ada pelanggaran prosedur, ketidaksesuaian kriteria dan kejanggalan, maka Jokowi sebagai atasan tidak dapat
mendiamkan. Ia harus menegur, meminta klarifikasi, mengevaluasi dan pertanggungjawab bawahannya," kata Martimus Amin dalam keterangannya, Jumat (23/5).
Selain mendiamkan bus-bus karatan yang diimport dari negara China yang tidak memenuhi standar kelayakan, ternyata
berdasarkan pengakuan bawahannya Udar, secara terang-terangan menyebut keterlibatan Jokowi. Udar juga menegaskan Jokowi yang
memperkenalkan dirinya dengan Michael Bimo Putranto selaku makelar pembelian bus TransJakarta dan mantan timsesnya
sewaktu pilgub. Jokowi juga meminta Bimo diamankan sebagai pemenang tender, menyepakati komisi termasuk untuk dibagikan kepada Jokowi.
Berapa waktu lalu bahkan santer diberitakan bahwa bukti-bukti transfer kepada pihak-pihak yang menerima uang haram sudah
dipegang kejaksaan. Sehingga pembohongan publik jika tanggungjawab hukum atas dugaan kasus korupsi ini hanya disorot
dan dilimpakan kepada Udar Pristono. Jokowi adalah pejabat yang paling bertanggung jawab atas kasus tersebut.
Kejaksaan harus segera memanggil dan memeriksa Jokowi atas keterlibatan kerugian keuangan negara yang sangat fantastis Rp 1,2 triliun ini," tandas Martimus Amin


Kamis, 22 Mei 2014

Anak Jokowi Heran Ayahnya Diserang Isu SARA



Kamis, 22 Mei 2014 15:33 WIB | Jafar Sodiq Assegaf/JIBI/Solopos |

Solopos.com, SOLO – Anak capres Jokowi, Kaesang Pengarep W. Sepertinya juga gerah dengan banyaknya rumor miring yang ditujukan kepada ayahnya. Anak bungsu Jokowi ini dalam akun facebooknya menulis curahan hati (curhat), mulai dari susahnya jadi anak capres hingga menyebut para pembuat gosip tak kreatif.

Baru-baru ini Kaesang menulis status facebook yang cukup menggelitik. Menanggapi isu SARA yang mendera bapaknya, Kaesang mengaku heran.



“Keturunan Cina??? Kalo keturunan cina knapa gw item?? #kreatifDikitygBikinGosip,” tulis Kaesang 20 April 2014 silam.

Kaesang memang jarang terlihat mengkampanyekan ayahnya. Sekilas Anda tak akan melihat atribut Jokowi di akun facebooknya. Hanya dalam kolom fanpage, dia menyukai dua laman ayahnya. Itu pun tanpa meninggalkan komentar.

Anak Jokowi ini belakangan memang galau soal kampanye hitam bapaknya. Dia merasa dalam posisi yang serba salah.



“Kalo di tanggapi disangkanya gak bisa ngontrol emosi, w diam aj disangka nya gak sayang sama ortu. w no commen di sangkanya gak peduli m bokap. #yg bikin berita gak kreatif bgt toh,” curhatnya.

Kaesang sekarang sedang menempuh studi di Singapura. Hidup jauh dari orang tua, menjadikan media sosial alat yang ampuh mengobati rasa kangennya.

Kaesang belakangan terlihat mengunggah sejumlah status soal orang tuanya. “Ibu, aku kangen” tulisnya. Yang menggelitik adalah statusnya saat curhat soal telepon kepada ayahnya. “Mau menelepon bapak sendiri kayak mau menelepon Obama.”

Kehidupan keluarga Jokowi memang jarang jadi pemberitaan. Jokowi menikah dengan Iriana Rabu 24 Desember 1986. Pasangan yang terpaut umur 2 tahun ini dikaruniai tiga orang anak yakni Gibran Rakabuming, Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep.

Editor: Jafar Sodiq Assegaf | dalam: Politik |

Rabu, 21 Mei 2014

AS "Sakit Kepala" dengan Munculnya Prabowo dalam Pilpres Indonesia



Rabu, 21 Mei 2014 | 10:24 WIB


WASHINGTON, KOMPAS.COM — Munculnya Prabowo Subianto sebagai salah satu calon dalam pemilu presiden Indonesia tahun ini bakal membuat Amerika Serikat (AS) menghadapi situasi yang canggung karena mungkin harus menyambut satu lagi pemimpin Asia yang sebelumnya ditolak masuk AS karena diduga terlibat pembunuhan massal. Demikian laporan kantor berita Reuters, Rabu (21/5/2014).

Situasi canggung itu telah muncul beberapa hari terakhir saat Washington mendapati bahwa mereka harus mengubah haluan dan menjanjikan visa bagi Perdana Menteri India terpilih, Narendra Modi, setelah kemenangan telak Modi dalam pemilu di India. Permohonan Modi untuk mendapatkan visa AS ditolak pada tahun 2005.

Reuters melaporkan, Washington mungkin akan berubah haluan lagi setelah Partai Golkar, partai pemenang kedua dalam pemilu legislatif, Senin lalu secara tiba-tiba memberikan dukungan kepada Prabowo menjelang pemilu presiden pada 9 Juli mendatang.

Kantor berita itu mengatakan, Prabowo pernah menjadi salah satu orang Indonesia yang paling dicerca, dituduh menculik, melanggar hak asasi manusia, dan mengupayakan kudeta setelah penggulingan mantan ayah mertuanya, mendiang Presiden Soeharto, tahun 1998.

Sebuah laporan harian New York Times pada Maret lalu mengatakan, tahun 2000, Departemen Luar Negeri AS menolak visa mantan perwira tinggi itu, yang pangkat terakhirnya di militer adalah letnan jenderal, untuk menghadiri wisuda anaknya di Boston. Namun, AS tidak pernah menjelaskan mengapa permohonan visa Prabowo ditolak.

Prabowo mengatakan kepada Reuters pada 2012 bahwa ia masih ditolak untuk mendapatkan visa AS karena tuduhan bahwa dirinya menghasut kerusuhan yang menewaskan ratusan orang setelah penggulingan Soeharto. Dia membantah telah melakukan kesalahan.

Menurut Amnesty International, Prabowo dipecat dari militer Indonesia tahun 1998 karena perannya, saat menjabat sebagai Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dalam hilangnya sejumlah aktivis politik.

Adapun penolakan visa untuk Modi dari India pada 2005 berdasarkan ketentuan dalam sebuah undang-undang AS tahun 1998 yang melarang masuk orang asing yang telah melakukan "pelanggaran berat bagi kebebasan beragama." Ia dituduh terkait dengan kerusuhan berbau agama di negara bagian asalnya di Gujarat pada 2002, tempat lebih dari 1.000 orang, sebagian besar umat Islam, tewas.

Namun, setelah partai Modi meraih kemenangan dalam pemilihan umum pekan lalu, Presiden AS Barack Obama dengan cepat menelepon Modi untuk memberikan ucapan selamat dan mengundang pemimpin baru dari sebuah negara yang Obama nyatakan sebagai mitra strategis penting bagi Gedung Putih itu.

Modi juga membantah telah melakukan kesalahan dan ia tidak pernah dituntut di India.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Modi akan diberikan visa A-1. Visa jenis ini punya kekebalan diplomatik dan dikeluarkan secara otomatis, kecuali ditentang oleh Obama, yang punya kewenangan untuk menolak masuk siapa saja yang telah melakukan "kejahatan terhadap kemanusiaan atau pelanggaran-pelanggaran serius hak asasi manusia, atau yang berusaha atau bersekongkol untuk melakukan hal itu."

Ketika ditanya apakah Prabowo akan diperlakukan sama seperti Modi jika ia memenangkan pemilu di Indonesia, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS menanggapi dengan pernyataan serupa, seperti yang disampaikan sebelum ada hasil pemilu India. Ia mengatakan bahwa departemen tersebut tidak akan membahas kasus visa individual.

Pejabat itu menambahkan, Amerika Serikat tetap "berkomitmen untuk menjalin hubungan dekat dengan Indonesia dan berharap hubungan itu akan terus berlanjut."

Namun, sejumlah analis yakin bahwa Prabowo, seperti Modi, akan diberikan visa jika dia menang dalam pemilu.

Ernie Bower, seorang pakar Asia Tenggara di Center for Strategic and International Studies, mengatakan bahwa seperti deklarasi darurat militer minggu ini di Thailand, kasus Prabowo merupakan sebuah "sakit kepala" yang tidak diinginkan saat Washington sedang mencoba untuk menjalin hubungan lebih kuat di Asia Tenggara dalam menghadapi China yang semakin tegas.

"Bagi Amerika Serikat, sangat penting untuk fokus pada amanat rakyat Indonesia. Washington harus merangkul dan bekerja dengan calon mana pun yang terpilih."

Rabu, 16 April 2014

50 tahun Green Hilton Agreement antara Presiden Soekarno dan Presiden JF Kennedy

Tanggal 14 November 2013 genap 50 tahun usia perjanjian “keramat” antara Presiden Indonesia Soekarno dengan Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy. Perjanjian dikenal dengan nama “Green Hilton Memorial Agreement.” Inti perjanjian ini bahwa Amerika Serikat mengakui adanya aset bangsa Indonesia tetapi mengabaikan pengembaliannya. Mereka sepakat gunakan pagu nilai dalam perjanjian saat itu adalah emas setara 57 ribu ton.
Nilai itu kemudian dibukukan dalam bank oleh William Vouker sebagai wakil dari negara Swiss yang saat itu juga ikut manandatangani perjanjian. Dua hari sebelumnya, tepatnya tanggal 12 November 1963, ketiga tokoh itu membukukan perjanjian tentang aset itu yang menyatakan bahwa perjanjian tersebut berlaku tahun 1965. Seminggu kemudian JFK dibunuh di Dallas AS, Bung Karno dihabisi kekuasaannya sebagai Presiden RI melalui kudate G30S PKI kurang lebih dua minggu sebelum perjanjian itu jatuh tempo.
Kini potongan penting sejarah bangsa Indonesia lenyap bagaikan ditiup badai Haiyan yang melanda wilayah Filipina sekarang. Tak ada satu pun lembaga resmi negara mengakui perjanjian itu. Baik Amerika maupun Indonesia lebih nyaman berperan kura-kura dalam perahu. Namun geliat dunia perbankan bagaikan semut menggerbuti sebongkah gula. Kalau ada tim pun yang dicoba untuk menelusuri jejak “keramat” Bung Karno ini, lebih senang dilakukan secara diam-diam siapa tau duitnya benar-benar ada. Komunitas pun bermunculan dengan mendendangkan lagu merdu kepada anak republik bahwa waktunya telah tiba bagi cairnya aset bangsa itu.
Organisasi, yayasan, dan paguyuban pun dibentuk untuk menyambut berkah yang mereka sebut “Dana Amanah.” Dengan nyanyian merdu bahwa dana itu akan dibagikan bak bantuan tunai langsung konvensasi kenaikan BBM. Banhak anggota mereka rela membayar iuran mendengar lagu merdu yang bernama “Dana Amanah.” Bahkan tak sedikit diantaranya terpaksa membuat idiom negara dalam negara karena ‘dana suci’ itu tidak akan pernah cair apabila masih ada pihak pejabat Indonesia yang korupsi. Tak hanya masyarakat Indonesia yang kemudian menjadi ‘gila’ dengan isyu ini, tetapi juga masyarakat di beberapa negara yang menjadi tempat gaulnya Soekarno.
Kondisi sekarang menjadi tidak sehat, karena banyak pihak yang mengaku bahwa dirinyalah yang diberikan mandat oleh Bung Karno. Strategi dan komunikasi transendental pun dibangun untuk meyakinkan khalayak. Bahkan mulai ada calon presiden mendatang yang ingin berperan sebagai Satrio Peningit. Peran itu tentu bermaksud berkait dengan harta ini. Sadar akan situasi ini, segeleintir pemuda bangsa Indonesia yang gelisah akan situasi tak logis ini mencoba mengurai benang sejarah yang kusut ini. Mereka mencoba mencari penggelan sejarah bangsa yang hilang ini secara ilmiah kalau pun boleh disebut demikian pada Selasa, 12 November 2013 di Kawan Bintaro, Jakarta Selatan. Semoga sukses. Salam perjuangan wahai anak bangsa. Percayalah, Tuhan tidak pernah tidur.
“The Green Hilton Memorial Agreement” di Geneva pada 14 November 1963 
Inilah perjanjian yang paling menggemparkan dunia. Inilah perjanjian yang menyebabkan terbunuhnya Presiden Amerika Serikat John Fitzgerald Kennedy (JFK) 22 November 1963. Inilah perjanjian yang kemudian menjadi pemicu dijatuhkannya Bung Karno dari kursi kepresidenan oleh jaringan CIA yang menggunakan ambisi Soeharto. Dan inilah perjanjian yang hingga kini tetap menjadi misteri terbesar dalam sejarah ummat manusia. 
Perjanjian “The Green Hilton Memorial Agreement” di Geneva (Swiss) pada 14 November 1963
Dan, inilah perjanjian yang sering membuat sibuk setiap siapapun yang menjadi Presiden RI. Dan, inilah perjanjian yang membuat sebagian orang tergila-gila menebar uang untuk mendapatkan secuil dari harta ini yang kemudian dikenal sebagai “salah satu” harta Amanah Rakyat dan Bangsa Indonesia. Inilah perjanjian yang oleh masyarakat dunia sebagai Harta Abadi Ummat Manusia. Inilah kemudian yang menjadi sasaran kerja tim rahasia Soeharto menyiksa Soebandrio dkk agar buka mulut. Inilah perjanjian yang membuat Megawati ketika menjadi Presiden RI menagih janji ke Swiss tetapi tidak bisa juga. Padahal Megawati sudah menyampaikan bahwa ia adalah Presiden RI dan ia adalah Putri Bung Karno. Tetapi tetap tidak bisa. Inilah kemudian membuat SBY kemudian membentuk tim rahasia untuk melacak harta ini yang kemudian juga tetap mandul. Semua pihak repot dibuat oleh perjnajian ini.
Perjanjian itu bernama “Green Hilton Memorial Agreement Geneva”. Akta termahal di dunia ini diteken oleh John F Kennedy selaku Presiden AS, Ir Soekarno selaku Presiden RI dan William Vouker yang mewakili Swiss. Perjanjian segitiga ini dilakukan di Hotel Hilton Geneva pada 14 November 1963 sebagai kelanjutan dari MOU yang dilakukan tahun 1961. Intinya adalah, Pemerintahan AS mengakui keberadaan emas batangan senilai lebih dari 57 ribu ton emas murni yang terdiri dari 17 paket emas dan pihak Indonesia menerima batangan emas itu menjadi kolateral bagi dunia keuangan AS yang operasionalisasinya dilakukan oleh Pemerintahan Swiss melalui United Bank of Switzerland (UBS). 
Pada dokumen lain yang tidak dipublikasi disebutkan, atas penggunaan kolateral tersebut AS harus membayar fee sebesar 2,5% setahun kepada Indonesia. Hanya saja, ketakutan akan muncul pemimpinan yang korup di Indonesia, maka pembayaran fee tersebut tidak bersifat terbuka. Artinya hak kewenangan pencairan fee tersebut tidak berada pada Presiden RI siapa pun, tetapi ada pada sistem perbankkan yang sudah dibuat sedemikian rupa, sehingga pencairannya bukan hal mudah, termasuk bagi Presiden AS sendiri. 
Account khusus ini dibuat untuk menampung aset tersebut yang hingga kini tidak ada yang tahu keberadaannya kecuali John F Kennedy dan Soekarno sendiri. Sayangnya sebelum Soekarno mangkat, ia belum sempat memberikan mandat pencairannya kepada siapa pun di tanah air. Malah jika ada yang mengaku bahwa dialah yang dipercaya Bung Karno untuk mencairkan harta, maka dijamin orang tersebut bohong, kecuali ada tanda-tanda khusus berupa dokumen penting yang tidak tahu siapa yang menyimpan hingga kini.
Menurut sebuah sumber di Vatikan, ketika Presiden AS menyampaikan niat tersebut kepada Vatikan, Paus sempat bertanya apakah Indonesia telah menyetujuinya. 
Kabarnya, AS hanya memanfaatkan fakta MOU antara negara G-20 di Inggris dimana Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut menanda tangani suatu kesepakatan untuk memberikan otoritas kepada keuangan dunia IMF dan World Bank untuk mencari sumber pendanaan alternatif. Konon kabarnya, Vatikan berpesan agar Indonesia diberi bantuan. Mungkin bantuan IMF sebesar USD 2,7 milyar dalam fasilitas SDR (Special Drawing Rights) kepada Indonesia pertengahan tahun lalu merupakan realisasi dari kesepakatan ini, sehingga ada isyu yang berkembang bahwa bantuan tersebut tidak perlu dikembalikan.
Oleh Bank Indonesia memang bantuan IMF sebesar itu dipergunakan untuk memperkuat cadangan devisa negara. Kalau benar itu, maka betapa nistanya rakyat Indonesia. Kalau benar itu terjadi betapa bodohnya Pemerintahan kita dalam masalah ini. Kalau ini benar terjadi betapa tak berdayanya bangsa ini, hanya kebagian USD 2,7 milyar. Padahal harta tersebut berharga ribuan trilyun dollar Amerika.
Aset itu bukan aset gratis peninggalan sejarah, aset tersebut merupakan hasil kerja keras nenek moyang kita di era masa keemasan kerajaan di Indonesia.
Asal Mula Perjanjian “Green Hilton Memorial Agreement” 
Setelah masa perang dunia berakhir, negara-negara timur dan barat yang terlibat perang mulai membangun kembali infrastrukturnya. Akan tetapi, dampak yang telah diberikan oleh perang tersebut bukan secara materi saja tetapi juga secara psikologis luar biasa besarnya. Pergolakan sosial dan keagamaan terjadi dimana-mana. Orang-orang ketakutan perang ini akan terjadi lagi. Pemerintah negara-negara barat yang banyak terlibat pada perang dunia berusaha menenangkan rakyatnya, dengan mengatakan bahwa rakyat akan segera memasuki era industri dan teknologi yang lebih baik. Para bankir Yahudi mengetahui bahwa negara-negara timur di Asia masih banyak menyimpan cadangan emas. Emas tersebut akan di jadikan sebagai kolateral untuk mencetak uang yang lebih banyak yang akan digunakan untuk mengembangkan industri serta menguasai teknologi. Karena teknologi Informasi sedang menanti di zaman akan datang.
Sesepuh Mason yang bekerja di Federal Reserve (Bank Sentral di Amerika) bersama bankir-bankir dari Bank of International Settlements / BIS (Pusat Bank Sentral dari seluruh Bank Sentral di Dunia) mengunjungi Indonesia. Melalui pertemuan dengan Presiden Soekarno, mereka mengatakan bahwa atas nama kemanusiaan dan pencegahan terjadinya kembali perang dunia yang baru saja terjadi dan menghancurkan semua negara yang terlibat, setiap negara harus mencapai kesepakatan untuk mendayagunakan kolateral Emas yang dimiliki oleh setiap negara untuk program-program kemanusiaan. Dan semua negara menyetujui hal tersebut, termasuk Indonesia. Akhirnya terjadilah kesepakatan bahwa emas-emas milik negara-negara timur (Asia) akan diserahkan kepada Federal Reserve untuk dikelola dalam program-program kemanusiaan. Sebagai pertukarannya, negara-negara Asia tersebut menerima Obligasi dan Sertifikat Emas sebagai tanda kepemilikan. Beberapa negara yang terlibat diantaranya Indonesia, Cina dan Philippina. Pada masa itu, pengaruh Soekarno sebagai pemimpin dunia timur sangat besar, hingga Amerika merasa khawatir ketika Soekarno begitu dekat dengan Moskow dan Beijing yang notabene adalah musuh Amerika. 
Namun beberapa tahun kemudian, Soekarno mulai menyadari bahwa kesepakatan antara negara-negara timur dengan barat (Bankir-Bankir Yahudi dan lembaga keuangan dunia) tidak di jalankan sebagaimana mestinya. Soekarno mencium persekongkolan busuk yang dilakukan para Bankir Yahudi tersebut yang merupakan bagian dari Freemasonry. 
Tidak ada program-program kemanusiaan yang dijalankan mengunakan kolateral tersebut. Soekarno protes keras dan segera menyadari negara-negara timur telah di tipu oleh Bankir International.
Akhirnya Pada tahun 1963, Soekarno membatalkan perjanjian dengan para Bankir Yahudi tersebut dan mengalihkan hak kelola emas-emas tersebut kepada Presiden Amerika Serikat John F.Kennedy (JFK). Ketika itu Amerika sedang terjerat utang besar-besaran setelah terlibat dalam perang dunia. Presiden JFK menginginkan negara mencetak uang tanpa utang.
Karena kekuasaan dan tanggung jawab Federal Reserve bukan pada pemerintah Amerika melainkan di kuasai oleh swasta yang notabene nya bankir Yahudi. Jadi apabila pemerintah Amerika ingin mencetak uang, maka pemerintah harus meminjam kepada para bankir yahudi tersebut dengan bunga yang tinggi sebagai kolateral. Pemerintah Amerika kemudian melobi Presiden Soekarno agar emas-emas yang tadinya dijadikan kolateral oleh bankir Yahudi di alihkan ke Amerika. Presiden Kennedy bersedia meyakinkan Soekarno untuk membayar bunga 2,5% per tahun dari nilai emas yang digunakan dan mulai berlaku 2 tahun setelah perjanjian ditandatangani. Setelah dilakukan MOU sebagai tanda persetujuan, maka dibentuklah Green Hilton Memorial Agreement di Jenewa (Swiss) yang ditandatangani Soekarno dan John F.Kennedy. Melalui perjanjian itu pemerintah Amerika mengakui Emas batangan milik bangsa Indonesia sebesar lebih dari 57.000 ton dalam kemasan 17 Paket emas. 
Melalui perjanjian ini Soekarno sebagai pemegang mandat terpercaya akan melakukan reposisi terhadap kolateral emas tersebut, kemudian digunakan ke dalam sistem perbankan untuk menciptakan Fractional Reserve Banking terhadap dolar Amerika. Perjanjian ini difasilitasi oleh Threepartheid Gold Commision dan melalui perjanjian ini pula kekuasaan terhadap emas tersebut berpindah tangan ke pemerintah Amerika. Dari kesepakatan tersebut, dikeluarkanlah Executive Order bernomor 11110, di tandatangani oleh Presiden JFK yang memberi kuasa penuh kepada Departemen Keuangan untuk mengambil alih hak menerbitkan mata uang dari Federal Reserve. Apa yang pernah di lakukan oleh Franklin, Lincoln, dan beberapa presiden lainnya, agar Amerika terlepas dari belenggu sistem kredit bankir Yahudi juga diterapkan oleh presiden JFK. salah satu kuasa yang diberikan kepada Departemen keuangan adalah menerbitkan sertifikat uang perak atas koin perak sehingga pemerintah bisa menerbitkan dolar tanpa utang lagi kepada Bank Sentral (Federal Reserve)
Tidak lama berselang setelah penandatanganan Green Hilton Memorial Agreement tersebut, presiden Kennedy di tembak mati oleh Lee Harvey Oswald. Setelah kematian Kennedy, tangan-tangan gelap bankir Yahudi memindahkan kolateral emas tersebut ke International Collateral Combined Accounts for Global Debt Facility di bawah pengawasan OITC (The Office of International Treasury Control) yang semuanya dikuasai oleh bankir Yahudi. Perjanjian itu juga tidak pernah efektif, hingga saat Soekarno ditumbangkan oleh gerakan Orde baru yang didalangi oleh CIA yang kemudian mengangkat Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia. Sampai pada saat Soekarno jatuh sakit dan tidak lagi mengurus aset-aset tersebut hingga meninggal dunia. Satu-satunya warisan yang ditinggalkan, yang berkaitan dengan Green Hilton Memorial Agreement tersebut adalah sebuah buku bersandi yang menyembunyikan ratusan akun dan sub-akun yang digunakan untuk menyimpan emas, yang terproteksi oleh sistem rahasia di Federal Reserve bernama The Black screen. Buku itu disebut Buku Maklumat atau The Book of codes. Buku tersebut banyak di buru oleh kalangan Lembaga Keuangan Dunia, Para sesepuh Mason, para petinggi politik Amerika dan Inteligen serta yang lainnya. Keberadaan buku tersebut mengancam eksistensi Lembaga keuangan barat yang berjaya selama ini. 
Sampai hari ini, tidak satu rupiah pun dari bunga dan nilai pokok aset tersebut dibayarkan pada rakyat Indonesia melalui pemerintah, sesuai perjanjian yang disepakati antara JFK dan Presiden Soekarno melalui Green Hilton Agreement. 
Padahal mereka telah menggunakan emas milik Indonesia sebagai kolateral dalam mencetak setiap dollar.
Hal yang sama terjadi pada bangsa China dan Philipina. Karena itulah pada awal tahun 2000-an China mulai menggugat di pengadilan Distrik New York. Gugatan yang bernilai triliunan dollar Amerika Serikat ini telah mengguncang lembaga-lembaga keuangan di Amerika dan Eropa. Namun gugatan tersebut sudah lebih dari satu dasawarsa dan belum menunjukkan hasilnya. Memang gugatan tersebut tidaklah mudah, dibutuhkan kesabaran yang tinggi, karena bukan saja berhadapan dengan negara besar seperti Amerika, tetapi juga berhadapan dengan kepentingan Yahudi bahkan kabarnya ada kepentingan dengan Vatikan. Akankah Pemerintah Indonesia mengikuti langkah pemerintah Cina yang menggugat atas hak-hak emas rakyat Indonesia yang bernilai Ribuan Trilyun Dollar… (bisa untuk membayar utang Indonesia dan membuat negri ini makmur dan sejahtera)?
Ya, semoga saja sobat Lintasgaul, semua milik indonesia itu kembali walau entah kapan waktunya.
BANNER KONFERENSI PERS (2)
1002023_10201958902069704_493756701_n
1422426_10201958903589742_1429238222_n
gh13-733999gh71-756278
green-hilton-memorial-agreement-signatories-1963-11-727754greenhilton1-1-of-71-729757
gh61-754376
gh51-751812gh41-749985gh21-735550gh31-748177

Selasa, 14 Januari 2014

“ANAS untuk SBY PEMILU GAGAL”

Twitter @MATANEWS

PENTING….HARAP DI BACA…!!

1. Setiap kali ditanya apakah anas korupsi di Hambalang, jawab kami selalu tegas : TIDAK. Apakah anas bersih? Jawab: tdk tahu

2. Jwban tergantung pertanyaan, tergantung pada kasus apa dan sejauh mana kami tahu ttg kasus itu. Kalau tdk tahu kasusnya, ya ga bs jawab

3. Kalau terkait Hambalang, sangat jelas anas clear. Koruptor Hambalang sdh jelas : 40 nama di LHP BPK Tahap I dan II plus yg diluat LHP BPK

4. Anehnya (rakyat harus marah nih), dari 40 nama di LHP BPK yg cantum nama koruptor Hambalang, tdk sampai 10 yg diperiksa KPK. Knpa AYOO ?

5. Siapa 40 KORUPTOR HAMBALANG ? Siapa yg dilindungi KPK BUSUK itu ? Ini daftarnya >> : Andi Malarangeng, Wafid Muharam, Dedy Kusnidar

6. Khusus Dedy Kusnidar, saat ini meski sudah divonis, dedy bebas kemana2. Lebih sering berada di polres jaksel. Kenapa ? Dia KOLUSI dgn KPK

7. Masih pejabat kemenpora > Wisler Manalu (Ketua Panitia Pengadaan), Jaelani ( Anggota Panitia Pengadaan), Bambang Siswanto (Ses Panitia)

8. Rio Wilarso (staf biro perencanaan kemenpora). Di Kemenkeu >> Agus Martowardoyo (Menkeu) & Anny Ratnawati (Dirjen Anggaran)

9. Agus marto skrg gub BI dan any ratnawati skrg wamenkeu. Any ratnawati adalah dosen SBY di IPB dan dia pejabat yg berhub dgn bunda putri

9. Kalau teman2 anas mau anas selamat, gampang !! Demo KPK tiap hari agar TERSANGKA kan BUNDA PUTRI Sylvia Soleha dan Widodo Wahyu Sasangko

10. Kalau teman2 anas mau anas selamat, gampang !! Demo KPK tiap hari agar TERSANGKA kan BUNDA PUTRI Sylvia Soleha dan Widodo Wahyu Sasangko

11. SBY SANGAT TAKUT jika RING 1nya jadi TSK. Karena pasti akan seret klrg Cikeas. Siapa saja ? >> CHOEL, WIDODO WS dan BunPut Silvia Soleha

12. Anehnya, tidak ada satu pun diantara elit politik dan musuh2 SBY yang jeli melihat kelemahan SBY ini : Choel, BP Sylvia Soleha & Widodo

13. Itu sebabnya : 1. SBY buru2 buat pernyataan tdk kenal bunda putri. 2. SBY bayar TEMPO bikin pengelabuan ttg bunda putri 3. KPK ga berani

14. 4. Rizal dan Andi malarangeng akhir2 ini “pura2 jujur” dgn bilang choel terima suap Hambalang. Tujuannya? Agar SBY perhatikan/bantu Andi

15. Kenapa Andi & Rizal berani tangung KPK utk tahan Choel ? Karena mereka tahu KPK tdk berani tahan choel. 4 pimpinan KPK akan lgsg jd TSK

15. CHOEL adalah pemegang rahasia kotor cikeas. Choel lebih dekat dgn keluarga Cikeas ketimbang andi. Choel tahu semua korupsi Cikeas !!

16. CHOEL adalah pemegang rahasia kotor cikeas. Choel lebih dekat dgn keluarga Cikeas ketimbang andi. Choel tahu semua korupsi Cikeas !!

17. CHOEL adalah KASIR keluarga Cikeas disamping Karen A, Ani Pane, MRC, BGT, CT, HR, dll. Kasir yg lain sdh gol ke penjara : ayin & hartati

18. CHOEL adalah pemilik FOX INDONESIA yang menerima aliran dana Century 1.1 triliun ! FOX Tim media dan pencitraan PD & SBY thn 2009

19. Selain itu, Ibas juga banyak difasilitasi oleh CHOEL. Dan yang terpenting : CHOEL utusan cikeas jumpai Nazar yg buron di singapura.

20. Choel utusan Cikeas sekaligus negosiator Cikeas ketika menyusun konspirasi pelemahan KPK dan penghancuran karakter Anas via opini media

21. Choel juga angota tim inti ELANG HITAM yang diketuai Rizal M yg mengkoordinasi semua pembentukan opini fitnah anas dan selamatkan Cikeas

22. CHOEL TSK = CIKEAS KIAMAT !

23. BUNDA PUTRI SYLVIA SOLEHA TSK = CIKEAS TAMAT !

24. WIDODO WAHYU SASANGKO TSK = CIKEAS LUMAT !

25. AGUS GUNDUL DITEMUKAN = CIKEAS PINGSAN

26. Kembali ke Anas. Anak manusia bernama anas ini memang susah ditebak. Dia mudah lolos dari jeratan hukum, tapi kok malah pengen dihukum

27. Anas juga banyak Pegang rahasia SBY tapi dia ga pernah mau membela diri dgn cara begitu. Ya sulit. Hukum di RI ini dikendalikan istana

28. Jika anas prapid kan penetapan TSK nya dulu, dijamin dia menang. Ga akan berani hakim kalahkan dia karena KUHAP tegas mengatur pasalnya

29. Mungkin Anas mau napak tilas jejak Bung Karno Bung Hatta, kalau mau jadi pemimpin bangsa sejati, harus dipenjarakan oleh pemimpin zalim

30. Anas tahu banyak rekayasa hasil suara pemilu dan pilpres 2009 karena dia ketua bidang politik DPP PD. Tahu bgmn IT KPU dikotak katik

31. Anas tahu banyak tentang aliran uang century, BLBI dan mafia pajak yang dihimpun PD / SBY saat pemilu/pilpres 2009. Tapi anas peliiiit !

32. Beda dgn antasari yg dokumen2 penyimpangan IT KPU 2009 sdh disita dari ruang kantornya, anas masih simpan di tempat aman. Sama org lain

32. Bahkan anas punya 1 rahasia besar yg menjadi AIB keluarga SBY dan besan. Kalau dibuka, rubuhlah istana.. itu sebab ada usaha2 bunuh anas

33. Bahkan anas punya 1 rahasia besar yg menjadi AIB keluarga SBY dan besan. Kalau dibuka, rubuhlah istana.. itu sebab ada usaha2 bunuh anas

34. Itu sebab anas di rutan KPK ga mau santap makanan dan minuman pemberian staf KPK. Takut diracun. Mati deh..kayak wamen kita dulu heuheu

35. Tp anas lupa ilmu/prinsip dasar intelijen, info maha penting ga boleh disimpan sendiri..ntar kalau dia mati, info itu ikut masuk kuburan

36. Teman2 anas sendiri bingung mau ngapain..kalau diperintahkan demo, kemarin dari Jogya dan surabaya sdh siap 10.000 massa masuk jakarta

37. Anas malah bilang, biarin aja..saya mau rasain pengalaman masuk penjara. Toh penjaranya enak, ga kayak boven digul atau P Buru hehe

38. Anas jg menolak ketika 9 bulan lalu massa mau demo besar2an di KPK utk desak anas ditahan agar lgsg disidangkan. Pasti anas bebas murni

39. Karena kalu kasus Harier, anak SMA pun tahu itu kasus ecek2. Mobil diserahkan sblum anas jd agta DPR, dibayar lunas, bukan dari hamblang

40. Ga mungkin penyidik KPK atau samad ketua KPK abal2 itu ga tahu, 520 juta beli Harier dari komisi Nazar via Adhi Karya utk proyek UNAIR

41. Kok tahu ? Ya tahu donk. 1. Penyidik KPK kasih tahu 2. Kami jg punya dokumennya 3. Pengakuan samad sendiri. Dia pusing ditekan SBY haha

42. Sebenarnya KPK itu sdh kasih sinyal sama anas agar segera praperadilankan penetapan TSK nya, eh anas ga mau..dia menunggu, pasif hehe

43. Mungkin anas sengaja menyiksa SBY ya ? Bikin SBY, ANI, TB Silalahi and the gank mumet hehe

44. Anas itu sebenarnya sayang banget sama SBY. Sdh anggap seperti bapak sendiri. Tahu kenapa ? Karena SBY yg bantu anas jadi ketum PB HMI !

45. Mau tahu ceritanya, bgmn SBY membantu anas jadi ketum HMI pada tahun 1997 ? Rahasia ini hanya segelintir orang yang tahu hehe

45. SBY pada tahun 1997 adalah assospol ABRI. Kasospolnya letjen Syarwan Hamid. Pada saat kongres HMI, tiba2 GOLKAR mau kuasai HMI

46. SBY pada tahun 1997 adalah assospol ABRI. Kasospolnya letjen Syarwan Hamid. Pada saat kongres HMI, tiba2 GOLKAR mau kuasai HMI”

46. Golkar dukung Umar Husin jadi ketum PB HMI pengganti taufik hidayat (skrg kom II DPR RI), anas tdk punya peluang menang

47. Golkar dukung Umar Husin jadi ketum PB HMI pengganti taufik hidayat (skrg kom II DPR RI), anas tdk punya peluang menang

48. Melihat gelagat seperti itu, Taufik Hidayat Ketum PB HMI yang sangat dekat sama Suharto dan ABRI, lgsg telp Panglima TNI Faisal Tanjung

49. Panglima ABRI Faisal Tanjung segera perintahkan Kassospol ABRI Letjen Syarwan Hamid utk amankan agenda ABRI di Kongres HMI tsb

50. Syarwan Hamid kalu tugaskan Assospol ABRI SBY utk amankan agenda tsb. SBY pun turun dgn pasukannya, dibantu Pangdam Brawijaya Imam Utomo

51. Berkat kecerdikan SBY dan timnya melobi peserta kongres, serta operasi intelijen yg dilakukannya, Umar (Golkar) KO, Anas (ABRI) menang

52. Sejak itu hubungan SBY - Anas sdh seperti Bapak dan Anak. Anas sangat menghormati SBY dan menajdikan SBY sbg mentor dan teladannya

53. Perasaan anas thdp SBY TIDAK pernah berubah sampai detik ini. Dia tahu, jika SBY benci pada dirinya, itu bukan datang dari hati SBY

54. Itulah sebabnya, meski anas punya banyak senjata rahasia utk menjatuhkan SBY, dia tdk pernah mau gunakan. Meski didesak semua pihak

55. “Sebagai anak, tidak mungkin saya mencelakakan bapak saya sendiri”, itu kalimat yg selalu dikatakan anas, ketika ‘kompor2’ mulai menyala

56. Akibatnya semua teman anas gemes. Pengen nyubit pipinya yang chubie itu hahaha… tapi anas adalah anas, kalau sdh bilang tidak, ya tidak

57. Jadi, gimana anas meloloskan diri dari jeratan hukum ini ? Atau jeratan ini hanya main2 belaka ? Sebenarnya SBY punya rencana khusus ?

58. Mantan staf SBY saat bertugas di misi PBB yang juga teman kami sewaktu dinas di Asia Timur, mengatakan : anas itu putra mahkota SBY !

59. Mantan staf SBY yang skrg sdh pensiun berpangkat terakhir letnan jenderal itu, tdk percaya jika SBY akan celakakan anas. Nah lho ?? !

60. SBY lulusan terbaik Akmil, peraih Adhi Makayasa, Nomor satu alias paling jago strategi dan perencanaan, tapi ga pernah perang hehe

61. Sepanjang hidupnya, SBY tdk pernah gagal mewujudkan rencana dan cita2nya. Bahkan pada thn 1977 SBY sdh tahu dia bakal jadi Presiden !

62. Saat itu SBY sedang reuni sama teman karimnya “si tuyul” lettu Syamsul Maarif (skrg mayjend purn. Ka BNPB). Mereka duduk berdua di MONAS

63. Tahun 1977 itu MONAS belum seperti saat ini, kita bisa duduk di tangganya dgn memandang langsung ke istana. Ada air mancur di depannya

64. SBY berkata pada temanya “Si Tuyul” alias jenderal encung (maaf ya senior hahaha), “Yul, nanti aku akan duduk di seberang sana”

65. Lalu SBY si Petruk menjawab “Benar. Aku serius lho. Lihat saja nanti, istana itu akan dadi omahku”. SBY menjawab dgn sangat yakinnya !

66. Begitulah SBY. Dia sdh rencanakan akan jadi presiden sejak tahun 1977. Siapa yang menduga, 27 thn kemudian, SBY benar2 jadi presiden !

67. Mantan staf SBY yang kini komisaris utama di sebuah perusahaan telekomunikasi besar itu sangat yakin, SBY punya rencana rahasia utk anas

68. Semua yang dialami anas ini menurut beliau adlaah “ujian” terhadap anas. Anas lulus atau tidak. Bgmn dgn kami ? Sulit mempercayainya

69. Semua yang dialami anas ini menurut beliau adlaah “ujian” terhadap anas. Anas lulus atau tidak. Bgmn dgn kami ? Sulit mempercayainya !

70. Letjen purn itu tertawa lihat keraguan kami. Lalu dia kasih clue “SBY itu sensitif, hatinya lembut. Mungkinkah dia tega menzalami ?”

71. Bagaimana dgn sifat SBY yg dinilai suka bohong& ingkar janji ? “Sebenarnya sby bukan bohong, tapi dia sulit berkata tidak”, ujar beliau

72. Karena itu semua permintaan/permohonan pasti dijawab “ya” oleh SBY, meski pun sebenarnya dia tdk setuju atau menolak. Mumet ya? Sama !

73. Memahami SBY adalah membaca yang tersirat, bukan yang tersurat. Kami banyak tahu manuver dan strategi sby krn berpedoman pada cara itu

74. Perhatikanlah SBY, dia tdk pernah mau konflik langsung. Selalu muter, pinjam tangan, pontius pilatus, termasuk saat undurkan pemilu hehe

75. Itu sebabnya kami tahu persis capres jagoan sby saat ini adalah GWirjawan bukan si koruptor besar raja ngaspo iskan_dahlan atau PEW

76. Hanya saja, seperti sifat yang sdh mendarah daging, SBY tdk mau kecewakan istrinya yang pengen adiknya, jendral PEW jadi capres/cawapres

77. Nah, Utk gagalkan rencana istrinya, plus gagalkan rencana konglomerat2 hitam, china & arkansas connection : presiden boneka Jokowi, …

78. SBY kembali gunakan strategi melingkar, pinjam tangan, pontius pilatus : MK diobok2 KPK, diganti dgn hakim2 yg sdh tersandera SBY, ..

79. Yusril diberi konsesi besar (proses hukum berhenti, PBB diloloskan, Yusron jd dubes, hamdan jadi ketua MK, barullah akbar tetap jd BPK)

80. Apa kewajiban Yusril setelah nikmati konsesi luar biasa hasil deal dgn SBY : ajukan gugatan UU Pilpres, siapkan sistem pemerintah baru

81. Maka, YIM tgl 13 Des 2013 ajukan gugatan uji materi UU Pilpres ke MK yg sdh dibawah kendali SBY itu. YIM pasti menang lagi di MK hehe

82. Ketika gugatan YIM utk pemilu pilpres serantak dimenangkan MK, maka SBY berada di atas angin. Semua rivalnya kacau balau ..rasain hehe

83. Semua rencana rivalnya, termasuk usaha yg luar biasa besar mnghabiskan uang utk popularitas semu Jokowi, menjadi sia2. Pemilu batal hehe

84. Ketika MK pada maret 14 nanti putuskan pemilu/pilpres serentak, silahkan bayangkan bgmn konsekwensinya…nyahook ! Semuanya hehe

85. DPR tdk mungkin mau ambil alih segera revisi UU Pilpres, pasti serahkan pada Presiden utk terbitkan Perppu. SBY pasti pura2 menolak dulu

86. Setelah tarik ulur sebentar dgn DPR, akhirnya nanti SBY setuju terbitkan Perppu, SETELAH mendengar pertimbangan KPU/Bawaslu dll hehe

87. Jadi, ttg jadwal, SBY seolah2 menyerahkannya kepada KPU, padahal sejak 6 bulan lalu, kami sdh dengar KPU diperintah utk susun skenario

88. KPU sdh diperintahkan istana utk susun skenario agar alasannya nanti cocok dgn jadwal pemilu/pilpres serantak yg sdh ditetapkan SBY hehe

89. Nah, dengan jadwal dan sistem pemilu baru, SBY akan kembali menang pemilu. Kok bisa ? Ya bisa. Bgmn caranya? Ada deh..nanti kmi bahas

90. Bgmn dgn konglomerat cina, china - arkansas connection yang pasti mencak2, sewot kebakaran jengglot krn jokowi kehilangan momentum?

91. Pasti mereka berusaha memancing kerusuhan karena dari awal, keinginan china berkuasa di RI melalui Jokowi adlah harga mati. Now or never

92. SBY tentu sdh siapkan semuanya : The Red Plan. Itu sebabnya moeldoko yang jadi panglima TNI. Profile -nya sempurna utk The Red Plan SBY

93. Namun, SBY juga pasang kunci, di TNI dibikin tripolarisasi : Moeldoko - Budiman - Gatot (ketiganya tdk akur satu sama lain).

94. Di Polri juga tripolarisasi : Sutarman - Ogroseno - Suhadi (tdk akur satu sama lain). SBY pegang kendali penuh di TNI - Polri. Kereeen !

95. Bagaiman pasukan tempur pemukul ? Aman. 9 Divisi (6 di kodam dan 3 di Konstrad) sdh dlm genggaman SBY. Semua Dan Div sdh dipanggil SBY

96. Satu per satu dgn waktu yang berbeda 9 komandan divisi tsb sdh dipanggil menghadap SBY dan nyatakan kebulutan tekad dukung SBY ! Asyikk

97. Jika massa bayaran konglomerat pendukung Jokowi macam2, brimob dan TNI sdh siap ! Sikat ! SBY senang2 saja. Pemilu bs mundur lagi heuheu

98. Rusuh atau tdk paska keputusan MK mengenai pemilu serantak, sama saja bagi SBY. Semua sdh planingnya. Mantap !! Luar biasa jenius SBY !

99. Lalu, kemana arah atau apa tujuan akhir dari The Red Plan SBY ini ? Nanti kita bahas…kuat Iman utk menghadapi The Red Plan SBY…..!!


(Mahfud MD: Tidak Ada Intervensi Petinggi Partai Demokrat)
http://matanews.com/2014/01/13/mahfud-md-tidak-ada-intervensi-petinggi-partai-demokrat/
2Suka ·  ·