Dompu, FaktaPos.com - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat menegaskan tindakan polisi dalam membubarkan paksa warga yang memblokir pelabuhan penyebrangan Sape di kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, telah memenuhi prosedur.
"Tugas polisi itu melindungi, mengayomi,
melayani dan penegakan hukum. Penegakkan hukum yang terjadi Sabtu lalu
itu sudah melalui mekanisme prosedur tetap pengendalian stabilitas
Kamtibmas," kata Kepala Polda NTB Brigjen Arief Wahyunadi, Senin
(26/12).
Selama dua hari ini, Arief berkantor di
Kabupaten Bima untuk memastikan keamanan Kabupaten Bima, terutama
Kecamatan Sape dan akses pelabuhan penyebrangan Sape menuju Provinis
NTT.
Ia mengatakan, sebelum terjadi insiden berdarah itu, polisi sejak dua hari sebelum bentrokan terjadi, telah melakukan pendekatan yang menggunakan pola humanis.
Bahkan, beberapa kali polisi meminta
warga untuk membubarkan diri dengan tertib. Pendekatan dengan cara
dialogis dan humanis itu, selalu mengalami kebuntuhan.
"Kita sudah ajak warga untuk membuka
blokir itu, namun warga tetap bersikeras tidak mau membukanya. Dengan
alasan penegakkan keamanan dan ketertiban masyarakat, tindakan itu kita
ambil," katanya.
Menurutnya polisi telah berkali-kali
mengeluarkan tembakan peringatan agar warga membubarkan diri, namun
warga malah melawan dengan melempari batu ke arah polisi.
Ia mengatakan, polisi terpaksa
membubarkan massa karena pengendara hendak menyeberang ke Provinsi NTT
guna merayakan Natal di kampung halamannya.
Arief menegaskan siap mempertanggungjawabkan tindakan pembubaran paksa tersebut karena sesuai prosedur.
Sementara itu, memasuki hari ke dua
pascapembubaran paksa dan pembakaran fasilitas milik pemerintah di
Kecamatan Lambu, suasana masih tegang di tiga desa yakni Desa Sumi, Rato
dan Lambu.
Informasi
yang dihimpun, warga di desa-desa tersebut masih mempersenjatai diri
dengan senjata tajam seperti parang dan tombak, sementara polisi belum
berani mendekati mereka dan hanya menjaga di luar desa untuk
mengatisipasi bentrok susulan.
Bahkan polisi melarang masuk wartawan yang hendak meliput di desa tersebut. (atr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar