Pahlawan Nasional Yang Misterius
Kepastian bahwa kerangka yang
ditemukan dari makam tanpa nisan (2009) di Desa Selopanggung, kaki
Gunung Wilis, Kediri, Jawa Timur adalah kerangka Pahlawan Nasional Tan
Malaka masih harus menunggu hasil identifikasi forensik Deoxyribonucleic Acid (DNA).
Walau demikian, berdasar
penelitian sejarah yang dilakukan Harry Poeze dari KTTLV Belanda
terhadap sosok Tan Malaka sejak tahun 1972 pemerintah sudah sewajarnya
membangun makam Tan Malaka di Taman Makam Pahlawan Kalibata sebagai ikon
pejuang.
Pemerintah RI menobatkan Tan
Malaka sebagai Pahlawan Nasional pada Maret 1963, tetapi sejarah
mengenai kehidupannya tetap misterius. Sejak gugur pada 1949, kematian
dan jasad Tan Malaka dirahasiakan.
Menurut Harry, pembunuhan atas
Tan Malaka dilakukan atas perintah Kolonel Sukotjo dari Brigade
Surakhmat yang merupakan bagian dari Divisi Brawijaya saat itu. Tan
Malaka ditembak saat lari dari kejaran TNI karena dianggap berbahaya
untuk TNI, terlalu kiri dan terlalu kritis pada tentara. Pada saat
gerilya dan situasi tidak menentu putusan menembak mati sering kali
terjadi.
Walau proses identifikasi DNA
Tan Malaka belum selesai, dari segi sejarah soal Tan Malaka selesai
sudah. Tinggal pemerintah mau atau tidak membangun makam untuk
menghormati Tan Malaka sebagaimana yang dilakukan pemerintah terhadap
pahlawan nasional lainnya.
Bila terpaksa bisa juga seperti
yang dilakukan pada Otto Iskandardinata, karena tidak diketahui
jasadnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengambil setumpuk pasir dari
Pantai Mauk di Banten, tempat Otto diduga dibunuh. Pasir itu dibawa ke
Lembang Bandung untuk dibangun makamnya agar generasi muda mengetahui
makam pahlawannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar